VIRUS CORONA
Waspada, Berikut Ini Hal-hal yang Perlu Kamu Ketahui Tentang Penderita Covid-19 Tanpa Gejala
Salah satu faktor yang memengaruhi kecepatan penyebaran virus corona adalah banyak pasien yang tak menunjukkan gejala.
Para ahli masih mencoba untuk mencari tahu, sejauh mana orang-orang yang terinfeksi dalam kategori ini berkontribusi dalam penyebaran virus corona.
SCMP melaporkan, sepertiga dari pasien positif virus corona di China baru menunjukkan gejala setelah terkonfirmasi positif.
Sebelumnya, mereka tidak merasakan gejala sama sekali.
Kasus asimptomik atau tanpa gejala ditemukan di antara orang-orang yang telah melakukan kontak dekat dengan pasien positif, klaster, dan melalui pelacakan kontak.
Beberapa ahli memperingatkan, pasien tanpa gejala bisa membuat rute transmisi baru setelah penguncian kota dicabut.
"Ini memprihatinkan, mengingat banyak negara belum menerapkan tingkat pengujian komunitas yang cukup luas," kata Adam Kamradt-Scott, spesialis kesehatan masyarakat di University of Sydney.
• Satu Penumpang KM Kelud Positif Covid-19, Rute Pelayaran dari Tanjungpriok ke Kijang 20 Maret 2020
Tidak menunjukkan gejala selama perawatan
Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Korea Selatan Jung Eun-Kyeong mengatakan, sekitar 20% dari pasien positif virus corona di negeri ginseng tidak menunjukkan gejala sama sekali selama menjalani perawatan di rumah sakit.
Lebih lanjut, mengutip dari Bloomberg, di Islandia, menurut Kepala Ahli Epidemiologi Thorolfur Gudnason, separuh dari jumlah pasien positif tidak memiliki gejala.
Satu analisis dari wabah kapal pesiar Diamond Princess menunjukkan, 33 dari 104 penumpang yang terinfeksi tetap tanpa gejala bahkan setelah rata-rata 10 hari pengamatan di rumah sakit.
• Ini 6 Jenis Buah yang Justru Berbahaya Disimpan di Kulkas, Satu di Antaranya Semangka
Screening di bandara tak efektif
Yale Scool of Public Health menyebutkan, keberadaan pasien asimptomik mengindikasikan, screening di bandara dan tempat masuk lainnya tak cukup efektif.
"Gambaran nyata hanya akan terungkap ketika kami memiliki tes serologis untuk mengetahui siapa yang telah terinfeksi," kata Ian Henderson, Direktur Institute for Molecular Bioscience di Queensland University.
Sejauh ini, screening di bandara masih menjadi andalan utama bagi banyak negara untuk mendeteksi penumpang yang mungkin telah terpapar virus corona.
Singapura kini mulai sadar akan hal itu dan memperketat tes masuk di bandaranya.
• Pengadilan Negeri Batam Putus 661 Perkara Pelanggaran Lalu Lintas, Ini Cara Bayar dan Ambil Jaminan