VIRUS CORONA
Ekuador Kewalahan, Ratusan Orang Meninggal Karena Covid-19, Peti Mati & Lahan Makam Kurang
Namun, pihak pemerintah menyebutkan pihak kepolisian telah memindahkan hampir 800 mayat atau tepatnya 771 mayat dalam beberapa pekan terakhir
TRIBUNBATAM.id, GUAYAQUIL - Pemerintah Ekuador mulai kewalahan menghadapi banyaknya kematian akiba virus corona.
Kesulitan yang terjadi Ekuador adalah terkait peti mati dan lahan pemakaman, saat ratusan orag meninggal dunia.
Dalam beberapa pekan terakhir, Pemerintah Ekuador mencatat ratusan kematian.
• UPDATE, Lonjakan Kasus Corona di Singapura, Kini Berjumlah 4.427 Kasus, Kasus Baru di Asrama Pekerja
• Niat, Bacaan dan Tata Cara Salat Tarawih di Rumah Selama Ramadan 1441 H/2020 Lengkap dengan Artinya
• 10 Gejala Terinfeksi Virus Corona yang Harus Diketahui, Tidak Lagi Sekadar Batuk dan Demam

Tentara mengangkut kotak-kotak kardus yang digunakan sebagai peti mati di pemakaman Paque de la Paz di Guayaquil, Ekuador, pada 9 April 2020 karena meningkatnya jumlah virus coronavirus COVID-19 di kota itu yang menyebabkan kekurangan peti mati. (Jose SANCHEZ / AFP)
Berdasarkan data worldometer jumlah orang yang terinfeksi virus corona di Ekuador 8,225 orang dengan jumlah kematian mencapai 403 orang.
Namun, pihak pemerintah menyebutkan pihak kepolisian telah memindahkan hampir 800 mayat atau tepatnya 771 mayat dalam beberapa pekan terakhir dari rumah-rumah warga di Guayaquil.
Guayaquil dilaporkan sebagai episentrum penyebaran wabah virus corona di negara tersebut.
Sebelumnya diberitakan, pemakaman jenazah korban Covid-19 menjadi masalah serius di Ekuador.
Wabah itu membanjiri layanan kesehatan darurat, rumah sakit, hingga tempat pamakaman.
Mengutip dari France24, pekerja kamar mayat di kota pelabuhan Ekuador tersebut mengaku tidak dapat mengatasi tumpukan mayat yang disimpan para penduduk.
• Kisah Aya, Ibunya Meninggal Karena Virus Corona di Hari Ibu; Aku Ingin Memelukmu Ibu, Tapi Tak Bisa
Warga Guayaquil menggungah video di media sosial yang memperlihatkan mayat-mayat ditinggalkan di tepi jalan.
Lebih jauh, Kepala Gugus Tugas yang dibentuk pemerintah, Jorge Wated angkat bicara.
"Jumlah yang kami kumpulkan dengan satuan tugas, dari rumah penduduk melebihi 700 orang," ungkap Wated.
Wated menambahkan, pada Minggu (12/4/2020), tim gugus tugas yang telah beroperasi selama tiga minggu terakhir telah mengumpulkan 771 mayat dari rumah penduduk.
Sekira 631 mayat dikumpulkan dari rumah sakit yang kamar mayatnya membeludak.
Wated tidak merinci penyebab kematian para korban.
Dilaporkan, 600 di antaranya kini telah dikuburkan oleh pihak berwenang.
Ekuador telah mencatat lebih dari 8.000 kasus infeksi virus corona sejak diagnosis pertamanya pada 29 Februari 2020 kemarin.
Provinsi pesisir Guaya menyumbang lebih dari 70 persen dari mereka yang terinfeksi di negara itu.
Lebih dari 4.000 kasus dilaporkan di ibu kota Guayaquil.
Mayat Disimpan di Kontainer

Foto kontainer raksasa berpendingin berada di luar rumah sakit umum di kota muncul pada minggu ini. Pemerintah mengonfirmasi ada tiga kontainer yang digunakan untuk menyimpan mayat sampai pemakaman dapat disiapkan. (Tangkap Layar YouTube France24)
Pemakaman korban Covid-19 di Ekuador juga menjadi masalah yang serius.
Sebelumnya, media France24 melaporkan, mayat korban virus corona bahkan ada yang disimpan dalam kontainer pendingin.
Pemerintah mengonfirmasi ada tiga kontainer yang dipakai untuk menyimpan jenazah korban Covid-19 karena menunggu pemakaman di siapkan.
Warga setempat, yang terlihat begitu putus asa dalam keadaan ini pun memilih menguburkan mayat keluarganya di ladang.
Untuk diketahui, Guayaquil menjadi pusat penyebaran wabah virus corona di Ekuador.
Hingga pagi ini, Jumat (17/4/2020) mengutip dari worldmeters, Ekuador telah mencatat 8.225 kasus infeksi corona.
Angka kematian tercatat mencapai 403 orang.
Saksikan kondisi terakhir di Ekuador dimana banyak mayat yang belum bisa dikuburkan.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
\\
\\
\\