LIGA INDONESIA

PSIS Semarang Tak Potong Gaji Pemain Meski Kompetisi Libur, Tapi Jika Berat Badan Naik 1 Kg, Didenda

Soal gaji, kalau PSIS, kita siap kok kalau harus libur dulu, nanti main lagi bulan Juni, Juli, atau September. Tidak ada masalah, kata Yoyok

Editor: Mairi Nandarson
instagram/psisofficial
Suasana Latihan PSIS Semarang yang berlangsung, Kamis (19/3/2020) 

TRIBUNBATAM.id, SEMARANG - CEO PSIS semarang, Yoyok Sukawi menjamin pihak manajemen PSIS tetap membayar gaji pemain sesuai haknya di tengah wabah virus corona saat ini.

Virus yang saat ini semakin masif penyebarannya di Indonesia tersebut memaksa PSSI menghentikan sementara kompetisi baik itu Liga 1 yang sudah berjalan tiga pekan dan Liga 2 yang baru memulai pekan perdana hingga batas waktu yang belum di tentukan.

Dampak dari penghentian sementara kompetisi, membuat rata-rata klub peserta meliburkan lebih dahulu timnya.

Kekasih Pemain Juventus Paulo Dybala Ungkap Rasanya Terinfeksi Virus Corona, Padahal Tidak Demam

Pembelaan Eden Hazard Belum Tampil Sesuai Ekspektasi di Musim Pertamanya di Real Madrid

7 Pemain Persib yang Harga Pasarnya Naik Setelah Tampil Bagus di 3 Laga Awal Liga 1 2020

Termasuk PSIS, yang meliburkan tim selama dua pekan, terhitung sejak Senin (23/3/2020) lalu.

Penghentian sementara kompetisi tentu saja memaksa pengeluaran klub membengkak, karena kompetisi akan berjalan lebih lama. Selain itu, tak ada pemasukan bagi klub, terutama dari penjualan tiket.

"Soal gaji, kalau PSIS, kita siap kok kalau harus libur dulu baru nanti main lagi bulan Juni, Juli, atau bahkan September. Tidak ada masalah. Atau mau stop kami juga tidak ada masalah," kata Yoyok, Rabu (25/3/2020) siang saat dihubungi.

"Selama libur ini tidak ada keputusan apa-apa masih berjalan normal. Kita tetap membayar gaji pemain sesuai biasanya," ungkapnya.

Disinggung soal kerugian klub, Yoyok mengatakan tak perlu menjawab soal hal itu.

Sebab sudah pasti klub merugi atas penghentian sementara kompetisi.

"Sekarang semua pasti rugi. Klub mau bertanding tidak bisa, kita mau jualan tidak bisa, tokonya tutup."

"Semua (industri) pasti rugi termasuk sepakbola. Kecuali wartawan media, kalau media masih bisa by phone, by online. Restoran masih bisa pesan antar. Kalau sepakbola tidak bisa," ucapnya.

Hanya saja, Yoyok mengatakan penghentian sementara kompetisi juga merupakan bagian dari resiko sebuah industri.

Dalam hal ini industri sepak bola.

BERITA PERSIJA - SUrat Terbuka Persija Untuk Jakmania Selama Kompetisi Libur: Tetap di Rumah

Pendaftaran Kartu Pra Kerja di Prakerja.go.id, Ujicoba di Batam, Manado, & Bali, Ada Insentif

Kurs Rupiah Terhadap Dolar AS Kamis (26/3) Pagi Dibuka Rp 16.255 per Dolar AS

"Makanya kami peserta Liga 1 meminta segera ada keputusan, kompetisi ini mau ditunda saja, atau seperti apa. Supaya kita bisa menyusun keuangan."

"Tapi kalau memang harus dihentikan, ya caranya bagaimana, apa saja itu kan yang atur PSSI dan pemerintah," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved