VIRUS CORONA

Dampak Corona Virus, Sri Mulyani: Angka Pengangguran Baru Naik 5,2 Juta Orang

Menteri Keuangan Sri Mulyani, memprediksikan jumlah pengangguran dan angka kemiskinan di Indonesia akan mengalami kenaikan.

YOUTUBE
Sri Mulyani 

TRIBUNBATAM.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani, menyebut angka kemiskinan di Indonesia melonjak drastis di tengah pandemi corona atau covid-19.

Sri mulyani mengatakan jumlah kemiskinan di Indonesia bertambah 3,78 juta.

Pertambahan angka kemiskinan ini ternyata diikuti angka pengangguran.

Dampak corona virus ini ternyata menjadi pukulan berbagai sektor di Indonesia, khususnya sektor ekonomi.

Kenaikan jumlah pengangguran dan penduduk miskin terjadi akibat dampak dari pandemi Virus Corona

Karena seperti yang diketahui, Virus Corona ini selain berdampak pada kesehatan juga tentunya menyasar sektor perekonomian.

Dilansir TribunWow.com dari tayangan Youtube metrotvnews, Kamis (16/4/2020), Sri Mulyani mengatakan Gross Domestic Product (GDP) sedang mengalami kondisi yang berat, bahkan bisa sampai kategori sangat berat.

Menurut Sri Mulyani, dengan melihat kondisi perekonomian seperti ini jelas akan berdampak pada sosial dan pembangunan.

"Untuk GDP saat ini kita mengestimasi dalam kondisi berat dan sangat berat," ujar Sri Mulyani

"Ini pasti akan menyebabkan pengaruh pada dampak sosial dan pembangunan kita," jelasnya.

Dari sosial, jumlah kemiskinan akan bertambah 1,1 juta jika dalam skenario berat.

Dan jika dalam skenario sangat berat bisa mencapai 3,78 penambahan penduduk miskin.

"Angka kemiskinan kita akan meningkat, dalam skenario berat bisa naik 1,1 juta orang atau dalam skenario lebih berat kita akan menghadapi tambahan kemiskinan 3,78 juta orang," kata Sri Mulyani.

Sedangkan untuk angka pengangguran juga tentunya mengalami kenaikan.

Dalam skenario buruk saja, angka pengangguran akan bertambah 2,9 juta.

UPDATE Corona di Indonesia: 5.923 Terinfeksi Covid-19, Indonesia Tertinggi di ASEAN

FAKTA Baru Pandemi Corona, Ilmuwan Inggris Sebut Bukan di Wuhan Virus Pertama Kali Merebak

Dan ketika masuk dalam skenario sangat buruk dipresdiksi bisa mencapai 5,2 juta jumlah pengangguran baru di Indonesia.

Kondisi tersebut tentu sangat disayangkan, setelah pada beberapa tahun terakhir angka pengangguran sudah menurun.

"Angka pengangguran yang selama ini sudah menurun dalam lima tahun terakhir, juga kemungkinan akan mengalami kenaikan," ungkapnya.

"Dalam skenario berat kita perkirakan bisa ada kenaikan 2,9 juta orang pengangguran baru dan kalau skenario yang lebih berat bisa 5,2 juta," tutup Sri Mulyani.

Simak videonya:

Indonesia akan Tetap Ekspor APD

Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan akan tetap mengekspor APD ke luar negeri, khususnya untuk negara-negara yang sangat membutuhkan.

Sebelumnya, pemerintah telah meminta perusahaan produksi APD untuk bisa meningkatkan jumlah produksinya.

Dilansir TribunWow.com, kebijakan tersebut dilakukan juga untuk memenuhi kontrak yang telah dilakukan dengan negara lain.

Meski begitu, Sri Mulayni menegaskan untuk prioritas utama tetap untuk tenaga medis dalam negeri.

Dirinya memastikan untuk persediaan APD dalam negeri tetap tidak terganggu.

Kepastian tersebut disampaikan Sri Mulyani dalam konferensi virtual yang ditayangkan oleh kanal Youtube KompasTV, Kamis (16/4/2020).

Dalam kesempatannya tersebut, wanita yang sudah tiga kali menjabat sebagai Menteri Keuangan itu mengatakan hal tersebut dilakukan juga atas dasar rasa gotong royong untuk bersama-sama menghadapi pandemi Virus Corona.

"Jadi kontrak-kontrak dengan negara-negara itu akan tetap akan kita coba penuhi tanpa kita mengorbankan kebutuhan APD kita di dalam negeri," ujar Sri Mulyani.

"Jadi ini adalah berbagai program yang dalam menghadapi Covid-19, semua negara berusaha untuk saling bergotong royong, memang tensinya sangat tinggi, karena banyak negara itu yang betul-betul membutuhkan APD," sambungnya.

Menurutnya, banyak negara-negara lain yang memang betul-betul membutuhkan APD untuk digunakan oleh tenaga medis dalam menangani Virus Corona di negaranya.

Terlebih mereka tidak mempunyai perusahaan untuk memproduksi APD sendiri.

Namun sekali lagi, Sri Mulyani memastikan bahwa kebutuhan dalam negeri tetap yang utama.

"Waktu mereka memesan ke Indonesia, mereka berharap langsung bisa dikirim kembali ke negeranya," kata Sri Mulyani.

"Namun kita mengatakan di Indonesia juga dibutuhkan, kemarin beberapa pembicaraan kita dengan Korea, dengan Jepang, semuanya tujuannya adalah untuk di satu sisi memenuhi APD kita di dalam negeri, namun di sisi lain juga bisa memenuhi kebutuhan dari negara-negara lain yang memang tidak mempunyai industri untuk membangun atau membuat APD," pungkasnya.

Simak videonya:

(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved