NISFU SYABAN
Bacaan Niat Puasa Ayyamul Bidh Hari ke-2 Rabu 8 April 2020, Dilengkapi Doa Malam Nisfu Syaban
Bacaan Niat Puasa Ayyamul Bidh Hari ke-2 Rabu 8 April 2020, Dilengkapi Doa Malam Nisfu Syaban
TRIBUNBATAM.id - Menurut kalender Hijriah 1441, Jadwal puasa Ayyamul Bidh bulan April 2020 bertepatan dengan tanggal tanggal 7, 8, dan 9 April 2020.
Sedangkan malam Nisfu Syaban 1441 H jatuh pada Rabu malam (8/4/2020).
Puasa Ayyamul Bidh merupakan puasa tiga hari di pertengahan bulan yang memiliki keutamaan luar biasa.
Melaksanakan Puasa Ayyamul Bidh ini nilai amalannya sama dengan melaksanakan puasa sepanjang tahun.
Ayyamul bidh adalah bentuk jamak dari al-yaum yang berarti hari, sedangkan bidh artinya putih.
Yang berarti hari-hari putih dimana pada tanggal tersebut terjadi bulan purnama dengan sinar warna putih.
Di artikel ini, Anda juga bisa menyimak doa-doa yang dianjurkan pada malam Nisfu Syaban.
Selain itu, terungkap dua peristiwa penting di bulan Nisfu Syaban dan keutamaan-keutamaan di dalamnya.
Jelang Nisfu Syaban yang jatuh pada 15 Sya'ban 144 H, atau Rabu malam 8 April 2020 (malam Kamis), bisa mengerjakan puasa Ayyamul Bidh.
Puasa Ayyamul Bidh pada bulan April 2020 jatuh pada tanggal 13,14 dan 15 Syaban 1441 H.
Berikut ini bacaan niat puasa Ayyamul Bidh Hari ke-2 di bulan Nisfu Syaban yang jatuh pada Rabu 8 April 2020.
Seperti dijelaskan dalam hadits berikut :
صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ
“Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun.” (HR. Bukhari no. 1979).
Adapun anjuran untuk melaksanakan puasa putih adalah sebagai berikut:
Dari Abu Dzar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padanya,
يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ
“Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).” (HR. Tirmidzi no. 761 dan An Nasai no. 2425. Abu ‘Isa Tirmidzi mengatakan bahwa haditsnya hasan).
Berikut Niat Puasa Ayyamul Bidh :
نَوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu Sauma Ayyami Bidh Sunnatan Lillahi Ta'ala.
“Saya niat puasa pada hari-hari putih , sunnah karena Allah ta’ala.”
Malam Nisfu Syaban jatuh pada hari Rabu 8 Paril 2020 malam.
Tata Cara Melakukan puasa sunnah Ayyamul Bidh :
1. Niat puasa putih boleh dilakukan setelah terbit fajar asalkan belum makan, minum dan melakukan hal-hal yang membatalkan puasa lainnya.
Berbeda dengan puasa wajib yang harus melakukan niat sebelum terbit fajar.
2. Seorang istri tidak boleh berpuasa sunnah ketika bersama suaminya, terkecuali sudah mendapat izin dari sang suami.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda :
"Janganlah seorang wanita berpuasa sunnah sedang suaminya ada, kecuali dengan seizinnya."
3. Lebih dianjurkan ketika tidak bepergian
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُفْطِرُ أَيَّامَ الْبِيضِ فِي حَضَرٍ وَلَا سَفَرٍ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada ayyamul biidh ketika tidak bepergian maupun ketika bersafar.”
(HR. An Nasai no. 2347. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
4. Tidak dilaksanakan di tanggal 13 Dzulhijah
13 Dzulhijah merupakan bagian dari hari tasyriq, sehingga tidak dianjurkan untuk melaksanakan puasa putih.
Nisfu Syaban 2020 jatuh pada Kamis 9 April 2020. Malam Nisfu Syaban 1441 H pada Rabu 8 April 2020 malam.
Nisfu Syaban 2020 jatuh pada Kamis 9 April 2020. Malam Nisfu Syaban 1441 H pada Rabu 8 April 2020 malam. (freepick)
Manfaat Puasa Ayyamul Bidh :
1. Menghidupkan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
2. Melakukan puasa tiga hari setiap bulannya seperti melakukan puasa sepanjang tahun karena pahala satu kebaikan adalah sepuluh kebaikan semisal.
Berarti puasa tiga hari setiap bulan sama dengan puasa sebanyak tiga puluh hari setiap bulan.
Jadi seolah-olah ia berpuasa sepanjang tahun.
3. Memberi istirahat pada anggota badan setiap bulannya.
Doa Malam Nisfu Syaban
Sayyid Utsman bin Yahya menyebutkan doa yang dibaca saat malam nisfu Syaban.
اللَهُمَّ يَا ذَا المَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ
اللَهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللَّهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِي، وَاكْتُبْنِي عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الحَقُّ فِي كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ “يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ” وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ
Allahumma ya dzal manni wa la yumannu ‘alaik, ya dzal jalali wal ikram, ya dzat thawli wal in‘am, la ilaha illa anta zhahral lajin wa jaral mustajirin wa ma’manal kha’ifin.
Allahumma in kunta katabtani ‘indaka fi ummil kitabi syaqiyyan aw mahruman aw muqtarran ‘alayya fir rizqi, famhullahumma fi ummil kitabi syaqawati wa hirmani waqtitara rizqi, waktubni ‘indaka sa‘idan marzuqan muwaffaqan lil khairat.
Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fi kitabikal munzal ‘ala lisani nabiyyikal mursal, “yamhullahu ma yasya’u wa yutsbitu, wa ‘indahu ummul kitab” wa shallallahu ‘ala sayyidina muhammad wa ala alihi wa shahbihi wa sallama, walhamdu lillahi rabbil ‘alamin.
Artinya:
“Wahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi.Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan.
Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut.
Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku.
Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata–sementara perkataan-Mu adalah benar–di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki.
Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT.”
Ada 2 Peristiwa Penting
Dalam hadits riwayat Imam An Nasa'i dan Imam Ahmad, disebutkan penjelasan Rasulullah SAW mengenai Syaban dan malam Nisfu Syaban.
Sabda Rasulullah SAW:
"Ini adalah bulan yang sering dilalaikan banyak orang, bulan antara Rajab dan Ramadhan.
Ini adalah bulan dimana amal-amal diangkat menuju Rab semesta alam.
Dan saya ingin ketika amal saya diangkat, saya dalam kondisi berpuasa.”
Umat Islam memercayai di malam Nisfu Syaban semua amal ibadah manusia akan diangkat kepada Allah SWT.
Selain itu malam Nisfu Syaban dikenal sebagai Laylatul Bara'ah, artinya malam pengampunan dosa.
Pada malam Nisfu Syaban ini, umat Islam dianjurkan untuk menggiatkan ibadah, melakukan puasa dan qiyamul lail.
Ada hal lain yang perlu umat Islam ketahui juga.
Pada malam Nisfu Syaban terjadi beberapa peristiwa penting bagi umat Islam.
Berikut dua peristwa penting dalam Kitab Ma Dza Fi Sya'ban karya Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki.
Arah Kiblat
Pertama, peralihan kiblat dari Masjidil Aqsha ke Masjidil Haram.
Penjelasan Al Qurthubi dalam menafsirkan ayat 144 surat Al Baqarah dalam Kitab Al Jami Li Ahkamil Quran menyebutkan, bahwa Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk mengalihkan kiblat pada malam Selasa bulan Syaban yang bertepatan dengan malam Nisfu Syaban.
Dalam sebuah riwayat Nabi Muhammad SAW sangat menunggu-nunggu peralihan kiblat ini.
Dikisahkan Nabi Muhammad SAW sering berdiri menghadap langit sembari menunggu wahyu turun.
Allah SWT berfirman dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 144.
قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَا ۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗ ۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ
Artinya:
"Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi.
Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram.
Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu.
Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) tahu, bahwa (pemindahan kiblat) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka.
Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan."
Anjuran bersholawat
Kedua, penurunan ayat anjuran bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Sholawat menjadi pujian kepada Nabi Muhammad SAW.
Dalam melantunkan sholawat, umat Islam mengharap ridho Allah dan syafaat Nabi Muhammad SAW agar kelak diselamatkan dari siksa akhirat.
Anjuran bersholawat dalam Al Quran surat Al Ahzab ayat 56.
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
Artinya:
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi.
Wahai orang-orang yang beriman! Bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya."
Pahala Allah SWT juga dilimpahkan kepada umat Islam yang bersholawat.
Hadits dari Anas bin Malik ra, Nabi Muhammad SAW bersabda.
مَن صلَّى عليَّ صلاةً واحدةً ، صَلى اللهُ عليه عَشْرَ صَلَوَاتٍ، وحُطَّتْ عنه عَشْرُ خَطياتٍ ، ورُفِعَتْ له عَشْرُ دَرَجَاتٍ
Artinya:
"Barangsiapa yang mengucapkan sholawat kepadaku satu kali maka Allah akan bershalawat baginya sepuluh kali, dan digugurkan sepuluh kesalahan (dosa)nya,
serta ditinggikan baginya sepuluh derajat atau tingkatan (di surga kelak)". (Tribunpekanbaru/Tribunnews Bogor/TribunJateng.com)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Bacaan Niat Puasa Ayyamul Bidh Hari ke-2, Rabu 8 April 2020 dan Doa Malam Nisfu Syaban