TRIBUN WIKI

GEJALA, Penyebab dan Cara Mengobati Hipersomnia, Pemicu Penderitanya Tidur Lama

Hipersomnia merupakan gangguan tidur yang mengakibatkan penderitanya tidur dalam jangka waktu yang melebihi jam normal.

freepik.com/katemangostar
ilustrasi tidur 

TRIBUNBATAM.id - Gangguan tidur bukan hanya insomnia atau sulit tidur, sebaliknya, terlalu lama tidur juga merupakan gangguan.

Hipersomnia merupakan gangguan tidur yang mengakibatkan penderitanya mengalami kantuk yang berlebihan pada siang hari.

Penderitanya akan tidur dalam jangka waktu yang melebihi jam normal untuk tidur.

Penderita hipersomnia bahkan harus menghabiskan waktu terlalu lama untuk tidur.

Kondisi ini juga sering kali menyebabkan kesulitan untuk bangun pada pagi hari setelah tidur pada malam hari atau tidur siang.

KENALI Tripanosomiasis, Penyakit Akibat Gigitan Lalat Tsetse, Bisa Picu Koma dan Kematian

Penderita penyakit ini bisa mengalami berbagai hal yang berbahaya, karena kebutuhan untuk tidur dapat terjadi kapan saja, termasuk pada saat mengemudikan kendaraan atau bekerja.

Hipersomnia juga merupakan suatu kondisi yang membuat seseorang merasakan kelelahan berlebih di siang hari. 

Kondisi ini masih dapat terjadi meski Anda telah tidur dalam waktu yang lama.

Hipersomnia dapat juga disebut dengan excessive daytime sleepiness (EDS).

Seseorang dikatakan hipersomnia ketika ia mengalami EDS setidaknya selama tiga bulan.

Kondisi ini bisa menjadi gangguan primer dan sekunder.

Pada jenis sekunder, hipersomnia merupakan efek dari penyakit lain.

Orang yang mengalami hipersomnia sekunder umumnya kesulitan untuk melakukan rutinitas akibat rasa lelah yang begitu parah, sehingga mengganggu konsenterasi.

Penyebab dan Gejala

Hipersomnia jenis primer diduga disebabkan oleh masalah dalam sistem otak yang mengontrol fungsi tidur dan bangun.

Sedangkan hipersomnia sekunder adalah hasil dari kondisi yang menyebabkan kelelahan atau kurang tidur.

Misalnya, sleep apnea dapat menyebabkan hipersomnia karena dapat menyebabkan kesulitan bernapas di malam hari, memaksa orang untuk bangun beberapa kali sepanjang malam.

Berikut penyebab hipersomnia lainnya:

- Narkolepsi atau sleep apnea, disfungsi sistem saraf otonom, atau penyalahgunaan obat-obatan atau alkohol

- Masalah fisik, seperti tumor, trauma kepala, atau cedera pada sistem saraf pusat

- Sedang dalam pengobatan tertentu atau menghentikan obat tertentu ketika sudah kecanduan (putus obat)

- Multiple sclerosis, depresi, ensefalitis, epilepsi, atau obesitas dapat menyebabkan gangguan ini

Beberapa orang tampaknya memiliki predisposisi genetik terhadap hIpersomnia; dan pada kasus lain, tidak diketahui penyebabnya

Biasanya, hipersomnia pertama kali dikenali pada masa remaja atau dewasa muda.

Berbeda dengan merasa lelah karena kurang tidur atau terganggu pada malam hari, penderita hipersomnia terpaksa tidur siang berulang kali di siang hari.

Penderitanya seringkali tidur di saat yang tidak tepat seperti di tempat kerja, saat makan, atau dalam percakapan.

Tidur di siang hari biasanya tidak memberikan kelegaan dari gejala.

Pasien sering mengalami kesulitan bangun dari tidur yang nyenyak, dan mungkin merasa bingung.

Gejala lainnya meliputi:

- Kegelisahan

- Mudah tersinggung

- Penurunan energi

- Kegelisahan

- Berpikir lambat

- Berbicara lambat

- Kehilangan selera makan

- Halusinasi

- Kesulitan mengingat

Pengobatan

Penanganan terhadap hipersomnia ditujukan untuk meredakan tanda dan gejala yang timbul, dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter ahli.

Pengobatan stimulan tertentu dapat diresepkan oleh dokter untuk membantu tubuh tetap terjaga pada siang hari bila dinilai dibutuhkan.

Selain itu, dokter juga dapat merekomendasikan untuk membuat pola tidur malam yang rutin dan menghindari alkohol, kafein, serta obat-obatan tertentu yang dapat memengaruhi pola tidur.

Oleh karena itu, diperlukan pola hidup sehat dengan pengaturan istirahat yang cukup agar terhindar dari hipersomnia ini.

Cara mencegah hipersomnia sebenarnya belum terbukti secara efektif sepenuhnya karena penyebab dari hipersomnia sendiri belum diketahui secara pasti.

Namun, beberapa cara tertentu yang diyakini dapat membantu menurunkan rasa kantuk di siang hari.

Misalnya dengan membuat agenda tidur, memastikan tidur dan bangun pada jam yang sama setiap harinya, dan memastikan lingkungan tidur adalah tempat yang gelap, sunyi, dan sejuk. (TRIBUNBATAM.ID/WIDI WAHYUNINGTYAS)

Sumber: TribunnewsWiki
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved