TRIBUN WIKI

Sejarah dan Asal Mula Nama Kecamatan Meral di Karimun, Berasal dari Nama Bajak Laut

Meral merupakan salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten Karimun dengan 6 kelurahan. Berikut sejarahnya.

tribunbatam.id/elhadifputra
Lampu hias yang terpasang di jalan raya Meral Kota, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri. 

TRIBUNBATAM.id - Meral merupakan salah satu kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Karimun dan terdiri dari 6 kelurahan.

6 kelurahan di Meral tersebut antara lain, Kelurahan Meral Kota, Kelurahan Baran Barat, Kelurahan Baran Timur, Kelurahan Sungai Raya, Kelurahan Parit Benut dan Kelurahan Sungai Pasir.

Salah satu yang paling terkenal dari kecamatan ini adalah bangunan Masjid Agung Karimun Meral.

Masjid berwarna hijau dan kuning ini dibangun pada 2003 dengan luas bangunan 2.500 m2.

Kecamatan Meral dulunya adalah pusat pemerintahan kabupaten Karimun yang kini sudah dialihkan ke Tanjung Balai.

Asal usul nama Meral

Dilansir dari situs resmi Disbud Kepri, Pulau Karimun pada masa Kerajaan Riau-Lingga yang berpusat di Pulau Penyengat merupakan sebuah wilayah dengan pusat pemerintahan di Meral.

Sedangkan sekarang, pusat pemerintahan berada di Tanjung Balai.

Asal Usul Simpang Base Camp, Dulunya Dikenal Dengan Simpang Rindu Malam

Pada saat kerajaan Malaka jatuh ke tangan Portugis, Sultan Mansyur Syah yang memerintah pada masa itu memberikan larangan Zuriat ( Keturunan raja-raja Malaka) tinggal di Malaka, hal itu dilakukan demi menjaga kelangsungan kehidupan keturunannya.

Menurut perkiraan Sultan Malaka, apabila Malaka tetap melawan Portugis maka keturunan mereka akan musnah, mengingat orang-orang Portugis selain memiliki pengaruh yang kuat juga mempunyai peralatan senjata yang lengkap.

Karena suasana yang tidak memungkinkan, akhirnya Sultan Mansyur Syah menganjurkan untuk mencari tempat yang baru yaitu mendirikan kerajaan-kerajaan kecil di tempat lain.

Tidak lama kemudian, muncullah kerajaan-kerajaan kecil kecil seperti Kerajaan Indrasakti yang berkedudukan di Pulau Penyengat, Kerajaan Indraloka yang berkedudukan di Pulau Temasek, Kerajaan Indrapura yang berkedudukan di Rengat dan Kerajaan Indrapuri yang berkedudukan di Pulau Langkat, kelima kerajaan ini merupakan pecahan dari Kerajaan Malaka.

Sementara itu, rakyat dari Kerajaan Malaka berpencar dan di antaranya tinggal di Pulau Karimun.

Selat Malaka merupakan jalur pelayaran kapal-kapal dari luar negeri yang berdagang ke Asia Timur.

Kapal-kapal yang melalui jalur ini tidak selalu aman karena sering terjadi perompakan di tengah laut oleh para lanun atau bajak laut.

Mereka berasal dari orang-orang yang menetap di pulau-pulau sekitar Kepulauan Riau, seperti Pulau Karimun.

Dari sekian banyak lanun, ada seorang lanun yang bernama Pameral merupakan kepala lanun kelas satu yang tinggal di Pulau Karimun.

Raja Kerajaan Riau-Lingga yang memerintah di Pulau Penyengat sering mendapat laporan dari keamanan lautnya bahwa diperairan laut mereka sering terjadi perompakan diatas kapal-kapal yang melintasi di daerah ini.

Oleh sebab itu, diadakan perundingan di antara pembesar kerajaan.

Salah seorang menteri mengusulkan untuk menangkap kepala lanun yang bernama Pameral tersebut.

Pameral pun ditangkap dan dibawa ke Pulau Penyengat untuk dimasukkan ke penjara.

Beberapa bulan setelah Pameral ditangkap, keadaan menjadi tidak aman.

Bahkan frekuensi perompakan menjadi lebih tinggi.

Para pembesar kerajaan mengadakan perundingan kembali atas masalah yang sama.

Setelah perundingan, Pameral dipanggil untuk menghadap Sultan.

Dalam pemanggilan itu, Pameral diberi tugas untuk mengamankan daerah tersebut dengan jamainan Pameral akan bebas dari hukuman pancung jika daerah tersebut aman.

Berkat Pameral, wilayah tersebut menjadi aman.

Atas jasa-jasa tersebut, Pameral diangkat oleh  Raja menjadi Batin pertama didaerah tersebut.

Raja pun berkenan memberi tanah /daerah tersebut kepada Pameral.

Tak lama kemudian, Raja Abdul  Rahman yang berkedudukan di Pulau Penyengat mengangkat wakil raja yaitu Raja Abdullah menjadi Amir pertama di daerah ini.

Daerah tersebut sekarang dikenal menjadi daerah Meral. (TRIBUNBATAM.id/Widi Wahyuningtyas)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved