KISAH PASIEN CORONA SEMBUH
Satu Keluarga Sembuh Dari Covid-19, Berpikir Positif Selama Sakit Bisa Sangat Membantu
Pria berprofesi petani ini menuturkan, kala itu 8 Maret 2020, ia menjenguk besannya yang sedang dirawat di rumah sakit di Kota Solo. Saat itu, besanny
Selama terpapar virus corona ia mengaku tidak mengalami gejala layaknya pasien yang terpapar virus corona.
Begitu juga dengan keponakan dan cucunya yang berusia sepuluh tahun.
“Saya bertemu beliau (besan) itu tanggal 8 Maret dan dinyatakan positif tanggal 24 Maret. Selama itu, saya tidak merasakan apa-apa. Batuk, demam, saya tidak merasakannya. Saya tenang saja. Saat itu, kondisi fisik saya bagus,” ujarnya.
Begitu juga ketika dirawat di RSUD dr.Soedono, Sarno mengaku tidak mengalami gejala demam, batuk, maupun sakit tenggorokan. Ia merasa sehat dan sama sekali tidak merasakan sakit.
Sama seperti pasien positif corona yang dirawat di RSUD dr.Soeodono, selama dirawat di ruang isolasi harus mengenakan alat pelindung diri (APD) dan masker.
“Saya dirawat bersama keponakan. Sedangkan cucu saya dirawat dengan utinya, besan saya,” katanya.
Selalu berpikir positif
Selama sepuluh hari menjalani perawatan di ruang isolasi pasien Covid-19 RSUD dr. Soedono Madiun, Sarno melakukan berbagai hal untuk mengisi waktu dan tidak stres.
Setiap hari, tim medis secara rutin melakukan pengecekan dan mengontrol kesehatannya. Di antaranya, memeriksa suhu badan, tensi darah, dan menanyakan keluhan yang dirasakan selama menjalani perawatan.
“Selama diisolasi, saya juga tidak mengalami gejala sakit. Saya juga tidak punya riwayat penyakit,” katanya.
Ia sadar, apabila ia stres daya tahan tubuh atau imunnya akan turun dan bisa menyebabkan sakit. Oleh sebab itu, ia selalu berusaha berfikir positif dan tidak mengandai-andai dengan hal yang bisa memberatkan pikiran.
"Yang penting itu, sepanjang pikiran kita sehat, semuanya pasti sehat. Tetapi, kalau pikiran kita sudah membayangkan yang tidak-tidak, itu akan menjadikan kita tidak sehat. Itu yang saya hindari, makanya saya tetap sehat,” jelasnya.
Agar tidak bosan di ruang isolasi, setiap hari ia selalu berkomunikasi dengan keluarganya menggunakan ponsel smartphonenya. Melalui ponselnya ia bisa menyapa dan berkomunikasi dengan keluarganya di aplikasi whatsapp grup.
Melalui grup WA, ia kerap melempar kuis pertanyaan berhadiah kepada anggota keluarganya yang berada di grup. Kalau ada yang bisa menjawab dengan benar akan diberi hadiah berupa pulsa.
“Saya biasanya ngasih tebak-tebakan yang mudah. Ini kan untuk hiburan. Saya ingat saat itu memberikan tebakan soal perbedaan yang mencolok pada diri saya setelah keluar dari rumah sakit. Kalau ada yang berhasil jawab dikasih hadiah pulsa,” ujarnya.