BP BATAM GELAR SHALAT ISTISQA
BREAKING NEWS - BP Batam Gelar Shalat Istisqa Untuk Meminta Hujan
Tepat pukul 08.53 WIB Shalat Istisqa atau shalat minta hujan dimulai di halaman ataupun Parkiran kantor BP Batam, Jumat (6/3/2020).
Yang spiritualnya, Jumat (6/3/2020) hari ini, otorita mengundang warga intuk ikut menunaikan salat minta hujan (istisqa) di Pelataran Parkir BP Batam, Kawasan Engku Putri, pusat pemerintahan Batam.
“Shalat ini kami selenggarakan sebagai bentuk pengharapan dan doa kepada Allah SWT untuk menurunkan hujan di Batam. Mengingat kondisi waduk-waduk sudah berada di titik kritis,” ujar Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam Dendi Gustinandar.
“Shalat Istisqa akan kita mulai pukul 09.00 WIB sampai dengan selesai. Ibadah ini juga terbuka untuk umum. Seluruh masyarakat muslim yang bermukim di sekitar Batam Center kami undang dengan tangan terbuka untuk bersama-sama melaksanakan shalat ini di pelataran parkir BP Batam,” tutup Dendi.
Shut-Down
Badan Pengusahaan (BP) Batam bersama PT ATB, menyiapkan langkah antisipasi terhadap ancaman krisis air.
Tanpa antisipasi, maka 6 Juli 2020, Dam Duriangkang yang menyuplai 70 persen air di Batam, akan di-shut down.
BP Batam bersama PT Adhya Tirta Batam (ATB) menyiapkan langkah rationing atau penggiliran, memompa air dari Waduk Tembesi, hingga menyiapkan hujan buatan.
Hal ini disebutkan oleh Direktur Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan Binsar Tambunan.
"Kondisi sekarang memang Batam sangat kekurangan air hujan atau air baku. Kita mengantisipasi kondisi curah hujan," ujar Binsar saat konfrensi pers di Bida Marketing BP Batam, Kamis (5/3/2020).
Diakuinya langkah antisipasi kelangkaan air selain rationing atau penggiliran, dengan melibatkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Ia melanjutkan mulai minggu depan, akan membicarakan dengan BPPT untuk menggunakan teknologi modifikasi cuaca penerapan teknologi TMC BPPT.
"Mereka sudah pernah melakukan, dari tidak hujan, menjadi hujan dengan menambah garam untuk mengubah arah angin," ungkap dia.
Kajian pemilihan teknologi buatan, lanjutnya membutuhkan biaya lebih murah, atau sekitar Rp100 juta. Dimana, dibutuhkan pelaksanaan kajian selama 14 hari kerja.
"Kita akan melakukan kajian secara cepat, untuk mengambil sikap," tuturnya.
Saat ini, Dam Tembesi sudah disiapkan untuk dikelola. Namun lelang pengelolaan belum dilakukan.