Wakil Presiden Iran Positif Terinfeksi Virus Corona, Pemerintah Batalkan Sholat Jumat di Teheran
Wakil Presiden Iran Masoumeh Ebtaker positif terinfeksi Virus Corona atau Covid-19, Jumat (28/2). Dan hari ini, Pemerintah Iran membatalkan Sholat Jum
Virus Corona serang Wakil Presiden Iran, Sholat Jumat pun Dibatalkan di Teheran
IRAN, TRIBUNBATAM.id - Virus Corona saat ini menghantui Negara Iran. Bahkan orang no 2 di Negara yersebut positif terjangkit Virus mematikan tersebut.
Dengan adanya temuan tersebut, pemerintah Iran mengambil kebijakan untuk membatalkan solat Jumat di Kota teheran.
Wakil Presiden Iran Masoumeh Ebtaker positif terinfeksi Virus Corona atau Covid-19, Jumat (28/2). Dan hari ini, Pemerintah Iran membatalkan Sholat Jumat di Kota Teheran.
Dilansir oleh New York Times, Wakil Presiden Iran Urusan Wanita dan Keluarga, Masoumeh Ebtekar adalah satu di antara 254 orang yang terinfeksi virus di negara Timur Tengah itu, di mana telah menewaskan 26 orang.
Terungkapnya Virus Corona yang menyerang Ebtekar itu terjadi sehari setelah rapat kabinet di mana dia berhubungan dekat dengan para pemimpin pemerintah lainnya, termasuk Mr. Rouhani.
Sebuah foto yang diposting oleh wartawan BBC Persia di Twitter menunjukkan dia duduk beberapa meter dari presiden.

Ebtekar, salah satu dari empat wakil presiden, dikenal oleh orang Amerika sebagai "Mary" selama krisis penyanderaan di Teheran empat dekade lalu,
ketika, sebagai seorang revolusioner muda, ia adalah seorang juru bicara bagi para penculik dari 52 orang Amerika yang ditahan di Amerika Serikat. Kedutaan.
Kasus Virus Corona di Iran meningkat 106 dalam 24 jam terakhir, kementerian kesehatan negara itu mengumumkan pada hari Kamis.
Korban tewas negara itu lebih tinggi dari pada negara mana pun kecuali China, tempat epidemi dimulai.
Wabah itu telah mendorong pemerintah Iran untuk membatalkan salat Jumat di Teheran.
Juru bicara kementerian kesehatan Kianush Jahanpur mengatakan,
ada juga rencana untuk memberlakukan pembatasan di beberapa situs suci umat Muslim di Iran, tetapi rencana itu "perlu persetujuan presiden sebelum dilaksanakan".
Kantor berita Iran, IRNA, mengatakan warga negara China telah dilarang memasuki negara itu.
