VIRUS CORONA

Harganya Melejit, Benarkah Masker Efektif Mencegah Virus Corona? Ini Penjelasan Ahli

Harganya Melejit, Benarkah Masker Efektif Mencegah Virus Corona? Simak Penjelasan Ahli Disini

Malay Mail/Sayuti
Ilustrasi / Seorang siswa memasang masker di sebuah sekolah di Penang, Malaysia, Rabu (18/9/2019). 

"Bisa saja seorang penderita corona yang batuk atau bersin menutupnya dengan tangan."

"Kemudian dalam telapak tangan itu ada percikan ludahnya dan bisa memegang apa saja," tegasnya melalui kepada Tribunnews melalui sambungan telepon.

Ia menerangkan misal penderita itu memegang sesuatu maka virus bisa berpindah ke tangan orang lain.

"Yang paling sering kan misalnya memegang pintu, naik tangga, atau memencet nomor lift dan semacamnya."

"Itu bisa menyebabkan kuman yang ada berpindah ke tangan orang lain."

"Kemudian tangan tersebut memegang hidung, mulut atau mengucek mata itu bisa berpindah," tutur Dokter Spesialis Paru Konsultan itu.

dr Revi menerangkan bila penularan melalui kontak langsung adalah penularan terbanyak.

Warga membeli masker di salah satu toko alat kesehatan di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, Selasa (3/3/2020). Isu merebaknya wabah Corona di Indonesia menyebabkan penjualan masker di Pasar Pramuka meningkat tajam meski dalam sepekan harga melambung tinggi. Harga masker di pasar ini dibanderol Rp65.000-Rp1,5 juta per boks, naik tajam dari harga sebelum isu Corona menyebar, yakni Rp20.000 hingga Rp150 ribu per boks. Harga masker yang naik tajam adalah jenis N-95 karena kualitas bagus dan stok di pemasok semakin langka. Tribunnews/Jeprima
Warga membeli masker di salah satu toko alat kesehatan di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, Selasa (3/3/2020). Isu merebaknya wabah Corona di Indonesia menyebabkan penjualan masker di Pasar Pramuka meningkat tajam meski dalam sepekan harga melambung tinggi. Harga masker di pasar ini dibanderol Rp65.000-Rp1,5 juta per boks, naik tajam dari harga sebelum isu Corona menyebar, yakni Rp20.000 hingga Rp150 ribu per boks. Harga masker yang naik tajam adalah jenis N-95 karena kualitas bagus dan stok di pemasok semakin langka. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Meski begitu, lanjut dr Revi, ada jenis penularan lain yang kemungkinan menjadi penularan kedua terbanyak.

"Kedua yakni penularan dari droplet, yaitu penularan yang berpindah dari saluran nafas seseorang ke orang lain," ujarnya.

Untuk itu ia menerangkan jika pemakaian masker lebih disarankan kepada orang yang menjadi sumber penularan.

"Kalau sumber penularan menutup mulutnya dengan masker berarti orang lain aman karena sumbernya sudah tertahan," ujarnya.

Selain itu dr Revi menuturkan petugas kesehatan yang beresiko tinggi tertular virus corona lebih diutamakan pula untuk memakai masker.

"Kalau yang lainnya, yang tidak sakit dan beresiko tinggi tertular itu misalnya petugas kesehatan."

"Seperti perawat, dokter, atau petugas laboratorium itu beresiko tertular sehingga perlu mengenakan masker," tegasnya.

Selain petugas kesehatan, keluarga terdekat yang memiliki close contact dengan pasien pun beresiko tinggi tertular.

Untuk itu, dr Revi menyampaikan selain orang-orang yang beresiko tinggi tertular, penggunaan masker tidak begitu efektif.

"Kalau yang tidak beresiko tinggi itu tidak perlu (memakai masker -red) karena tidak efisien."

"Kalau mau memakai juga boleh saja tetapi tidak efisien," terangnya.

 (Tribunnews.com/Maliana)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Harganya Kini Melejit, Benarkah Masker 'Efektif' untuk Mencegah Virus Corona? Ini Kata Ahli

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved