TIMNAS INDONESIA
Hamka Hamzah Ungkap Situasi Saat Ada Geng-gengan di Timnas Indonesia: Kami yang Muda Nggak Dianggap
"Kita pemain-pemain junior ini nggak pernah dikasih bola (sama senior)," kata Hamka Hamzah kepada Rian D'Masiv di video YouTube
lihat foto
TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Berasal dari berbagai daerah, suku agama dan ras, timnas Indonesia adalah replika keberagaman Indonesia.
Kini, selain putra daerah, ada pemain yang berstatus naturalisasi, karena sang pemain tinggal dan sebagai warga Indonesia.
Dengan banyaknya perbedaan itu, apakah ada gap atau geng-gengan dalam skuat timnas?
• 17 Orang Pedagang Positif Corona, 3 Meninggal Dunia, Pasar Raya Padang Ditutup Sementara
• Warga Kumpulkan Dana Buat Anak 7 Tahun Ini, Ibu & Nenek Meninggal Karena Covid-19, Ayahnya Dirawat
• Fenomena Cacing-cacing Keluar dari Tanah di Solo dan Klaten, Apa yang Terjadi? Ini Kata Pakar
Ternyata itu pernah terjadi dan itu dirasakan salah satu pemain yang saat itu dipanggil pelatih timnas.
Pemain yang kini masih bermain di Liga 1 2020 merasakan geng-gengan di Timnas saat dia masih muda.
Kondisi itu diungkap mantan bek timnas Indonesia, Hamka Hamzah, kepada Rian D'Masiv di YouTube.
Pemain Persita Tangerang itu mulai dipanggil ke timnas Indonesia sejak 2004 atau ketika usianya masih 20 tahun.
Ia dipanggil Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2010.
Saat itu, nama Christian Gonzales menjadi salah satu pemain naturalisasi yang bermain dengan seragam Garuda di dada.
Hamka Hamzah mengaku , yang dia rasakan saat berada di latihan skuad Garuda adalah adanya "geng-gengan".
"Kita pemain-pemain junior ini nggak pernah dikasih bola (sama senior)," kata Hamka Hamzah kepada Rian D'Masiv di YouTube.
"Dan pemilihan pemainnya pun ya itu-itu aja, jadi kita datang itu hanya jadi pelengkap," imbuh dia dalam video yang diunggah akun YouTube Rian Ekky Pradipta pada 8 April 2020.
• UPDATE Jadwal Baru MotoGP 2020, Dimulai dengan GP Jerman Pakai Opsi Tanpa Penonton
• 32 Ucapan Selamat Puasa Ramadan 1441 H yang Bisa Kamu Kirim Lewat WhatsApp, Facebook dan Instagram
"Jadi saya melihat 'wah, ndak sehat ini pelatih cara mainnya', bikinlah kelakuan (agar dicoret)."
"Disuruh makan bersama, saya telat. Lalu dicoret," jelas dia.
Begitu seterusnya yang dia lakukan jika melihat adanya "geng-gengan" di dalam tubuh skuad Garuda.
