VIRUS CORONA DI BATAM
Ekonomi Terpuruk Akibat Covid-19, Orangtua Siswa Minta Keringanan SPP Sekolah Swasta
Orangtua siswa yang anaknya sekolah di sekolah swasta berharap para pemilik sekolah bisa mengeluarkan kebijakan meringankan beban orangtua murid.
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Pengaruh penyebaran virus corona di Batam, membuat kondisi ekonomi semakin terpuruk.
Kondisi ini sangat dirasakan oleh masyarat Batam termasuk orangtua murid yang anaknya duduk di sekolah swasta.
Sebagian ada yang mulai merasa resah akibat lesunya usaha atau bahkan ada yang sampai menutup usaha akibat wabah tersebut.
Akibatnya, kondisi keuangan makin sulit dan tak cukup untuk memenuhi kebutuhan termasuk membayar uang SPP anak.
Mudi, orangtua siswa yang anaknya sekolah di sekolah swasta berharap para pemilik sekolah bisa mengeluarkan kebijakan meringankan beban orangtua murid.
Mereka pun meminta agar sekolah swasta di Batam bisa meringankan biaya sekolah atau sumbangan pembinaan pendidikan (SPP).
"Kami minta agar para pemilik sekolah swasta agar bisa meringankan biaya sekolah anak-anak kami selama beberapa bulan. Usaha kami terpaksa ditutup sementara sehingga tak ada pemasukkan," ujar Mudi, Selasa (31/3/2020).
Seorang Ibu yang bermata pencaharian sebagai penjual mie ayam di kawasan Nagoya Batam ini pun berharap, ada kebijakan yang bisa meringankan para para orangtua.
Diakuinya, kini penjualan tak seramai biasanya semenjak adanya kasus penyebaran Covid-19.
"Kami bukannya tidak mau bayar, akan tetapi ada keringanan sedikitlah. Karena kita juga turut menjalankan imbauah Pemerintah Daerah untuk tidak berjualan dalam kondisi seperti ini," katanya.
Hal senada juga diungkapkan Fatimah, orangtua dari pelajar di sekolah swasta yang meminta agar Pemerintah Kota Batam bisa memperhatikan juga sekolah swasta.
Sehingga ada keadilan dan kesamaan dalam hal keringanan SPP.
"Saya juga sadar, aturan di Sekolah negeri dan Swasta tentunya akan berbeda. Akan tetapi jika bisa swasta juga mendapatkan perhatian dalam kondisi seperti ini. Suami dirumahkan dan gajinya dibayar setengah saja," paparnya. (Tribunbatam.id/Roma Uly Sianturi)