Viral Ramalan di Buku The Eyes of Darkness Terbit 1981, Tulis Virus Wuhan-400, Identik Virus Corona

Heboh sebuah buku yang diterbitkan pada 1981 yang 'meramalkan' wabah pandemi yang sedang dihadapi dunia pada tahun 2020.

KOLASE/Istimewa/ Taiwan News
Kutipan buku The Eyes of Darkness terbitan tahun 1981 yang memrediksi wabah pandemik di Wuhan, China 

TRIBUNBATAM.id - buku terbitan tahun 1981 menjadi perbincangan di dunia maya.

Buku berjudul The Eyes of Darkness itu di dalamnya berisi ramalan munculnya wabah pandemi di Wuhan, China.

Belakangan ini heboh sebuah buku yang diterbitkan pada 1981 yang 'meramalkan' wabah pandemi yang sedang dihadapi dunia pada tahun 2020.

Buku berjudul The Eyes of Darkness yang dirilis pada 1981 itu dikaitkan dengan virus corona.

Subjek bukunya bercerita tentang laboratorium swasta tentara Cina dalam perang dan senjata yang dikembangkan di laboratorium ini, yang mendorong para ahli teori konspirasi.

Dilansir dari Kompas.com, hingga Senin (17/2/2020) pagi, tercatat 69.288 kasus virus corona yang telah terkonfirmasi di seluruh dunia.

Berdasarkan data real-time yang dihimpun John Hopkins University, ada 1.670 kematian hingga hari ini.

Virus corona yang menjadi momok menakutkan dunia ini tidak ada dalam agenda.

Di satu sisi, sementara para ilmuwan dan pemerintah Cina sedang menyelidiki bagaimana menangani virus ini, yang telah menjadi masalah. Beberapa teori yang telah muncul, di sisi lain, menyeret orang ke ketakutan yang mendalam.

Bagian menakutkan dari cerita ini adalah bahwa virus itu bernama Wuhan-400, yang menunjuk ke Covid-19 yang pertama kali berasal dari Wuhan, Cina.

Mungkinkah buku ini murni kebetulan atau mungkinkah penulisnya telah menulis 'ramalan' 39 tahun yang lalu?

Dilansir dari Taiwan News via World of Buzz, seorang Penulis Amerika, Dean Koontz, menulis tentang seorang ibu, Christina Evans, yang melakukan perjalanan untuk mengetahui apakah putranya Danny masih hidup atau jika dia meninggal selama perjalanan berkemah.

Dia kemudian berhasil melacaknya ke fasilitas militer di mana dia ditahan setelah dia secara tidak sengaja terinfeksi mikroorganisme buatan manusia yang dibuat di pusat penelitian di Wuhan.

Kutipan dari buku itu menunjukkan percakapan antara Christina dan seorang pria di lab tempat putranya ditahan:

"Saya tidak tertarik dengan filosofi atau moralitas perang biologis," kata Tina.

"Saat ini aku hanya ingin tahu bagaimana Danny bisa berada di tempat ini."tulisnya

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved