VIRUS CORONA
Jawaban Menkes Terawan Soal Harga Masker Melonjak Tinggi Imbas Virus Corona: Gak Usah Beli
"Untuk yang sakit supaya tidak menulari orang lain kalau sakit. Tapi yang sehat enggak perlu," ujar Terawan.
Jawaban Menkes Terawan Soal Harga Masker Melonjak Tinggi Imbas Virus Corona: Gak Usah Beli
TRIBUNBATAM.id - Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto memberikan tanggapan terkait harga masker yang melonjak di Indonesia.
Terawan tidak heran dengan harga masker yang mengalami kenaikan karena diburu masyarakat setelah munculnya virus corona di China.
Sementara itu, ia justru menyalahkan orang-orang yang terlanjur membeli masker.
Menurutnya, orang yang sehat tidak perlu menggunakan masker untuk mengantisipasi virus.
Terawan mengatakan orang menggunakan masker hanya digunakan oleh orang sakit agar tak menularkan penyakitnya ke lingkungan sekitar

Akan tetapi, ia menilai masyarakat Indonesia justru ramai-ramai menggunakan masker meski dalam kondisi sehat pasca munculnya virus corona.
"Enggak usah (pakai masker). Masker untuk yang sakit," tegas dia.
Terawan juga menyebut perwakilan dari World Health Organization (WHO) di Indonesia juga memiliki pendapat serupa.
"Dr. Paranietharan dari WHO bilang, enggak ada gunanya (orang sehat pakai masker)."
"Untuk yang sakit supaya tidak menulari orang lain kalau sakit. Tapi yang sehat enggak perlu," ujar Terawan.
Lebih lanjut, ia tak menjelaskan lebih rinci saat ditanya apakah pemerintah akan turun tangan dalam mengatasi lonjakan harga masker ini.
238 WNI Pulang dari Natuna Usai Karantina Virus Corona
Sebanyak 238 WNI peserta observasi di Natuna dipulangkan ke daerahnya masing-masing, Sabtu (15/2/2020).
Mereka telah selesai menjalani masa karantina selama 14 hari, sejak tiba dari Wuhan, China, Minggu (3/2/2020) lalu.
Hari ini para peserta observasi akan diterbangkan ke Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, sekira pukul 12:00 WIB.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto menyampaikan ada perwakilan dari daerah untuk menjemput di Jakarta.
Menurutnya, ada 30 provinsi sudah memastikan akan melakukan penjemputan putra-putri daerahnya.