TRIBUN WIKI

Penyakit Jantung Koroner, Dimana Kondisi Pembuluh Darah Tersumbat Oleh Lemak

Penyakit jantung koroner adalah kondisi dimana pembuluh darah yang memberi pasokan darah, oksigen, dan nutrisi untuk jantung tersumbat oleh lemak.

Editor: Eko Setiawan
IST
Ilustrasi Jantung 

TRIBUNBATAM.id - Salah satu penyakit yang menyerang organ jantung adalah jantung koroner.

Penyakit jantung koroner adalah kondisi dimana pembuluh darah utama yang memberi pasokan darah, oksigen, dan nutrisi untuk jantung tersumbat oleh timbunan lemak.

Bila lemak semakin menumpuk, maka arteri akan makin menyempit dan membuat aliran darah ke jantung berkurang.

Penyakit jantung koroner juga dikenal sebagai penyakit jantung iskemik, aterosklerosis, atau penyakit arteri koroner.

Penyakit ini mulai berkembang ketika pasien masih berusia muda dan berkembang dengan sangat lambat.

Gejala awal penyakit ini, seperti serangan jantung yang tiba-tiba, bisa saja tidak muncul hingga penyakit jantung koroner sudah mencapai tahap lanjut. 

Penyebab

Melansir Tribunnews Wiki, penyebab pasti penyakit jantung koroner adalah adanya kerusakan pada pembuluh darah jantung atau arteri koroner.

Kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh penumpukan ateroma yang terdiri dari kolesterol dan zat sisa hasil metabolisme tubuh di dinding arteri.

Ateroma yang terus menumpuk, dapat menyebabkan dinding arteri menebal hingga menyempit.

Akibatnya, jantung tidak mendapat cukup asupan darah dan oksigen, kondisi ini disebut aterosklerosis.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko aterosklerosis, antara lain:

1. Rokok

Rokok sebagai faktor risiko utama penyakit jantung koroner memililiki kandungan nikotin dan karbon monoksida dalam asapnya.

Zat tersebut akan membebani kerja jantung dengan cara memacu jantung bekerja lebih cepat.

Kedua senyawa tersebut juga meningkatkan risiko terjadinya penggumpalan darah.

Senyawa lain dalam rokok juga dapat merusak dinding arteri jantung dan menyebabkan penyempitan.

2. Diabetes

Diabetes menyebabkan dinding pembuluh darah menebal dan menghambat aliran darah.

Penderita diabetes diketahui 2 kali lipat lebih berisiko terserang penyakit jantung koroner.

3. Trombosis

Trombosis adalah bekuan darah yang dapat terbentuk di pembuluh darah vena atau arteri.

Bila terbentuk di arteri, akan menghambat aliran darah ke jantung, sehingga meningkatkan risiko serangan jantung.

4. Tekanan darah tinggi (Hipertensi)

Hipertensi membuat jantung harus bekerja lebih keras.

Salah satu faktor pemicu hipertensi adalah konsumsi makanan dengan kadar garam yang tinggi.

Tekanan darah normal berkisar antara 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg.

5. Kadar kolesterol tinggi

Kolesterol adalah lemak yang dihasilkan oleh hati dan penting bagi proses pembentukan sel sehat.

Meskipun demikian, kadar kolesterol tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.

Kolesterol terbagi dua, yaitu kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL).

LDL inilah yang dapat menumpuk di dinding arteri dan memicu penyempitan.

Pada orang dewasa yang sehat, kadar LDL yang normal dalam darah adalah kurang dari 100 mg/dL.

Sedangkan bagi individu berisiko mengalami penyakit jantung koroner, kadar LDL disarankan di bawah 100 mg/dL.

Batas maksimal kadar LDL akan lebih rendah lagi bagi mereka yang sudah menderita penyakit jantung atau diabetes, yaitu di bawah 70 mg/dL.

6. Obesitas

Seseorang dengan berat badan berlebih atau obesitas berisiko terserang penyakit jantung koroner.

7. Kurang beraktivitas

Olahraga juga dapat membantu mengontrol kadar kolesterol dan gula darah, mencegah obesitas, serta membantu menurunkan tekanan darah.

Jika Anda kurang menggerakkan tubuh atau jarang berolahraga, Anda dapat terkena risiko jantung coroner. 

8. Pola makan tidak sehat

Risiko penyakit jantung koroner dapat meningkat akibat pola makan yang tidak sehat, seperti terlalu banyak mengonsumsi makanan dengan kadar gula atau garam tinggi, atau makanan dengan kandungan lemak jenuh yang tinggi.

9. Riwayat kesehatan keluarga

Risiko jantung koroner meningkat pada seseorang yang memiliki keluarga dengan riwayat penyakit jantung.

10. Jenis kelamin

Umumnya, jantung koroner lebih banyak menyerang pria dibanding wanita.

Namun, risiko terkena penyakit yang sama akan meningkat pada wanita pasca menopause.

11. Usia

Semakin tua seseorang, semakin tinggi risikonya terserang penyakit jantung koroner.

Penyakit ini lebih sering menimpa pria usia lebih dari 45 tahun dan wanita lebih dari 55 tahun. 

12. Sindrom metabolik

Sindrom metabolik adalah sekelompok penyakit yang meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, meliputi hipertensi, kolesterol tinggi, dan obesitas.

13. Sleep apnea

Sleep apnea yang tidak tertangani dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes, dan stroke.

14. Stres

Penelitian menunjukkan, stres dalam berbagai lingkup kehidupan, dapat mengakibatkan penyakit jantung koroner.

Stres juga dapat memicu faktor risiko lain, misalnya stres dapat memicu seseorang merokok atau makan berlebihan.

15. Alkohol

Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan dapat merusak otot jantung, dan memperburuk kondisi seseorang dengan faktor risiko penyakit jantung koroner, seperti hipertensi dan obesitas.

16. Preeklamsia

Preeklamsia adalah komplikasi yang terjadi dalam masa kehamilan, ditandai dengan hipertensi dan kadar protein tinggi dalam urine.

Kondisi ini meningkatkan risiko gangguan pada jantung, termasuk penyakit jantung koroner.

Gejala

Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit jantung koroner, meliputi:

- Angina

Angina ditunjukkan oleh rasa nyeri di dada atau ketidaknyamanan pada dada, nyeri ini bisa menjalar ke leher, rahang, bahu, dan tangan sisi kiri, punggung, perut sisi kiri (sering dianggap maag).

Nyeri ini bisa berada pada tahap ringan sampai dengan berat, yang dapat bertahan selama beberapa menit.

Jika plak belum menyumbat arteri koronaria secara total, maka angina akan mereda dengan sendirinya.

Jika angina bertahan terus-menerus, maka segera bawa diri ke dokter.

- Keringat dingin, mual, muntah, atau mudah lelah.

- Irama denyut jantung yang tidak stabil (aritmia), bahkan bisa menyebabkan henti jantung (sudden cardiac arrest) yang bila tidak ditangani dengan cepat dapat menyebabkan kematian. 

Diagnosis

Langkah awal diagnosis penyakit jantung koroner adalah pergi ke dokter dan sampaikan gejala apa yang dialami.

Dokter kemudian akan memeriksa faktor risiko yang Anda miliki, jika Anda berisiko terserang penyakit jantung koroner, dokter akan memeriksa tekanan darah Anda.

Dokter juga akan menjalankan tes darah, untuk mengukur kadar kolesterol.

Agar mendapat hasil yang akurat, Anda akan diminta berpuasa 12 jam sebelum tes dilakukan.

Kemudian, untuk memastikan diagnosis, dokter akan menjalankan beberapa metode pemeriksaan.

Pemeriksaan tersebut terdiri dari beberapa jenis, antara lain:

- Elektrokardiogram (EKG)

Elektrokardiogram merupakan pemeriksaan sederhana untuk mengenali kegiatan listrik jantung.

- Tes tekanan dengan alat berlari (Treadmill)

Tes tekanan dengan alat berlari ini juga dikenal sebagai latihan uji serangan jantung (exercise cardiac arrest test), pemeriksaan tersebut untuk mengukur kemampuan jantung untuk mengatasi tekanan.

Dokter akan meminta pasien, yang dihubungkan dengan mesin EKG, untuk berlari pada alat berlari (treadmill) dengan pengaturan seperti kemiringan dan kecepatan yang disesuaikan seiring berjalannya waktu.

Kemudian dokter akan mengetahui kemungkinan adanya hambatan dan mengawasi tingkat persediaan oksigen selama tes dijalankan.

Pemeriksaan lain meliputi:

- Angiogram 

Anginogram merupakan pemeriksaan rontgen jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) yang memungkinkan dokter untuk melihat jika terdapat arteri koroner yang tersumbat atau menyempit.

- Echocardiogram

Echocardiogram merupakan pemeriksaan pencitraan untuk menentukan kondisi jantung menggunakan gelombang suara ultra (ultrasound).

Pemeriksaan diagnostik lain misalnya profil lipid dan kolesterol darah, gula darah puasa, dan tekanan darah. (1)

Pencegahan

Penyakit jantung koroner dapat dicegah dengan menjalani pola hidup sehat, seperti berhenti merokok dan membatasi konsumsi alkohol.

Selain itu, kelola stres dengan baik, misalnya dengan melakukan relaksasi otot atau latihan pernapasan dalam.

Langkah pencegahan lain adalah dengan rutin menjalani pemeriksaan gula darah dan kolesterol tiap dua tahun.

Pemeriksaan lebih rutin akan disarankan, pada pasien dengan riwayat hipertensi dan penyakit jantung.

Beberapa langkah lain untuk mencegah penyakit jantung koroner adalah:

- Perbanyak konsumsi makanan tinggi serat, seperti sayur dan buah.

- Batasi kadar garam pada makanan, tidak lebih dari 1 sendok teh sehari.

- Hindari makanan dengan kadar kolesterol tinggi.

- Hindari makanan berkadar gula tinggi.

Beberapa jenis makanan tinggi kolesterol tersebut antara lain:

- Ati

- Mentega

- Udang

- Makanan cepat saji

Sebaliknya, tingkatkan kadar kolesterol baik atau HDL dengan memperbanyak konsumsi makanan tinggi lemak tak jenuh, seperti minyak ikan, alpukat, kacang-kacangan, serta minyak zaitun dan minyak sayur.

- Lakukan olahraga rutin

Pola makan sehat yang dikombinasikan dengan olahraga rutin dapat menjaga berat badan ideal.

Di samping itu, olahraga rutin dapat menurunkan kadar kolesterol dan menjaga tekanan darah tetap normal.

Luangkan waktu setidaknya 150 menit dalam seminggu, untuk berolahraga.

- Konsumsi obat dengan benar

Sangat penting untuk mengikuti petunjuk dokter dalam mengonsumsi obat.

Penting untuk diingat bahwa jangan menghentikan pengobatan tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter, karena dapat mengakibatkan gejala makin memburuk.

Sumber: TribunnewsWiki
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved