Alasan Sebenarnya Iran Menolak Bantuan Donald Trump Atasi Corona

Ali Khamenei menyatakan, Iran tidak akan pernah menerima bantuan Amerika Serikat atasi pandemi virus corona

Kompas.com
Donald Trump 

#Alasan Sebenarnya Iran Menolak Bantuan Donald Trump Atasi Corona

TRIBUNBATAM.id - Iran menolak tawaran bantuan penanganan virus corona dari Amerika Serikat.

Penolakan Iran tegas disampaikan pemimpin tertinggi Iran, Ali Khamenei.

Ali Khamenei menyatakan, Iran tidak akan pernah menerima bantuan Amerika Serikat meskipun negaranya sedang menghadapi ancaman serius virus corona.

Hubungan Iran dan AS memanas sejak kematian Jenderal Qassem Soleimani pada Januari 2020 lalu.

Iran sempat melancarkan balas dendam dengan membombardir pangkalan-pangkalan militer AS di Irak.

Sampai saat ini Iran masih menganggap AS sebagai musuh sehingga tegas menolak bantuannya untuk mengatasi virus corona.

Padahal sudah ada 12 pejabat Iran yang meninggal karena virus corona.

Ali Khamenei secara terang-terangan mengatakan kalau negaranya tak mempercayai sama sekali niat baik AS.

"Tidak ada yang memercayai Anda. Anda (hanya akan) mampu membawa ke negara kami obat yang akan menjaga virus tetap hidup dan mencegah pemberantasannya." kata Ali, Minggu (22/3/2020), dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Trump Tawarkan Bantuan Atasi Virus Corona, Iran Menolak'.

Iran telah menjadi salah satu negara yang paling parah terkena penyakit COVID-19 bersama dengan Italia, Spanyol dan Cina.

Kematian terakhir meningkatkan jumlah kematian resmi menjadi 1.685 berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan Iran.

Juru bicara Kementerian Kesehatan, Kianouche Jahanpour mengatakan bahwa lebih dari 1.028 kasus baru dalam 24 jam terakhir berarti total 21.638 orang kini dinyatakan positif mengidap virus itu.

Presiden AS Donald Trump telah menjatuhkan sanksi dan kampanye "tekanan maksimum" di Teheran atas program nuklirnya.

Meski begitu, Trump mengatakan pada 29 Februari bahwa Washington siap membantu Iran melawan virus jika para pemimpinnya memintanya.

Tetapi Khamenei mengulangi penolakan Iran, menuduh bahwa Washington, yang tidak memiliki hubungan diplomatik selama lebih dari 40 tahun, malah akan "mampu" mengintensifkan epidemi di republik Islam itu.

"Hari ini AS adalah musuh kami yang paling ganas dan berbahaya," kata Khamenei dalam pidatonya.

"Para pemimpin AS adalah pembohong, manipulator, kurang ajar dan serakah. Mereka adalah penipu," kata Khamenei, yang juga menyebut AS "benar-benar kejam" dan "teroris".

Usulan AS untuk membantu Iran dengan obat-obatan dan perawatan asalkan Iran meminta lebih dulu dianggap aneh oleh Khamenei.

Dia mencatat bahwa AS sendiri mengalami kekurangan yang mengerikan yang tidak hanya terjadi pada peralatan pencegahan penyakit tetapi juga obat-obatan.

Dia juga menambahkan dalam ucapannya kepada Washington, "Jika Anda memiliki sesuatu, gunakan untuk diri Anda sendiri."

Khamenei mengimbau kepada Iran bahwa "semua orang harus mengikuti instruksi" dari pihak berwenang dalam memerangi epidemi.

"Sehingga Tuhan Yang Maha Kuasa akan mengakhiri bencana ini untuk rakyat Iran, untuk semua negara Muslim dan untuk seluruh umat manusia," ujar Khamenei.

Jahanpour mengatakan provinsi Teheran telah melaporkan 249 kasus baru dan provinsi tengah Yazd mencatat sebanyak 84 pasien infeksi virus corona.

Untuk membatasi penyebaran virus, pihak berwenang telah meminta orang-orang untuk tidak bepergian selama perayaan Tahun Baru Persia (Nowruz) saat ini.

"Di Iran, sekitar 68 persen kematian akibat penyakit COVID-19 adalah orang berusia di atas 60 tahun", kata Jahanpour.

Dia menekankan bahwa perjalanan keluarga umumnya merupakan faktor paling berisiko untuk kelompok usia ini.

Majelis Pakar Ulama Iran Wafat Terinfeksi Virus Corona

Diberitakan sebelumnya, satu lagi pejabat Iran meninggal dunia karena terinfeksi virus corona, yakni Ayatollah Hashem Bathayi Golpayegani.

Pria 78 tahun iru merupakan anggota Majelis Pakar Ulama Iran. Dia menghembuskan nafas terakhir setelah dua hari dipastikan terserang COVID-19.

Kematian Ayatollah Hashem Bathayi Golpayegani menambah daftar pejabat Iran yang terserang virus corona dan meninggal dunia menjadi 12 pejabat.

Sedangkan sampai saat ini, masih ada 13 pejabat Iran dalam karantina karena suspect virus corona.

Ayatollah Hashem Bathayi Golpayegani meninggal pada Senin (16/3/2020).

Ayatollah adalah anggota dari sebuah badan pemerintah yang berwenang menunjuk pemimpin agung.

Kantor berita IRNA menyebutkan dia sempat dirawat di rumah sakit.

Sebagai pejabat negara, Ayatollah mewakili Teheran dalam Majelis Pakar, sebuah badan ulama beranggotakan 88 orang yang menunjuk dan memantau pemimpin agung Iran.

Sampai Senin (16/3/2020) telah 12 orang dari petinggi Iran, baik yang masih aktif maupun tidak, yang meninggal karena virus bernama resmi SARS-CoV-2 ini.

Sebelum Ayatollah, pejabat Iran lainnya yang meninggal adalah Mohammad Mirmohammadi (71) yang merupakan tangan kanan Pemimpin Agung Iran.

Virus corona juga telah merenggut nyawa anggota parlemen yang baru terpilih, dan mantan Duta Besar Iran untuk Vatikan, Hadi Khosrosashi.

Iran berjuang ekstra keras menahan penyebaran virus corona yang telah menginfeksi belasan ribu orang dan merenggut ratusan nyawa.

Data dari Worldometers menyebutkan, total ada 13.938 kasus infeksi virus corona yang terjadi di negara pimpinan Hassan Rouhani tersebut.

Jumlah korban meninggal adalah 724 orang, sedangkan 4.590 pasien dinyatakan pulih.

Angka kematian dan infeksi virus corona di Iran meningkat pesat sejak dua kematian pertama diumumkan pada 19 Februari.

Menurut Kementerian Kesehatan Iran yang dikutip AFP, tren peningkatan ini disebabkan meningkatnya jumlah tes yang dilakukan.

Banyak pasien dilaporkan mulai menunjukkan gejala beberapa hari setelah mereka terinfeksi.

Meskipun banyak pejabat dan warganya yang terserang COVID-19, hingga saat ini Pemerintah Iran belum melakukan lockdown seperti yang dilakukan China, Italia, dan beberapa negara lainnya.

Namun Iran telah menutup parlemen, melarang para peziarah berkumpul di makam suci, dan menunda putaran kedua pemilihan legislatif.

Para pejabat juga telah berulang kali mendesak warga untuk mematuhi pedoman dan tinggal di rumah, untuk menghentikan penyebaran virus corona.(*)


Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Alasan Iran Tolak Bantuan Donald Trump Atasi Corona, Masih Dendam Soal Kematian Qassem Soleimani?

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved