TRIBUN WIKI
Biasa Diderita Manula, Apa Itu Demensia yang Diawali Gangguan Mental?
Demensia adalah suatu kondisi di mana hilangnya fungsi kognitif seperti berpikir, mengingat, dan bernalar.
TRIBUNBATAM.id - Salah satu gangguan fungsi otak yang kerap terjadi, terutama pada manula adalah demensia.
Demensia adalah suatu kondisi di mana hilangnya fungsi kognitif seperti berpikir, mengingat, dan bernalar.
Fungsi-fungsi ini termasuk memori, keterampilan bahasa, persepsi visual, pemecahan masalah, manajemen diri, dan kemampuan untuk fokus.
Demensia bukanlah sebuah penyakit, namun merupakan suatu gejala yang disebabkan oleh penyakit atau kelainan pada otak.
Demensia ditandai dengan terganggunya mental seseorang yang menyebabkan gangguan berpikir dan hilang ingatan.
Kondisi ini juga dapat menyebabkan perubahan sifat dan perilaku seseorang.
Jika tidak segera ditangani, gejala demensia akan menjadi semakin buruk dan mengganggu kegiatan keseharian seseorang.
Demensia hanya dapat disembuhkan jika penyakit penyebabnya dapat disembuhkan.
Sebagai contoh, apabila terjadi akibat penyalahgunaan zat terlarang, demensia dapat dipulihkan dengan penderita berhenti mengonsumsi obat terlarang atau alkohol.
Penyebab
Melansir Tribunnews Wiki, demensia dibedakan menjadi dua kategori, yaitu demensia yang dapat disembuhkan dan tidak dapat disembuhkan.
Kategori pertama adalah demensia yang dapat disembuhkan dengan obat dan penanganan yang baik, sementara kategori kedua adalah demensia yang terus memburuk dan tidak dapat dicegah atau disembuhkan.
Berikut adalah penyebab demensia yang dapat disembuhkan:
- Penyalahgunaan konsumsi zat terlarang dalam jangka panjang
- Tumor otak yang dapat diangkat
- Hematoma subdural (pendarahan di kepala pada rongga subdural)
- Gangguan kelenjar tiroid
- Kurangnya vitamin, terutama Vitamin B12
- Hipoglikemia atau gula darah rendah
- Hidrosefalus tekanan normal (membesarnya ventrikel otak yang dapat menyebabkan hilangnya ingatan)
Berikut adalah penyebab demensia yang tidak dapat disembuhkan:
1. Penyakit Alzheimer
Penyakit Alzheimer adalah penyebab demensia yang paling umum.
Walaupun biasanya terjadi pada usia 65 tahun ke atas, namun Alzheimer juga dapat terjadi pada umur di bawah itu.
Penyebab Alzheimer masih belum diketahui dengan pasti, namun hasil pencitraan otak menggambarkan bahwa adanya plak (timbunan protein beta-amyloid) dan masa jaringan protein tau.
Memburuknya penyakit alzheimer berlangsung secara perlahan, 8-10 tahun.
Para penderita alzheimer biasanya menunjukan gejala seperti kesulitan untuk mencari kata-kata yang tepat ketika ingin berbicara dan mudah lupa.
2. Demensia Vaskular
Kondisi ini terjadi karena adanya kerusakan otak akibat kurangnya aliran darah menuju otak yang juga menyebabkan kematian beberapa sel otak dan stroke.
Demensia biasa terjadi pada penderita tekanan darah tinggi dan pasien yang mempunyai riwayat stroke atau serangan jantung.
3. Demensia Lewy Body
Ini merupakan salah satu jenis demensia yang tidak dapat disembuhkan.
Gejala utama yang timbul adalah halusinasi visual dan gejala penyakit Parkinson seperti getaran pada tangan (tremor) dan otot kaku.
Penderita demensia Lewy Body dapat mengalami gangguan tidur, termasuk melakukan kegiatan saat bermimpi.
4. Demensia Frontotemporal (temporal bagian depan)
Pada penderita demensia frontotemporal, sel-sel otak yang berada pada lobus temporal dan frontal (daerah depan) mengalami penurunan fungsi, yang berakibat pada kelainan perilaku, bahasa, serta kesulitan dalam berpikir, berkonsentrasi dan bergerak.
Gejala
Gejala demensia bermacam-macam tergantung pada penyebabnya.
Berikut tanda dan gejala umum demensia:
Perubahan kognitif.
- Kehilangan memori, kondisi ini biasanya diperhatikan oleh pasangan atau orang lain.
- Kesulitan berkomunikasi atau menemukan kata-kata.
- Kesulitan dengan kemampuan visual dan spasial.
- Kesulitan bernalar atau menyelesaikan masalah.
- Kesulitan menangani tugas yang rumit.
- Kesulitan dalam perencanaan dan pengorganisasian
- Kesulitan dengan koordinasi dan fungsi motorik.
- Kebingungan dan disorientasi.
Sementara itu, perubahan psikologis yang bisa terjadi, antara lain:
- Kepribadian berubah.
- Depresi.
- Kegelisahan.
- Berperilaku tidak pantas.
- Paranoia.
- Agitasi.
- Halusinasi.
Selain itu, tanda dan gejala yang terkait dengan demensia dapat dipahami dalam tiga tahap, yaitu:
1. Tahap Awal
Tahap awal demensia sering kali diabaikan, karena waktu awal munculnya penyakit terjadi secara bertahap.
Gejala umum pada tahap awal, yaitu menjadi pelupa, tidak bisa mengingat waktu, dan tersesat di tempat yang sering didatangi.
2. Tahap Tengah
Saat demensia berlanjut ke tahap tengah, tanda-tanda dan gejala menjadi lebih jelas.
Gejala yang bisa dikenali, seperti mudah lupa peristiwa terkini dan nama orang, tersesat di rumah, mengalami peningkatan kesulitan dalam komunikasi, membutuhkan bantuan untuk perawatan diri, serta mengalami perubahan perilaku, seperti bertanya berulang kali.
3. Tahap Akhir
Pada tahap ini, gangguan memori lebih serius dan gejala fisik menjadi lebih jelas.
Gejala demensia tersebut, antara lain tidak menyadari waktu dan tempat, mengalami kesulitan mengenali kerabat dan teman, memiliki kebutuhan yang meningkat akan perawatan mandiri, mengalami kesulitan berjalan, serta mengalami perubahan perilaku seperti agresi.
Fase Demensia
Dalam banyak kasus, demensia bersifat progresif, yakni semakin memburuk seiring waktu.
Demensia berkembang secara berbeda pada setiap orang.
Namun, sebagian besar orang pasti mengalami gejala tahap demensia seperti berikut:
Gangguan kognitif ringan
Individu yang lebih tua dapat mengembangkan gangguan kognitif ringan (MCI), namun mungkin tidak pernah berkembang menjadi demensia atau gangguan mental lainnya.
Orang dengan MCI umumnya menjadi pelupa, kesulitan mengingat kata-kata, dan mengalami masalah dengan memori jangka pendek.
1. Demensia ringan
Pada tahap ini, orang dengan demensia ringan masih mungkin menjalankan aktivitasnya seperti biasa.
Gejala demensia ringan meliputi:
- Penyimpangan memori jangka pendek
- Perubahan kepribadian, termasuk kemarahan atau depresi
- Salah menaruh benda atau pelupa
- Kesulitan dengan tugas-tugas kompleks atau pemecahan masalah
- Kesulitan untuk mengekspresikan emosi atau ide
2. Demensia sedang
Pada tahap demensia ini, orang yang terkena dampak mungkin membutuhkan bantuan dari orang lain untuk menjalankan kesehariannya.
Hal itu terjadi karena demensia pada tahap ini dapat mengganggu tugas dan kegiatan sehari-hari.
Gejala demensia sedang meliputi:
- Tidak mampu menilai sesuatu
- Lebih sering merasa kebingungan dan frustrasi
- Kehilangan memori yang mencapai lebih jauh ke masa lalu
- Membutuhkan bantuan orang lain untuk berpakaian dan mandi
- Perubahan kepribadian yang signifikan
3. Demensia parah
Pada tahap ini, gejala mental dan fisik dari kondisi tersebut terus menurun.
Gejala demensia parah meliputi:
- Ketidakmampuan mempertahankan fungsi tubuh, termasuk berjalan, menelan makanan dan mengendalikan kandung kemih.
- Ketidakmampuan untuk berkomunikasi.
- Membutuhkan bantuan orang lain penuh waktu.
- Peningkatan risiko infeksi.
Diagnosis
Untuk mendiagnosis demensia cukup sulit dilakukan karena gejalanya mirip dengan penyakit lain.
Oleh karena itu, dokter perlu melakukan serangkaian pemeriksaan untuk memastikan penyebabnya.
Sebagai langkah awal, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien untuk mengetahui seberapa besar gejala tersebut memengaruhi aktivitas sehari-hari.
Dokter juga akan menanyakan riwayat kesehatan pasien serta keluarga untuk mengetahui apakah ada riwayat demensia dalam keluarga.
Setelah itu, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan tambahan yang meliputi:
1. Pemeriksaan saraf
Pemeriksaan saraf dilakukan untuk menilai kekuatan otot serta melihat refleks tubuh.
2. Pemeriksaan mental
Pemeriksaan ini dilakukan menggunakan metode mini-mental state examination (MMSE), yaitu serangkaian pertanyaan yang akan diberikan nilai oleh dokter untuk mengukur seberapa besar gangguan kognitif yang dialami.
3. Tes fungsi luhur
Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan berpikir seseorang, misalnya dengan meminta pasien berhitung mundur dari angka 100 atau menggambar jarum jam untuk menunjukan waktu tertentu.
Pemeriksaan lainnya juga perlu dilakukan bila ada penyakit lain yang menimbulkan gejala demensia, seperti stroke, tumor otak, atau gangguan tiroid.
Pemeriksaan tersebut meliputi:
- Pencitraan otak dengan CT scan, MRI, atau PET scan.
- Pemeriksaan listrik otak dengan EEG.
- Pemeriksaan darah. (TRIBUNBATAM.ID/WIDI WAHYUNINGTYAS)