VIRUS CORONA DI KEPRI
Stok Terbatas, Ini Saran Kadinkes Kepri untuk Penggunaan Rapid Test Covid-19 Agar Hasilnya Akurat
Stok terbatas, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, Tjetjep Yudiana meminta penggunaan rapid test dapat digunakan secara efektif serta tepat sasaran
Penulis: Endra Kaputra | Editor: Septyan Mulia Rohman
TRIBUNBATAM.idTANJUNGPINANG - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, Tjetjep Yudiana meminta penggunaan rapid test dapat digunakan secara efektif serta tepat sasaran.
Selain ketersediaan rapid test yang masih terbatas, penggunaan rapid test menurutnya kurang berjalan optimal.
Hal ini disebabkan rapid test tidak dapat memperlihatkan hasil jika tes dilakukan 1 sampai 8 hari masa kontak dengan orang yang positif virus Corona atau berstatus PDP Covid-19.
Ia mengungkapkan, hari ke-8 antibodi baru bekerja melawan virus. Saat itu yang paling cocok dilakukan tes kesehatan melalui rapid test.
Dari 3.600 unit rapit test yang ada, sebanyak 1.600 unit telah didistribusikan ke sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Kepri.
"Dari pengalaman beberapa hari ini, ternyata sebagian penggunaan rapid test tidak berjalan optimal," ujar Tjetjep yang masuk dalam Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Kepri, Selasa (31/3/2020).
Ia menjelaskan, perlawanan antibodi terhadap virus itu menunjukkan kondisi reaktif sehingga jika orang yang mengalami kontak dengan orang positif Covid-19 dalam masa inkubasi hari 1 sampai 8 sudah dapat dipastikan hasilnya negatif.
"Rapid test akan menunjukan keefektifannya jika masa inkubasi sudah memasuki hari ke 9, dan seterusnya selama masa inkubasi berakhir," jelasnya.
Sementara itu, orang yang dinyatakan reaktif, meskipun tanpa gejala (tampak sehat) tetap harus dikarantina, karena virus itu ada dalam tubuhnya.
"Bagi teman-teman yang mengalami gejala demam,batuk kering, dan sesak napas dapat memeriksakan dirinya ke rumah sakit rujukan seperti di Kepri," sebutnya.
Bantuan Pemprov Kepri untuk Karimun Tangani Covid-19
Alat Pelindung Diri (APD) dan rapid tes untuk penanganan virus Corona tiba di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri.
Plt Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Isdianto menyerahkan lansung perlengkapan itu ke Bupati Karimun, Aunur Rafiq.
Bantuan diserahkan di aula Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muhammad Sani Kabupaten Karimun, Jumat (27/3/2020) sore.
Jumlah APD yang diterima Pemerintah Kabupaten Karimun di antaranya 200 set APD, rapid tes sebanyak 2.400 unit dan 1.000 vitamin bagi tenaga medis.
Pemerintah Provinsi Kepri juga menyerahkan bantuan uang senilai Rp 1,5 miliar.
Untuk rapid tes akan digunakan bagi tenaga medis, Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
"Diutamakan bagi PDP dan tenaga kesehatan," kata Isdianto.
• Impact of Malaysia Lockdown, Pig Exports from Riau Islands to Singapore Increase Doubled
• Soimah Bagikan Video Berbahasa Jawa, Imbau Warga di Rumah Saja Demi Cegah Penyebaran Corona
Kader Demokrat di Anambas Tunggu Rapid Test
Ketua Umum partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono memberi instruksi kepada setiap kadernya untuk melakukan rapid test Covid-19.
Hal tersebut diamini oleh Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Kepulauan Anambas, Adnan Nala yang sudah mendapat instruksi dari Ketua Umum partai Demokrat.
"Instruksi rapid test sendiri di kader Demokrat sudah kami dapat. Tergantung akses nya, Tapi rapid test ini kan ada alatnya, sedangkan di daerah kita belum ada. Kalau di Anambas ada fasilitas rapid test, saya sangat setuju kali. ," ucap Adnan Nala saat dihubungi vis telepon seluler, Kamis (26/3/2020).
Pihaknya akan mengimbau kepada kader Partai Demokrat di untuk menjalankan instruksi dari Ketua Umum Partai Demokrat itu, bila ada fasilitas tersebut di Anambas.
"Kalau instruksi kepala negara, utamakan dulu rapid test paramedis. Sementara paramedis saja masih menunggu. Asalkan ada fasilitas rapid test jelas itu prioritas sekali. Sebab untuk mengetahui apa sudah terinfeksi atau tidak. Seperti berita yang Bupati Karawang itu, padahal dia seorang dokter loh," tuturnya.
Tunggu Instruksi Pusat
Ketua Tim Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19, Sahtiar mengatakan, pelaksanaan rapid test di Kabupaten Kepulauan Anambas terkait virus Corona belum dilakukan.
"Sepertinya di Anambas belum ada rapid test itu, kalau memang itu nanti itu ada, informasinya pengadaan barang itu langsung diadakan dari pusat. Apakah nanti diberikan ke kita atau sampai di Provinsi. Kalau ada pasien kita yang intinya dipastikan mengarah ke PDP atau ODP itu maka mau tak mau kita bisa mengirimkan orang itu datang ke sini untuk mengambil sampel, atau orang itu yang harus kita bawa ke Provinsi," ucapnya saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (26/3/2020).
Sekretaris Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas ini belum memikirkan opsi pembatasan akses transportasi yang datang seperti yang dilakukan sejumlah daerah di Indonesia.
Ia mengatakan, peran aktif masyarakat untuk mencegah penyebaran virus Corona lebih penting dilakukan.
"Insya Allah hari ini kami akan rapat dengan FKPD, apakah ada pengurangan jadwal pesawat. Sampai saat ini belum sampai sejauh itu. Yang bisa kami lakukan hari ini terhadap masyarakat yang baru datang dari luar, kami meminta mereka untuk mengisolasi diri masing-masing di rumah selama 14 hari. Itu yang kami lakukan. Mereka belum bisa dikategorikan ODP atau PDP," ujarnya.
Sahtiar berharap masyarakat yang baru datang dari luar care terhadap Pemerintah Daerah dalam penanganan Covid-19, dengan cara menyampaikan langsung keluhan yang dirasakan seperti batuk, demam, atau gejalan lain yang dirasakan. Sebab pemerintah daerah sudah menyediakan tim penanganan Covid-19.
Ia mengatakan, ketersediaan APD untuk tenaga medis di Anambas juga menjadi perhatian.
Sementara ini APD yang datang ke Anambas baru 15 unit. Total APD ini kemudian dibagi ke beberapa RSUD yang ada, 5 APD di RSUD Palmatak, RSUD Tarempa 6 unit, dan RSUD Jemaja sebanyak 4 unit.
"Sekarang kami sedang berusaha untuk APD itu segera terkirim. Insya Allah hari ini kami akan rapat dan akan ada tambahan sekitar 30 sampai 50 APD, dan kami akan berusaha untuk supaya APD itu cepat terkirim. Sebab daerah kita berbeda dengan daerah lain, tidak mungkin hari ini kita pesan hari ini langsung datang," ucapnya.
Ia mengatakan, Pemerintah Daerah terus menggesa agar APD segera datang.
Hanya saja untuk ketersediaan masker, hand sanitizer, jas hujan akan dipenuhi secara maksimal.
Ia mengakui, dengan ketersediaan APD yang masih terbatas, membuat pemeriksaan seperti kepada penumpang yang datang dari Tanjungpinang belum dirasa optimal.
"Seperti tadi malam kami melakukan penyemprotan di gereja itu petugas menggunakan jas hujan. Di daerah lain juga kita lihat banyak juga yang menggunakan jas hujan," tuturnya.
Sedangkan untuk jumlah tenaga medis yang siap sedia menangangi Covid-19 itu sudah dikerahkan disetiap RSUD, puskesmas.
"Seluruh puskesmas yang ada di Anambas termasuk RSUD, rumah sakit yang bergerak di Jemaja dan rumah sakit lapangan itu seluruh kategori mereka perawat. Maka kami minta mereka untuk bertugas berterkaitan dengan penanganan ini," ungkapnya.
Sejauh ini, pihaknya belum bisa memastikan status warga, termasuk dua orang yang merupakan suami istri yang beberapa waktu lalu di kirim ke RSUP Raja Ahmad Tabib di Tanjungpinang apakah berstatus ODP atau PDP.
Pasalnya dari Kemenkes sedang memberikan SOP dalam penentuan orang ODP atau PDP.(TribunBatam.id/Endra Kaputra/Elhadif Putra/Rahma Tika)