TRIBUN WIKI
Benarkah Susu Bisa Tingkatkan Daya Tahan Tubuh dan Atasi Peradangan? Simak Penjelasannya
Peradangan adalah respons alami tubuh terhadap patogen seperti bakteri dan virus. Susu dianggap sebagai salah satu minuman yang bisa atasi peradangan
TRIBUNBATAM.id - Di tengah pandemi virus corona, menjaga daya tahan tubuh tetap prima menjadi salah satu upaya pencegahan agar tidak tertular.
Daya tahan tubuh yang baik bisa didapatkan dari olahraga dan konsumsi makanan bergizi.
Susu adalah salah satu minuman yang dipercaya mampu meningkatkan daya tahan tubuh.
Hal ini lantaran susu mengandung berbagai zat gizi seperti kalsium dan vitamin D.
Selain itu, susu juga dipercaya bisa mengatasi peradangan.
• BISA DICOBA! Ini 5 Manfaat dan Khasiat Daun Pepaya Bagi Kesehatan
Apa itu peradangan?
Melansir Warta Kota Wiki, peradangan adalah respons alami tubuh terhadap patogen seperti bakteri dan virus.
Hal ini juga berlaku untuk cedera seperti luka dan goresan.
Sebagai respons terhadap pemicu radang, tubuh melepaskan kurir kimia khusus, seperti histamin, prostaglandin, dan bradikinin.
Senyawa itu menandakan respons imun untuk menangkis patogen atau menyembuhkan dan memperbaiki jaringan rusak.
Respons peradangan akut atau kronis, dengan peradangan akut berlangsung beberapa hari.
Sedang peradangan kronis berlangsung lebih dari 6 minggu.
Peradangan akut adalah garis pertahanan pertama tubuh terhadap cedera atau infeksi.
Sedangkan peradangan kronis dapat berbahaya hingga merusak jaringan dan organ tubuh.
Peradangan kronis dapat terjadi akibat infeksi atau cedera yang tidak diobati.
Selain itu, gangguan autoimun seperti rheumatoid arthritis, atau kebiasaan gaya hidup Anda terutama diet Anda.
Susu dan komponennya
Susu dihasilkan dari susu mamalia seperti sapi dan kambing.
Produk olahan susu seperti keju, mentega, yogurt, es krim, dan kefir.
Susu dan produk susu mengandung banyak nutrisi penting seperti:
- Protein
Susu dan yogurt menyediakan protein yang mudah dicerna dan diserap oleh tubuh Anda.
- Kalsium
Susu, yogurt, dan keju adalah sumber kalsium yang kaya, mineral yang diperlukan untuk fungsi saraf dan otot yang tepat serta untuk kesehatan tulang.
- Vitamin D
Banyak negara membentengi susu sapi dengan vitamin D, vitamin penting untuk kesehatan tulang, fungsi kekebalan tubuh, dan mengendalikan peradangan
- Probiotik
Yogurt dan kefir mengandung probiotik, yang merupakan bakteri menguntungkan meningkatkan kesehatan usus dan kekebalan tubuh.
- Vitamin B
Susu dan yogurt adalah sumber riboflavin yang baik, atau vitamin B-2, dan vitamin B-12, yang mendukung produksi energi dan fungsi saraf.
- Asam linoleat terkonjugasi (CLA)
Produk susu adalah salah satu sumber terkaya CLA, sejenis asam lemak dikaitkan dengan kehilangan lemak dan manfaat kesehatan lainnya.
Selain itu, susu penuh lemak dan produk susu kaya lemak jenuh dianggap sebagai penyebab peradangan.
Lemak jenuh dapat memperburuk peradangan yang sudah ada karena meningkatkan penyerapan molekul-molekul inflamasi.
Kondisi ini disebut lipopolysaccharides.
Penelitian observasi juga mengaitkan konsumsi susu dengan peningkatan risiko jerawat, kondisi peradangan, pada remaja dan dewasa muda.
Selain itu, orang mengalami kembung, kram, dan diare ketika mengonsumsi produk susu dan mengaitkan gejala-gejala tersebut dengan peradangan.
Tetapi, gejala ini terkait ketidakmampuan untuk mencerna gula susu yang disebut laktosa.
Banyak orang menghindari susu dan produk susu karena takut menyebabkan peradangan.
Padahal, susu dan produk susu mengandung banyak nutrisi penting, seperti vitamin, mineral, dan protein.
Susu dan peradangan
Mengonsumsi makanan tertentu, termasuk buah-buahan dan sayuran, dapat mengurangi peradangan.
Sementara makanan lain seperti daging olahan, minuman yang dimaniskan dengan gula, dan makanan gorengan dapat meningkatkan peradangan.
Jika Anda memiliki alergi terhadap protein dalam produk susu, butuh penelitian lanjutan apakah produk susu meningkatkan peradangan.
Namun, beberapa penelitian menunjukkan sebaliknya.
Kesimpulan dari perbedaan penelitian itu karena penerapan desain dan metode penelitian, status demografi dan kesehatan peserta studi, dan komposisi makanan.
Misalnya, telah dilakukan 15 uji coba terkontrol secara acak dari 2012 hingga 2018.
Penelitian itu tidak menemukan efek pro-inflamasi dari asupan susu atau produk susu pada orang dewasa sehat atau orang dewasa kelebihan berat badan, obesitas, diabetes tipe 2, atau sindrom metabolik.
Sebaliknya, studi mencatat bahwa asupan susu dikaitkan dengan efek anti-inflamasi lemah pada populasi ini.
Temuan itu mirip dengan ulasan sebelumnya dari 8 studi terkontrol acak yang mengamati tidak ada efek asupan susu pada penanda peradangan pada orang dewasa dengan kelebihan berat badan atau obesitas.
Ulasan lain pada anak-anak usia 2-18 tahun tidak menemukan bukti bahwa mengonsumsi makanan olahan susu berlemak meningkatkan molekuk peradangan yaitu tumor necrosis factor-alpha dan interleukin-6.
Sementara bukti saat ini menunjukkan tidak ada hubungan antara susu dan peradangan.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah produk susu dan komponen atau nutrisi produk tersebut meningkatkan atau mengurangi peradangan.
Penelitian observasional mengaitkan asupan yogurt dengan risiko diabetes tipe 2 yang sedikit menurun, penyakit yang berhubungan dengan peradangan kronis tingkat rendah.
Sedangkan asupan keju dikaitkan dengan risiko penyakit cukup tinggi.
Sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa susu dan produk susu tidak menyebabkan peradangan.
Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan sebelum kesimpulan definitif dapat ditarik. (TRIBUNBATAM.ID/WIDI WAHYUNINGTYAS)