HUMAN INTEREST

Keterbatasan Ekonomi, Keluarga di Gunung Kijang Bintan ini Terpaksa Tinggal di Dalam Hutan

Keluarga di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri terpaksa tinggal di dalam hutan dengan kondisi rumah tidak layak karena keterbatasan ekonomi.

Penulis: Endra Kaputra | Editor: Septyan Mulia Rohman
TribunBatam.id/Endra Kaputra
Rumah pasangan Siswanto dan Lestarianti di Kampung Banjar Baru RT/RW 001/001, Kelurahan Gunung Kijang, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri, Minggu (29/3/2020). Kondisi ekonomi membuat mereka terpaksa tinggal di tengah hutan di Pulau Bintan. 

Rumah keluarga itu dibangun saat dipinjamkan lahan milik bos karet tersebut.

Sumber air keluarga itu dari sumur yang ada di tempat dijadikan kamar mandi.

Keluarga tersebut baru merasakan aliran listrik dua tahun lalu. Biasanya untuk menerangi rumahnya dengan menggunakan lampu tempel dengan penerangan terbatas.

Jarak antara rumahnya dengan tetangga sekitar 300 meter.

Dalam perbincangan itu, Tribunbatam.id pun mendapat kesempatan untuk melihat masuk kedalam rumah.

Ruang tamu yang hanya berukuran lebar 1,5 meter, dan panjang setengah meter itu hanya beralasan semen kasar. Dindingnya pun terlihat hasil tambalan menggunakna karung beras.

Tepat di samping kiri dinding ruang tamu, dua kamar berukuran kurang lebih luas ruang tamunya disekat oleh papan.

Itulah menjadi ruang istirahat Yanti bersama suami dan anak-anaknya.

Untuk menuju dapur rumah ini harus menggunakan sandal, sebab lantai masih beralaskan pasir.

Kalau mau mandi dan mencuci pakaian, harus berjalan kurang lebih 5 meter dari belakang rumah.

Kamar mandi sederhana itu pun hanya bertutupan seng dan karung beras.

"Agak masuk lagi kedalam hutannya pak kalau ingin buang air besar, udah dibikin lubang gitu," sebutnya.

Selama tinggal di tengah hutan tersebut, keluarga ini tidak pernah mendapat bantuan dari Pemerintah setempat.

"Katanya aja ada bantuan, tapi sampai sekarang gak ada dapat kami bantuan pemerintah. Kalau saya gak mau muluk-muluk. Mau yang terbaik aja lah pokoknya. Kalau rumah yang layak, pastilah mau cuma kondisi seperti ini. Dikasih minjam lahan buat bangun rumah ini aja sudah bersyukur," jawabnya.

Ditengah terpaan wabah Covid-19, suami-istri ini pun tidak dapat mencari rezki. Untuk memenuhi kehidupannya.

Keluarga ini masih dipercaya hutang kepada pemilik warung di kawasan kampung tersebut.

"Alhamdulilah, yang punya warung percaya sama kami, boleh ngutang dulu kalau beli beras, sama telor dan lainnya," ujarnya dengan nada sedih.(TribunBatam.id/Endra Kaputra)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved