VIRUS CORONA DI BATAM

Data Terbaru Corona di Batam Tidak Ada Penambahan Positif Covid-19, Cek ODP se-Kepri

Update Corona di Batam Senin (24/3/2020), tidak terdapat penambahan pasien positif Covid-19.

Pixabay
Ilustrasi pakai masker & virus corona 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Update Corona di Batam Senin (24/3/2020), tidak terdapat penambahan pasien positif Covid-19.

Sehingga jumlah pasien positif Corona di Kepri sebanyak 5, 3  di antaranya berada di Batam.

Sedangkan dua pasien lainnya di RSUP Tanjungpinang dan RSUD Muhammad Sani Karimun.

Dari tiga pasien Covid-19 di Batam, seorang pasien meninggal.

Dua pasien lainnya masih dirawat di RSUD Embung Fatimah dan RSBP Batam.

Data dari Dinkes Kepri hingga Senin (24/5/2020) menyebutkan, ada 59 PDP dan 808 ODP. Sedangkan 110 dinyatakan negatif.

Daftar Call Center Pelaporan Kasus Covid-19 di Kota Batam

Pasien Baru Positif Corona Dirawat di RSUD Embung Fatimah Batam, Riwayat Perjalanan ke Jakarta

Mengenai data kematian pasien, seorang pasien Covid-19 meninggal di Batam.

Satu orang pasien PDP meninggal di Karimun.

Dan 3 orang pasien meninggal status negatif dengan penyakit penyerta.

Kota Batam masih teratas pada jumlah ODP yakni sebanyak 409. 

Sedangkan PDP sebanyak 33 kasus.

Disusul Karimun yakni 274 ODP dan 6 PDP.

Kasus secara nasional

Korban meninggal akibat virus Corona atau Covid-19 di Indonesia terus bertambah.

Hingga tanggal 24 Maret 2020 atau hari ini pukul 12.00 WIB, tercatat sudah 55 orang meninggal akibat virus Corona yang sampai hari ini belum ada obat maupun antivirusnya.

"Ada penambahan pasien yang meninggal sebanyak 7 orang, sehingga kumulasi pasien meninggal menjadi 55 orang," jelas Juru Bicara Penanganan Kasus Corona, Achmad Yurianto dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (24/3/2020).

Achmad Yurianto juga mengungkap, jumlah kasus positif selama 24 jam terhitung Senin (23/3/2020) hingga hari ini pukul 12.00 WIB, sebanyak 107 kasus positif.

"Kumulasi kasus positif menjadi 686 orang," tegas Achmad Yurianto.

Sedangkan jumlah pasien yang sembuh, hari ini tidak ada penambahan.

"Kumulasi pasien sembuh sebanyak 30 orang," tegas Achmad Yurianto.

Gejala Batuk Covid-19

 Deteksi awal gejala Covid-19 atau virus Corona bisa melalui jenis batuk yang dialami pasien.

Namun ada perbedaan antara batuk Covid-19 dengan TBC.

Sebab infeksi virus corona baru penyebab Covid-19 dan penyakit tuberkulosis (TBC) diketahui sama-sama dapat menimbulkan gejala batuk pada seseorang.

Meski demikian, menurut Dokter Spesialis Paru RSUD Dr. Moewardi Surakarta, dr. Artrien Adhiputri, Sp.P., M.Biomed, gejala batuk yang muncul akibat virus corona memiliki ciri yang berbeda dengan batuk karena TBC.

Dia menjelaskan gejala batuk akibat infeksi virus corona yang memiliki nama resmi SARS-CoV-2 itu bersifat akut.

Sedangkan, batuk akibat penyakit TBC dikenal bersifat kronis.

dr. Artrien menerangkan, ciri batuk yang mengindikasikan seseorang menderita Covid-19, yakni batuk kering yang terjadi secara terus menurus.

Batuk tersebut bisa terjadi setidaknya dalam waktu setengah hari.

Meski tidak semua orang yang mengalami batuk kering bisa disebut 100 persen positif Covid-19, tapi batuk jenis ini lebih berpotensi menjadi gejala infeksi virus corona daripada batuk yang mengeluarkan dahak.

Pada penderita Covid-19, gejala batuk biasanya disertai juga dengan demam dan sesak napas.

Gejala tersebut biasanya muncul antara 2-14 hari setelah terpapar virus.

Sedangkan, batuk akibat penyakit TBC biasanya disertai dengan dahak kental dan kadang-kadang muncul bercak darah.

Selain batuk berdahak, pengidap penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis itu juga bisa merasakan gejala lain, seperti:

  • Nyeri dada
  • Sesak napas
  • Demam menggigil
  • Berkeringat secara berlebihan di malam hari
  • Nasfsu makan turun sehingga bisa mengakibatkan penurunkan berat badan secara drastis

“Penyakit TBC masa inkubasinya lebih lama dari infeksi virus corona. Masa inkubasi itu, kuman yang sudah masuk tapi belum jadi gejala. Masih ada peperaangan di tubuh,” jelas dr. Artrien saat menjadi narasumber dalam talkshow membahas tema TOSS TBC dalam rangka Hari Tuberkulosis Sedunia yang disiarkan secara live streaming di akun media RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Rabu (24/3/2020).

Beda penanganan pasien Covid-19 dengan TBC
dr. Artrien juga menjelaskan perbedaan penanganan pasien penyakit Covid-19 dengan TBC.

Menurut dia, penderita infeksi virus corona perlu dirawat di ruang isolasi bertekanan negatif.

Hal itu diperlukan untuk mencegahan penularan virus corona yang terbilang begitu mudah dari satu orang ke orang lainnya.

Sementara, penderita TBC bisa dirawat di ruang perawatan pada umumnya, hanya memang sebaiknya terpisah dengan pasien penyakit lain.

Ruangan yang digunakan untuk merawat pasien TBC malah dianjurkan terbuka, yakni tersedia sarana fentilasi yang cukup untuk keluar masuk udara, termasuk sinar matahari.

Penderita TBC di rumah pun tak harus diisolasi beberapa bulan hingga sebuh. dr. Artrien mengatakan, mereka bisa hidup seperti biasa.

“Ruangan untuk penderita TBC ini malah yang penting punya sirkulasi bagus, sinar matahari bisa masuk. Dengan begitu mereka bisa sehat, bisa hirup udara baru,” jelas dia.

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved