VIRUS CORONA DI BATAM
BEGINI 3 Cara Daftar Peserta BPJS Kesehatan Secara Online di Batam
Selama pandemi Covid-19, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan membuka layanan pendaftaran peserta BPJS secara online.
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Selama pandemi Covid-19, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan membuka layanan pendaftaran peserta BPJS secara online.
"Cara ini akan mempermudah pasien pemilik kartu BPJS Kesehatan selama seruan pemerintah untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, termasuk berkerumun untuk mencegah penyebaran Covid-19," kata Kepala Bidang SDM, Umum, dan Komunikasi Publik BPJS Kesehatan Batam, Irfan Rachmadi.
Lantas, bagaimana cara mendaftar peserta BPJS Kesehatan secara online?
Pendaftaran peserta PBPU bisa dengan cara menghubungi call center BPJS Kesehatan, 1500 400.
Cara lainnya adalah dengan menginstal aplikasi mobile JKN, dan melakukan pendaftaran, aktivasi akun, login dan masuk pengaduan keluhan.
Selain itu, peserta dapat juga mengaktivasi melalui WhatsApp ke 0895-3706-80105 dengan mengirimkan foto berkas.
Caranya, kirim format WA, dengan jumlah yang didaftarkan, nomor KK, nomor KTP, nomor HP, nomor rekening, nama bank, nama pemilik rekening, klinik dan kelas iuran.
"Untuk masalah pembayaran, kirimkan bukti permbayaran ke email kc-batam@keluhan.bpjs-kesehatan.go.id," ucap Irfan, Minggu (19/4/2020).
BPJS Kesehatan menyatakan siap melaksanakan verifikasi klaim Covid-19.
Dimana, pemerintah memberikan penugasan khusus kepada BPJS Kesehatan untuk melakukan verifikasi terhadap klaim pelayanan kesehatan akibat Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di rumah sakit.
Kepala Humas BPJS Kesehatan, M Iqbal Anas Ma’ruf mengatakan, BPJS Kesehatan dan Kementerian/lembaga terkait telah menyiapkan sistem informasi dan prosedur, aplikasi penunjang serta sosialisasi kepada verifikator BPJS Kesehatan dan rumah sakit.
“BPJS Kesehatan siap melaksanakan penugasan ini. Pengalaman melaksanakan verifikasi klaim yang akuntabel, transparan sesuai dengan prinsip good governance. Diharapkan langkah itu dapat memperlancar tugas BPJS Kesehatan dalam melakukan verifikasi terhadap klaim pelayanan kesehatan akibat Covid-19,” kata Iqbal.
Ia menuturkan sumber pembiayaan klaim pasien Covid-19 ini berasal dari DIPA Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan atau sumber lainnya yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam hal pasien sudah membayar biaya perawatan, maka rumah sakit harus mengembalikan.
Sedangkan masa kedaluwarsa klaim adalah 3 bulan setelah status pandemi/wabah dicabut oleh Pemerintah.
• Promo Terbaru Alfamart hingga 30 April 2020, Susu hingga Diskon Produk Kesehatan
• Sinopsis Film Teenage Mutant Ninja Turtles: Out of the Shadows, Tayang Pukul 19.00 WIB di Trans TV
"Adapun, kriteria pasien yang dapat diklaim biaya perawatannya adalah Pasien yang sudah terkonfirmasi positif Covid-19. Kemudian, pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang berusia di atas 60 tahun dengan atau tanpa penyakit penyerta serta ODP usia kurang dari 60 tahun dengan penyakit penyerta," paparnya.
Pemerintah Siapkan Perpres
Pemerintah tengah menyusun landasan aturan baru bagi penyelenggaraan jaminan kesehatan nasional oleh BPJS Kesehatan.
Beleid tersebut rencananya akan terbit dalam bentuk Peraturan Presiden (Perpres) dan turut mengakomodasi penyelesaian biaya pasien virus corona atau Covid-19 di rumah sakit melalui BPJS Kesehatan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kemarin, Rabu (18/3).
Perpres baru itu nantinya akan menggantikan Perpres 75 Tahun 2019 yang telah dibatalkan oleh Mahkamah Agung (MA) sebelumnya.
"Kami akan susun Perpres untuk memberi kepastian bagi fasilitas kesehatan dan BPJS Kesehatan untuk bisa mendukung langkah-langkah penanganan Covid-19,” tutur Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengatakan, pembatalan Perpres 75/2019 membuat kondisi BPJS Kesehatan diliputi ketidakpastian, terutama dari sisi kondisi keuangannya.
Padahal peran BPJS Kesehatan saat ini sangat penting untuk mendukung rumah sakit-rumah sakit yang menjadi garda terdepan dan terpenting dalam menangani wabah Covid-19.
Penyelesaian biaya pasien Covid-19 memang telah diatur sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/104/2020 mengenai Penetapan Infeksi Novel Coronavirus sebagai penyakit yang menimbulkan wabah dan upaya penanggulangannya.
Yaitu biaya pasien Covid-19 akan langsung ditanggung rumah sakit rujukan Kemenkes dengan menggunakan pos anggaran Kemenkes.
Namun, Sri Mulyani mengakui pos anggaran tersebut bisa saja tak mencukupi jika jumlah kasus semakin meningkat dan penanganan pun semakin banyak dilakukan.
“Makanya BPJS Kesehatan diminta untuk ikut mengkaver, namun akuntabilitasnya juga harus bisa dipertanggungjawabkan. Jadi kami sedang susun Perpres untuk berikan kepastian,” tandas Sri Mulyani.
Kisah Pasien Virus Corona Sembuh di Batam
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi mengungkap metode pengobatan sehingga membuat Yusilfa Yeni (57) sembuh dari Corona.
Yusilfa Yeni merupakan pasien 08 di Batam yang positif Covid-19.
Setelah menjalani perawatan di RSBP Batam, ia dinyatakan sembuh dan diizinkan pulang, Sabtu (18/4/2020).
Namun Yusilfa Yeni tetap harus menjalani karantina mandiri.
Yusilfa Yeni merupakan pasien pertama di Batam yang sembuh dari Corona.
Hingga Sabtu kemarin, tercatat ada 29 kasus Corona, 5 di antaranya meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi mengataka pasien diberikan asupan makanan dengan putih telur dan obat globulin.
• Mutia Ayu Ungkap Kerinduannya untuk Gleen Fredly, Unggah Foto Romantis dengan Kalimat Menyentuh
• Viral Video Perempuan Pemulung Tahan Lapar 2 Hari: Saya Gak Makan Pak, Kemarin juga
Sejatinya memang putih telur dan obat globulin mempercepat kesembuhan.
"Info menarik, pemberian globulin bisa mempercepat kesembuhan," ujar Didi lewat videoconfrence, beberapa waktu lalu.
Diakuinya untuk harga satu globulin fial 5 cc sekitar Rp 3,7 juta.
Ia juga menyebutkan Wali Kota Tanjungpinang menggunakan obat itu. Namun setiap pasien diakui, bisa bisa membutuhkan sekitar lima sampai 10 fial.
"Pak Syahrul dapat itu dan kondisinya lumayan stabil. Pak Syahrul pakai enam," cetusnya.
Tak hanya globulin pasien juga didorong agar asupan makanan untuk pasien yang diberikan rumah sakit. Termasuk mengkonsumsi putih telur.
"Kita sudah diskusi, setiap rumah sakit, membuat bubur putih telur diberikan pada setiap pasien dalam perawatan," katanya.
Kangen Nasi Padang
Nada suara Yusilfa Yeni (57) terdengar penuh semangat saat akan pulang dari RSBP Batam, Sabtu (19/4/2020).
Setelah beberapa hari dirawat karena terjangkit Covid-189, Yusilfa Yeni dinyatakan sembuh dan boleh pulang.
Yusilfa Yeni merupakan pasien pertama Corona yang sembuh di Batam.
Hingga Sabtu kemarin, tercatat total 29 kasuc Covid-19 di Batam.
• Sinopsis Film Transformers: Age of Extinction, Tayang Pukul 21.00 WIB di Bioskop Trans TV
• 90 Tahun PSSI, Inilah Deretan Prestasi yang Pernah Diraih Timnas Indonesia
Meski usianya tak lagi muda, wanita yang akrab disapa Yeni itu tampak penuh semangat berjalan sambil menenteng tas kecilnya.
Banyak kisah yang dirasakan Yeni selama melawan penyakit mematikan itu yang kini telah menginfeksi 2,25 juta manusia di seluruh dunia hingga Sabtu (18/4/2020) tersebut.
“Jangan takut, masyarakat tidak perlu takut sama penyakit ini, yang penting kita hidup sehat,” kata Yeni.
Menjelang kepulangannya, wanita berjilbab ini menceritakan kisah perjuangannya melawan Covid-19 pada TRIBUNBATAM.id.
"Kalau ditanya takut? Iya pastilah," kata Yeni mengawali ceritanya.
Apalagi, awal mula saya sakit kemudian dirawat hingga hasil pemeriksaan keluar tiba-tiba sudah dinyatakan positif Covid-19.
"Waktu itu saya syok, tapi siapa yang mau saya salahkan. Tidak ada kan? keluarga juga syok mendengarnya, banyak sanak saudara sempat heboh mendengar kabar saya," kata Yeni.
Waktu berjalan saya pun mulai menjalani perawatan isolasi di RSBP.
Dirawat begitu intensif, diperiksa, tak kalah menarik dalam proses saya menjalani perawatan tak pernah kenal dengan tim medisnya.
“Gimana mau kenal, wajah kan tak terlihat. Karena semua tertutup pakai APD yang digunakan, namun kita tahu nama dan ngobrol-ngobrol lah,” kata Yeni.
Selama menjalani isolasi, Yeni pernah syok.
“Perdana kan dirawat seperti ini, dokter pakai pakaian kayak robot, tak dapat keluar. Intinya berbeda dengan kehidupan sehari-hari jika diluar,” ungkap Yeni.
• Dilema Pedagang Jamu di Batam saat Pandemi Corona, Harga Jahe Melonjak, Terpaksa Pangkas Untung
• Murid Tak Punya HP Buat Belajar Daring, Guru Ini Terpaksa Datang ke Rumah Siswa untuk Mengajar
Namun dengan penuh optimis, bahwa saya akan sembuh untuk dapat bertemu keluarga.
"Saya bertekad sembuh dan melawan ini penyakit," kata Yeni menceritakan pengalaman masa-masa ia diisolasi.
Satu hal yang paling penting saat menjalani isolasi, tegas Yeni, jangan pernah merasa lemah dan putus asa.
“Keep smile dan jangan stress. Itu saja gak banyak kok," pesannya.
Intinya jangan lupa berdoa kepada Tuhan, dan percaya akan sembuh serta ikuti aturan yang dianjurkan dokter.
Selama diisolasi, Yeni mengaku tim medis selalu menghibur, bahkan sesama kita pasien Covid-19 yang menjalani perawatan saling memberikan semangat satu sama lain.
“Tidak begitu jenuh ya. Keluarga juga sering telepon. Jadi saya kadang telponan dengan keluarga, anak, mereka banyak kasih kabar,” kata Yeni.
Dia mengaku anaknya yang sedang kuliah pascasarjana di Bandung disebut yang paling khawatir dengan kondisi ibunya dan setiap hari menelepon.
“Apa kabar mama, gimana kabarnya hari ini, begitu pedulinya mereka,” ucapnya.
Kalau ditanya bagaimana hari-hari berada dalam masa isolasi, Yeni mengatakan dia selalu diberikan makanan bergizi, diberi obat, dicek kondisi kesehatannya selama 24 jam dipantau.
"Pasien dan medis begitu akrab. Saya sangat ingat itu, tuh..si Rafli dia paling lucu. Dari beberapa perawat yang bertugas Rafli itu paling lucu, dia selalu buat tertawa dan memberikan semangat, walau saya belum lihat wajahnya namun ingat sekali namanya,” ungkap Yeni.
Selepas pulang nanti, Yeni mengaku akan langsung makan nasi Padang.
“Untuk teman-temanku yang masih dirawat kalian harus percaya akan sembuh, jangan stres dan tetap semangat,” katanya.
Begitu juga bagi warga Batam, dia berpesan untuk melawan Covid-19 tak boleh takut.
“Jangan pernah takut, dan tetap hidup sehat. Terimakasih kepada dokter, medis dan perawat yang telah merawat saya. Sekali lagi Terimakasih,” tutup Yeni memasuki mobil untuk pulang.(TribunBatam.id/Roma Uly Sianturi) (Kontan.co.id)