Corona Virus

Kasus COVID-19 Global Tembus Angka Psikologis 1 Juta, Amerika Ubah Mesin Anastesi Jadi Ventilator

Presiden Donald Trump, Jumat (3/4) dilaporkan terpaksa kembali melakukan uji sampel lendir (SWAB) untuk kali kedua. Hasilnya juga negatif.

dok_ilustrasi_
ILUSTRASI - Kartunis US Today Gezienus Bruining mengilsutrasikan patung Liberty di New York terpapar virus Corona. 

Kasus COVID-19 Global Tembus Angka Psikologis 1 Juta, Amerika Ubah Mesin Anastesi Jadi Ventilator

TRIBUN-BATAM.id, BATAM —  Akhir pekan ini, Amerika Serikat jadi negara penyumbang kasus global pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) akhir pekan ini.

HIngga Jumat (3/4/2020) pukul 20.00 WITA, total kasus pandemi di 173 negara seperti dilansir WHO, sudah menembus angka psikologis, 1 juta kasus. Tepatnya 1.027.156 kasus terkonfirmasi positif.

Di Amerika saat ini, sudah tercatat 245.573 kasus dan 6.058 pasien meninggal. 

Tercatat, ada 1,169 pasien meninggal dalam 24 jam.

Data ini sudah 23% dari akumulasi kasus positif global yang sore tadi, tembus angka psikologis 1,027,147 kasus. 

Amerika sudah melampaui Italia (115.245 kasus/13,915 meninggal), Spanyol (117.710 kasus/10.935 tewas), Jerman (84,788/1107 tewas), dan negara epidemi (asal) virus ini, China.

 
Presiden Donald Trump, Jumat (3/4) dilaporkan terpaksa kembali melakukan uji sampel lendir (SWAB) untuk kali kedua. Hasilnya juga negatif.

Langkah antisipasi penyebaran COVID juga mulai di adminstrasi lalulintas warga antarnegara. 

Pemerintah Amerika, kembali menegaskan menyetop aplikasi visa baru ke negara itu.

Ketentuan ini tak berlaku untuk kunjungan darurat.

Kebiajakan ini memperbaharui aturan yang dilansir 20 Maret 2020 lalu.

MEME Donald_Trump_CORONA, SCMP
MEME Donald_Trump_CORONA, SCMP (dok_tribun_)

Bagi negara adidaya ini, angka ini menjadi ujian di tengah kepanikan.

Gubernur New York Andrew Cuomo ventilator, seperti dilansir The Guardian, menegaskan kini di seluruh rumah sakit di kotanya, alat anastesi pun diubah jadi ventilator, mesin alat bantu pernafasan.

Kini dia mendistribusikan 400 unit ventilator tambahan, akhir pekan ini.

Dia juga sudah meminta tambahan dari negara bagian lain. KIni ada 2,200 ventilator, untuk mengatasi tambahan 350 pasien dalam semalam.

Bahkan satu unit ventilator dibuka akses untuk dua pasien,

Ventilator menjadi komoditi termahal di masa-masa ketidakpastian ini.

Ventilator di China, Jepang, Taiwan, habis diborong dunia, ini tantangannya.

Ventilator adalah unit mesin digital dan mekanik yang bisa membantu penyembuhan pasien dengan gejala pneumonia (gangguan pernafasan dan paru-paru), seperti Covid-19.

Badan Kesehatan Dunia (WHO), sejak dua pekan lalu, meminta agar negara pandemi memperbanyak ventilator dan alat medis lainnya untuk membantu pernapasan pasien terinfeksi virus Corona. 

Peningkatan jumlah ventilator dan alat medis ini dilakukan untuk mencegah minimnya stok ventilator hingga melonjaknya harga ventilator di pasar.

Ventilator dibutuhkan karena gejala-gejala awal virus corona adalah batuk dan pilek. Jika dibiarkan bahkan akan berujung pada kesulitan bernapas yang ditandai dengan adanya pneumonia.  

Tujuan penggunaan alat ini adalah agar pasien mendapat asupan oksigen yang cukup. Ventilator akan 'menghembuskan' oksigen ke dalam tubuh dan mengeluarkan karbon dioksida dalam tubuh.

Cara kerja ventilator adalah dengan menggunakan tekanan untuk mendorong udara ke dalam paru-paru. Jumlah oksigen yang didorong bisa dikontrol melalui monitor yang tersambung dengan ventilator.

Data dari tiga situs dagang terbesar dunia eBay, Alibaba dan Amazon, harga pasaran ventilator naik hingga tiga kali lipat. 

Dari harga normal USD 25 ribu kini menjadi USD 50 ribu hingga USD 73 ribu, atau hampir Rp500 juta hingga Rp800 juta per unit.

 Wakil ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Erwin Aksa, menyebutkan, itupun pembelian resmi hanya dibolehkan pihak pemerintah dan terlarang bagi pihak swasta.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved