KISAH INSPIRATIF

Aksi Relawan Telor Merah Cegah Penyebaran Virus Corona di Anambas, Diapresiasi Warganet Hingga Artis

Nama Telor Merah menurutnya diambil dari video bayi yang bisa berbicara di media sosial setelah memakan telur merah.

TribunBatam.id/Istimewa
Relawan Telor Merah di Kecamatan Siantan, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri. Mereka tergerak untuk membantu memutus mata rantai penyebaran virus Corona. Aksi spontan sejumlah warga ini diapresiasi oleh warga net, termasuk artis di Indonesia. 

TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Banyak cara yang dilakukan untuk mencegah penyebaran virus Corona. Ada yang mengikuti anjuran pemerintah untuk tetap berdiam diri dan beraktivitas dari rumah, ada juga yang turun ke sejumlah lokasi untuk membantu warga.

Cara ini yang dilakukan sekelompok warga di Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri. Prihatin dengan Covid-19 yang kian memakan korban jiwa, mereka membuat aksi dengan menyemprot disinfektan ke sejumlah lokasi keramaian di Kabupaten Kepulauan Anambas.

Nama Relawan Telor Merah pun terbentuk. Tidak hanya di Kecamatan Siantan, aksi relawan ini diakui Ketua Relawan Telor Merah, Jap Jhoni juga menyasar ke sejumlah kecamatan lain di Pulau Siantan, seperti Desa Air Bini di Kecamatan Siantan Selatan.

Nama Telor Merah menurutnya diambil dari video bayi yang bisa berbicara di media sosial setelah memakan telor merah.

"Ini merupakan gerakan spontanitas, terpanggil dari hati nurani, saya mengajak siapa saja yang mau bergabung jadi relawan, dan kebetulan saat itu kita kebingungan cari nama yang cocok untuk relawan ini. Dari situ terlintas ide untuk membuat nama itu," ucapnya.

Para relawan telor merah yang berjumlah 20 orang ini memang pure membantu secara ikhlas, mereka tidak mengharapkan imbalan sama sekali.

Pihaknya tidak mengelak bahwa mereka juga mendapat bantuan makanan, alat medis dan juga alat pelindung diri (APD) dari beberapa donatur.

"Karena masyarakat melihat kita, ada donasi masuk ke kami, seperti makanan, minuman, sampai dalam bentuk uang pun juga ada. Intinya kami di sini tidak pernah meminta, dan ikhlas karena spontanitas bersama. Donasi dari donatur itu kita juga update di sosial media setiap hari, jadi apa saja yang diberi donatur kita rekap kemudian kami laporkan di Facebook," ungkapnya.

Aksi mereka itu mendapat simpati dari warga net. Tidak hanya masyarakat biasa, sejumlah artis seperti Bertrand, Gracia Indri membuat video pendek atas apresiasi dari aksi yang mereka lakukan.

Tidak hanya Relawan Telor Merah, nama unik dari aksi relawan diketahui juga muncul di Pulau Matak. Sekelompok warga menamakan Relawan Nasi Kuning terus bergerak ke sejumlah dusun dan desa di pulau itu untuk mencegah penyebaran virus Corona.

"Kami bersyukur sekali dengan terbentuknya relawan telor merah ini bisa memberi contoh positif kepada daerah lain," katanya.

Warga Tak Lagi Leluasa Ngopi

Aktivitas ngopi pagi warga Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri terusik sejak wabah virus Corona.

Mereka tak lagi leluasa berkumpul dan duduk santai di kedai kopi.

Penyebabnya tim gabungan Gugus Tugas Penangulangan Covid-19 yang patroli setiap hari dan memberi imbauan kepada warga untuk mengurangi kegiatan berkumpul di luar rumah.

"Setiap hari ada razia, sudah mirip di Batam. Ini bunyi sirine sudah terdengar. Sudah mau datang ke tempat kami," ucap seorang warga di satu kedai kopi di Jalan Hang Tuah, Kelurahan Tarempa, Kecamatan Siantan, Fadhil Hasan saat dihubungi melalui sambungan seluler, Rabu (25/3/2020) siang.

VIDEO - Ini Kegiatan 39 ABK KM Kelud Selama Observasi di RS Khusus Covid-19 Galang

Jadi Perbincangan Disebut Youtubers Konten Fiktif dan Kasar pada Kru, Panji Petualang Angkat Bicara

Tidak banyak warga di kedai kopi itu. Warga Anambas yang tinggal di Bekasi, Jawa Barat itu mengaku hanya berdua saja dengan rekannya.

Itu pun jaraknya diatur, minimal satu meter. Ia mengakui, kebijakan untuk meminimalisir aktivitas di luar rumah dikeluarkan pemerintah untuk mencegah penyebaran virus Corona.

Tidak hanya kedai kopi, sejumlah kegiiatan beribadah diimbau untuk dilakukan di rumah.

"Bupati juga sudah instruksikan untuk sholat sebaiknya di rumah dulu, kecuali kalau ada ceramah di masjid untuk yang mau datang juga diperhatikan. Jangan kan larangan untuk tetap di rumah, para penumpang yang datang saja dari mana pun melalui transportasi darat dan laut juga diperiksa sekarang. Anambas sejauh ini memang masih aman dari pemberitaan Covid-19 ini. Kami berharap seperti itu terus lah," ucapnya.

Pemilik Kedai Kopi Serasi, Aliong mengaku sedikit kecewa dengan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah ini.

Pendapatan dari usaha kedai kopinya turun drastis semenjak tidak diperbolehkannya pengunjung untuk datang ke warung-warung kopi yang ada di sekitar pasar. .

"Ya gimana lagi sudah kebijakan pemerintah. Cuma kalau bisa orang tu dapat ngopi di sini, tapi jangan lama-lama, selesai ngopi pulang. Sudah dua hari ini gak ada yang datang, kursi juga disusun tuh (sambil menunjuk kursi yang bertumpuk di samping warung)," keluhnya.

Meski sedikit pengunjung yang datang, kedai kopi miliknya tetap ia buka seperti biasa.

Menurutnya, ini merupakan mata pencaharian mereka sehari-hari bergantung dari penjualan kopi dan makanan lain seperti nasi goreng, Mi Tarempa, dan aneka makanan dan minuman lainnya.

Tidak hanya usaha milik Aliong, beberapa kedai kopi di Jalan Hang Tuah, Kelurahan Tarempa, Kecamatan Siantan juga tampak sepi akibat kebijakan yang dikeluarkan pemerintah itu.

Puskesmas Siapkan Ruang Khusus Pasien Batuk dan Flu

Puskesmas Tarempa menyediakan ruang khusus bagi pasien penderita batuk dan pilek.

Ini dilakukan untuk mengantisipasi masuknya virus Corona ke Kabupaten Kepulauan Anamba, Provinsi Kepri.

Kepala UPT Puskesmas Tarempa, Januardi mengatakan, pihaknya sedang berkoodinasi dengan Dinas kesesehatan, pengendalian penduduk dan keluarga berencana kabupaten untuk penyediaan masker.

Kemudian Puskesmas Tarempa juga sudah menyediakan alat pengukur suhu tubuh yakni thermo scanner.

"Nanti setiap orang yang melakukan pemeriksaan ke Puskesmas akan kami beri masker," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan seluler, Kamis (19/3/2020).

Saat ini para pengunjung masih normal seperti biasanya. Namun, kita akan terus melalukan sosialisasi kepada masyarakat terkait Covid-19 tersebut.

"Setiap pasien baik itu yang datang dengan keluhan batuk atau pilek maupun hanya pemeriksaan biasa akan kita ukur suhu tubuhnya tanpa terkecuali," jelasnya.(TribunBatam.id/Rahma Tika)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved