TRIBUN WIKI
Indonesia Bakal Gelar Tes Corona Massal, Simak Dulu Tahapan Tes RT-PCR
Indonesia menggunakan tes RT-PCR untuk mendeteksi pasien positif corona. Pahami dulu tahapan tes yang akan dilalui.
TRIBUNBATAM.id - Sejak awal kemunculannya pada akhir Desember 2019, virus corona telah menginfeksi lebih dari 180.000 jiwa di lebih 150 negara.
Virus ini mengakibatkan sejumlah gejala ringan seperti deman, batuk, sakit tenggorokan, dan sulit bernafas.
Namun, tak sedikit pasien yang dinyatakan positif tanpa menunjukkan gejala sama sekali.
Positif dan negatifnya seseorang dari infeksi virus corona hanya dapat diketahui dari proses uji laboratorium atau tes yang dilakukan.
Perlu diingat, tidak semua rumah sakit atau laboratorium memiliki kapasitas untuk melakukan serangkaian tes ini.
Hanya rumah sakit yang telah tersertifikasi yang dapat melakukannya.
Berikut tahapan tes RT-PCR dikutip dari Kompas.
Tes usap
Laboratorium akan mengambil kapas khusus dan mengambil sampel dari bagian dalam tenggrokan atau hidung pasien yang diperiksa.
Aspirasi hidung
Selanjutnya, laboratorium akan menyuntikkan larutan saline ke hidung pasien dan melepas sampel dengan lembut.
Aspirasi trakea
Sebuah tabung tipis terang yang disebut sebagai bronkoskop akan dimasukkan ke dalam paru-paru pasien untuk mengambil sampel dari sana.
Tes dahak
Dahak merupakan salah satu jenis lendir yang berasal dari paru-paru yang bisa keluar dari batuk atau diambil sampelnya dari hidung menggunakan usapan.
Tes darah
Terakhir adalah tes darah.
Untuk mengetahui apakah pasien terinfeksi virus corona atau tidak adalah dengan melakukan teknik polimerase (PCR), yakni memperbanyak DNA sehingga lebih mudah dianalisis.
Uji laboratorium
Begitu berada di laboratorium, langkah pertama adalah memisahkan RNA dari semua partikel lain dalam sampel.
Ini disebut ekstraksi RNA.
Setelah RNA dimurnikan, langkah selanjutnya adalah menambahkan enzim reverse transcriptase yang mengubahnya menjadi DNA — beralih dari satu untai ke dua.
Kemudian DNA masuk ke tabung reaksi bersama dengan batch nukleotida longgar, enzim pembangun DNA, dan fragmen DNA pendek yang disintesis yang disebut primer.
Primer ini telah dirancang untuk menemukan dan mengikat segmen spesifik dari genom virus.
Dengan kata lain, mereka harus mengenali dan hanya memperkuat materi genetik dari virus, dan bukan dari hal lain yang mungkin ada dalam sampel, seperti DNA manusia atau bakteri.
Ini semua terjadi di dalam mesin PCR, instrumen yang menjalankan siklus suhu terkoordinasi.
Saat memanaskan tabung, heliks ganda DNA terpisah menjadi dua helai, memperlihatkan setiap sisi.
Ketika kemudian menurunkan suhu, primer mengunci ke segmen yang ditargetkan dari DNA yang terpapar.
Enzim menggunakan primer ini sebagai tempat awal dan mulai membangun untaian DNA komplementer sesuai dengan urutan yang terbuka.
Sekitar lima menit kemudian, di mana dulu ada satu untai DNA, sekarang ada dua.
Setelah 30 hingga 40 siklus proses ini, satu salinan DNA berlipat ganda menjadi ratusan juta.
Sudah cukup DNA yang dapat dideteksi oleh para ilmuwan.
Mereka melakukannya dengan pewarna fluoresen yang ditambahkan ke tabung reaksi selama fase amplifikasi PCR yang hanya bersinar di hadapan DNA.
Alat pengukur cahaya khusus di dalam mesin PCR kemudian membacakan pola fluoresensi ini untuk menentukan sampel mana yang memiliki virus di dalamnya dan mana yang tidak.
Metode ini tes RT-PCR inilah nantinya bisa menentukan apakan seseorang menderita Covid-19 atau tidak.
Sayangnya, tes ini hanya bisa dilakukan di laboratorium khusus.
Untuk itu, metode tes lain seperti Rapid test akan segera dilakukan di Indonesia karena bisa dilakukan di rumah sakit manapun. (TRIBUNBATAM.id/Widi Wahyuningtyas)