Isi Ruang Isolasi & Perlakuan Tim Medis ke Pasien Corona, Curhat Sulit Interaksi & Serba Steril
Seorang pasien memakai ponselnya mengungkap apa saja yang ia dapatkan selama menjalani perawatan.
Isi Ruang Isolasi & Perlakuan Tim Medis ke Pasien Corona, Curhat Sulit Interaksi & Serba Steril
TRIBUNBATAM.id- Baru-baru ini terungkap ke media isi ruang isolasi dan perlakukan tim medis ke pasien Corona.
Seorang pasien memakai ponselnya mengungkap apa saja yang ia dapatkan selama menjalani perawatan.
Mulai dari aktivitas serba steril hingga sulitnya berinteraksi bahkan dengan keluarga sekalipun.
Berikut cerita selengkapnya.
Seorang pasien virus corona mengungkap bagaimana dirinya terkungkung di ruangan steril yang jauh dari interaksi sosial.
Ia bercerita bagaimana dirinya melewati hari-hari yang melelahkan di ruangan sterilisasi tersebut.
Dikutip TribunJatim.com dari thewuhanvirus.com via Tribun Style, Covid-19 telah menginfeksi 91.316 orang di 77 negara di dunia dan 706 penumpang kapal pesiar Diamond Princess, per Selasa (3/3/2020) sore.
Salah satu negara yang turut terjangkit virus asal Wuhan China, itu adalah Singapura.

Di Singapura, 108 orang telah terinfeksi virus corona.
78 orang dilaporkan telah sembuh.
Satu di antaranya adalah Julie.
Dalam video yang diunggah BBC.com, wanita 53 tahun itu menceritakan awal mula dirinya dinyatakan positif corona.
Julie mengungkapkan, dia sempat terkena demam pada 3 Februari 2020.
Kala itu, suhu tubuhnya mencapai 38,2-38,5 derajat Celcius.
• Obatnya Belum Ada, Terungkap Rahasia Kesembuhan Semua Pasien Virus Corona di Vietnam, Bisa Ditiru?
Lantas, ia meminum obat penurun panas.
Julie tak berpikiran apa pun.
Dia merasa sedikit lelah.
Wanita asal Singapura itu pun mengingat, dirinya sempat tidur seharian untuk memulihkan kesehatan.
Kemudian, demamnya pun hilang.
"Di sisa minggu, aku baik-baik saja," kata Julie.
"Aku tidak mengalami apa-apa, bahkan pilek atau batuk sekalipun," imbuhnya.

Namun, pada 7 Februari 2020, Julie terbangun pagi-pagi sekali.
Dia merasa seolah kamarnya berputar.
Keesokan harinya, Julie didiagnosis positif terjangkit Covid-19.
Julie ditempatkan di ruang isolasi.
Saat menjalani perawatan, ia juga sempat mendokumentasikan perkembangannya di dalam ruang isolasi.
Julie menceritakan, ruang isolasi yang dia tempati seperti ruangan pada umumnya.
• Arema FC vs Persib Bandung Kick Ogg 15.30 WIB, Robert Antusias: Kami Punya Tim Bagus
Ruangan memiliki empat dinding dengan sebuah pintu.
Makanannya pun ditempatkan di dalam kotak tembus pandang khusus yang aman dan steril.
Begitu pula dengan obat-obatan, pakaian, dan handuk yang ia terima.
Selain itu, Julie juga menjelaskan bagaimana interaksi yang dia hadapi di ruang isolasi.
Julie menyebut, dirinya diperbolehkan untuk menggunakan ponsel, baik untuk mengirim pesan maupun video call.
Namun, dia tidak melakukan kontak langsung dengan manusia.
"Aku hampir merasa seperti ingin mengetuk dinding dan berbicara dengan pasien di ruangan sebelah, hanya untuk ngobrol dengan manusia," ujar Julie.
Perjuangannya tak hanya sampai di situ.
Julie juga sempat mengalami masa kritis.
"Satu hal sulit yang aku hadapi adalah bernapas," ungkapnya.
"Paru-paruku menjadi sesak, benar-benar berusaha untuk bernapas," sambung Julie.
Ketika masa kritis, hari-harinya seketika berubah.
Dia bahkan tidak sadar bagaimana dirinya berusaha bernapas.
"Itu sangat melelahkan, mencoba bangun dari ranjang ke kamar mandi sekitar lima meter," ucapnya.
"Hanya berjalan ke kamar mandi saja butuh perjuangan," imbuh Julie.
Jalan dari ranjang ke kamar mandi membutuhkan perjuangan bagi Julie. (BBC)
Kala itu, yang Julie rasakan hanyalah tidak mampu berjalan lama-lama.
Sebab, untuk bernapas pun dia tersengal-sengal.
Jika Julie lelah, ia segera duduk.
• 4 Calon Pemimpin Ibu Kota Baru yang Telah Diumumkan Presiden Jokowi, Ahok BTP Calon Kuat
"Itu adalah sesuatu yang tidak pernah terjadi padaku sebelumnya," kata Julie.
Setelah sembilan hari dirawat, Julie dinyatakan sembuh.
Ia pun diperbolehkan dokter untuk pulang.
"Aku hanya berpikir bahwa ini adalah flu yang sedang menjadi pusat perhatian dunia," ucapnya.
"Orang-orang khawatir karena mereka tidak tahu apa pun saat itu, mereka hanya tahu sedikit saja (tentang virus corona)," tambah Julie.
Di akhir video, Julie berpesan bahwa ketakutan seseorang justru melahirkan banyak ketidaktahuan dan prasangka. (Citra Agusta Putri/Tribunnews)
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Isi Ruang Isolasi & Perlakuan Tim Medis ke Pasien Corona, Curhat Sulit Interaksi hingga 'Prasangka', https://jatim.tribunnews.com/2020/03/05/isi-ruang-isolasi-perlakuan-tim-medis-ke-pasien-corona-curhat-sulit-interaksi-hingga-prasangka?page=all.
Penulis: Ignatia