Warga Takut: Gerombolan Monyet Liar Galang Ikut Sebarkan Virus
Gerombolan monyet liar adalah ‘destinasi” wisata khas di Pulau Galang. “Jumlahnya semua bisa 1.000,” kata Abu Nawastewe (51), personel pengamanan Kaw
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Gerombolan monyet liar adalah ‘destinasi” wisata khas di Pulau Galang.
“Jumlahnya semua bisa 1.000,” kata Abu Nawastewe (51), personel pengamanan Kawasan Kamp Ex-Pengungsi Vietnam (Sinam) Galang, kepada Tribun, Rabu (4/3) sore.
Abu sudah lebih dua dekade bekerja di kamp itu.
Pria asal Pulau Panjang, Galang ini digaji oleh Direktorat Pengamanan (Ditpam) BP Batam.

Saat proses pemulangan pengungsi tahun 1997, Abu sudah mencari nafkah dari kawasan ini.
Jika kelak kamp Ex Pengungsi Vietnam jadi Rumah Sakit Khusus pasien penyakit menular, seperti Virus Corona, dikhawatirkan, monyet ekor panjang
(Macaca fascicularis) ini, justru akan jadi ‘penyebar’ virus.
“Monyetnya sudah pintar, kalau akhir pekan, mereka tambah banyak dari hutan, kalau malam balik lagi,” kata Abu.
Dia kerap mendapat monyet-monyet itu masuk ke bangunan atau situs eks Vietnam. “Mereka cari sisa-sisa makanan, kalau subuh atau sore,” ujar Abu menceritakan kebiasaan monyet liar itu.
Sejak masuk kawasan di sekitar Jembatan 4 Barelang ini, primata berekor ini jadi penonton para turis.
Mereka tahu, para turis itu akan memberinya makan. Kacang, roti, dan huah-buahan lain.
Monyet
Sekadar diketahui, akhir pekan lalu, laboratorium kesehatan Amerika, US National Institutes of Health (NIH), melansir bahwa monyet termasuk salah satu binatang yang paling rentan terhadap virus ini.
Dilansir Daily Mail, Senin (24/2/2020) lalu), mengkonfirmasikan sekitar 8 dari 24 ekor monyet ekor panjang, dilaporkan meninggal dunia, setelah “jadi binatang uji coba’ penyebaran virus COVID-19 ini.
Peneliti bio medik dari laboraturium di dunia, memang kerap menjadikan monyet, tikus, dan bindatang primata lain, sebagai ‘Kelinci Percobaan” efektifitas vaksin atau obat penangkal virus.
Struktur biologis kera, memang tak jauh berbeda dengan rhesus macaques, kera ekor panjang yang banyak ditemukan di Indonesia dan daerah tropik lain.
Tokoh Pemuda Pesisir Batam Rempang dan Galang (Barelang) Zulfikal Bulang (27), mengaku khawatir jika RS khusus itu dibangun, tanpa memperhatikan fauna khas di Pulau Galang.
“Kalau pasien bisa dikontrol, bisa diisolasi, tapi kalau monet liar galang, bisa Tak..?” kata sarjana Hukum dari Universitas Kepulauan Riau ini.
Organisasi kemasyarakat berbasis pemuda tempatan ini, khawatir, monyet-monyet liar di sekitar eks kamp Vietnam, justru akan jadi media penyebar virus ke warga sekitar.
Sekitar 0,9 km dari kawasan eks Kamp Vietnam, ada kampung Sijantung. Ada sekitar 197 Kepala Keluarga, dan 660 orang yang hidup di sekitar kampung ini.
Kepala Kelurahan Sijantung, Kecamatan Galang, Bahtera kepada Tribun, Rabu (04/03/2020), juga mengaku khawatir.
Eks Kamp Vietnam adalah salah satu pusat penghasilan sebagian warga Pulau Galang selain bertani dan nelayan juga bertumpu pada sektor parawisata.
“Warga Galang banyak yang bekerja disitu, ada yang berjualan minuman, makanan, air, kuliner hingga penyedia jasa sewa tikar,” ujarnya.
Dan itu bukan jumlah yang sedikit, Galang telah menjadikan itu sebagai aktivitas sumber penghasilan sebari-hari untuk mengais rezeki.
Bahkan, kata di setiap bulannya ada ribuan pengunjung yang datang berwisata ke pulau Galang.
Bahtera memperkirakan jika rumah sakit tersebut nantinya didirikan maka Galang akan sepi pengunjung. (lam/kdk/zil)