TRIBUN WIKI
Asal Usul dan Sejarah Bukit Daeng, Dikenal Jalur Tengkorak dan Lokasi Rawan Kecelakaan di Batam
Begini Asal Usul dan Sejarah Bukit Daeng, Jalur Tengkorak dan Lokasi Rawan Kecelakaan di Batam
Orang orang yang dikubur di daerah Muka Kuning adalah penghuni Batam yang datang dari luar negeri.
"Jadi Batam ini dulunya adalah daerah transit, jadi banyak pendatang di Batam,"kata Parlaungan.
• Bus Bimbar Tewaskan Calon Pengantin, Kecelakaan Maut di Bukit Daeng, Seruduk 4 Motor dari Belakang
• Maut Pisahkan Cinta Sri Wahyuni-Arief Wijanarko, Tragedi Calon Pengantin di Bukit Daeng Batam
Menjadi jalan protokol yang menghubungkan antara Mukakuning dan Batuaji, bukit ini terkenal rawan kecelakaan.
Sebagaimana jalan protokol lain lain, satu arahnya memiliki dua lajur dengan ukuran badan jalan yang lebar.
Untuk mendapatkan gambaran yang utuh, akan digambarkan kondisi Bukit Daeng ini dari dua arah tersebut dan di puncaknya terdapat tikungan.
Bukit ini memiliki kontur tanjakan dengan tingkat kemiringan 70 dejarat dari arah Mukakuning, sedangkan turunannya sedikit lebih landai dengan kemiringan hanya 45 derajat.
Turunan yang terkesan santai ini cukup panjang tetapi banyak pengendara yang kerap memanfaatkan laju kendaraannya pada posisi maksimum.
Dan dari arah sebaliknya, apabila dari arah Batuaji atau simpang Barelang, maka pengendara akan menanjaki bukit landai terlebih dahulu, kemudian turun pada kecuraman tajam 70 derajat tersebut.
Sebelum habis turunan tajam itu, pengendara juga akan menemukan tikungan ringan hendak memasuki jalan raya yang memisahkan dua sisi dam Mukakuning.
Data kecelakaan

Diketahui, sepanjang tahun 2019 lalu, Jalan R. Suprapto sendiri menyumbang angka terbanyak dengan total 70 jumlah kejadian.
Data ini berdasarkan hasil evaluasi pihak Kepolisian Resor (Polres) Barelang di tahun 2019, mulai dari bulan Januari hingga bulan Desember.
Dari 70 lakalantas di Jalan Suprapto sendiri, tercatat sebanyak delapan orang meninggal dunia dan tujuh orang mengalami luka berat.
Sedangkan untuk korban luka ringan mencapai 98 orang. Kerugian materil akibat lakalantas di Jalan Suprapto pun tercatat sebesar Rp 145,5 juta.
Kerugian materil itu menjadi total kerugian tertinggi dari 13 blackspot (titik rawan) lainnya di Kota Batam.