VIRUS CORONA
Virus Corona Hantam Ekonomi Global, Pemerintah Bebaskan Pajak Hotel dan Restoran di Batam
Dampak virus corona, pemerintah bebaskan pajak hotel dan restoran di 33 wilayah, termasuk Batam dan Tanjungpinang
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Bukan hanya Singapura, dampak virus Corona juga menghantam ekonomi Indonesia, termasuk sektor pariwisata.
Virus Corona menjadi momok ekonomi dunia.
Dana Moneter Internasional ( IMF) menyatakan, wabah virus corona akan membuat pertumbuhan ekonomi global terpangkas 0,1 persen.
Adapun pertumbuhan ekonomi China akan merosot ke 5,6 persen pada tahun ini.
Lantas apa langkah pemerintah Indonesia?
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan berbagai jurus pemerintah untuk menangkal dampak virus corona terhadap perekonomian secara berkepanjangan.
• Apindo Batam Sebut Virus Corona di Singapura Lebih Bahaya Ketimbang Kisruh Politik di Malaysia
Salah satu jurus tersebut adalah meminta pemerintah daerah di 10 destinasi pariwisata untuk tidak menarik pajak hotel dan restoran kepada pengusaha.
Hal tersebut berlaku selama 6 bulan terhitung Maret 2020.
"Pemerintah daerah diminta untuk tidak memungut pajak hotel dan restoran selama enam bulan. Tapi pemerintah daerah nanti diganti pemerintah pusat 10 persen sendiri," ujar dia ketika memberi penjelasan di Jakarta, Rabu (26/2/2020).
Lebih lanjut dirinya mengatakan, pemerintah akan mengguyur pemerintah daerah sebesar Rp 3,3 triliun dari dana cadangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2020.
Adapun 10 destinasi wisata tersebut antara lain, Batam, Denpasar, Yogyakarta, Labuan Bajo, Lombok, Malang, Manado, Silangit, Tanjungpinang, dan Tanjung Pandan.
"10 destinasi pariwisata di 33 kabupaten dan kota tidak memungut pajak PHRInya. Namun pemerintah daerah tidak mengalami kerugian karena pemerintah pusat pasti mengompensasi mereka Rp 3,3 triliun," jelas Sri Mulyani.
"Kita harap ini bisa meningkatkan minat untuk travelling di dalam negeri maupun dari negara di luar RRT (Republik Rakyat Tiongkok)," ujar dia.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menjelaskan, langkah pemerintah dalam memberikan stimulus di bidang pariwisata dibutuhkan untuk mengompensasi penurunan permintaan di industri akibat virus corona.
Pasalnya, China yang merupakan pusat persebaran virus saat ini tengah mengisolasi negaranya setiap tahun menyumbangkan 2 juta turis asing ke Indonesia.