TRIBUN WIKI
Kenali Perbedaan Sesak Napas Asma dengan Gejala Covid-19, Lebih Rentan Virus Corona?
Salah satu gejala yang muncul dari orang yang terinfeksi Covid-19 adalah sesak napas. Lalu, Bagaimana cara membedakannya?
TRIBUNBATAM.id - Salah satu gejala yang muncul dari orang yang terinfeksi Covid-19 adalah sesak napas.
Gejala sesak napas juga umumnya dirasakan oleh penderita penyakit asma.
Munculnya pandemi Covid-19 ini membuat gejala sesak napas yang muncul sering kali dikaitkan dengan penyakit tersebut.
Termasuk pada orang yang menjadi penderita asma.
Padahal, jika penderita asma mengalami sesak napas, penyakit yang perlu dicurigai terlebih dahulu adalah asma yang diderita.
Lantas, apa perbedaan sesak napas pada penderita asma dan Covid-19?
Perbedaan sesak napas asma dan Covid-19
Melansir Tribunnews Wiki, berikut beberapa perbedaan yang patut diperhatikan:
- Sesak napas asma disertai batuk dan mengi.
Pada asma terdapat pemicu, yang biasanya sudah sangat dikenali oleh penderita.
- Penderita Covid-19 jarang diawali sesak napas, melainkan gejala awal lainnya seperti meriang, tidak enak badan, demam, nyeri sendi, dan lainnya.
Namun demikian, kemunculan gejala ini bisa terjadi lebih cepat pada pasien orang tua.
Pada orang tua, gejala sesak napas bisa dirasakan pada hari kedua hingga ketiga.
Sedang pada anak muda, gejala ini baru dirasakan pada hari kelima.
Jika penderita asma mengalami gejala-gejala tersebut, disarankan melakukan pengobatan asma selama 1 hingga 2 hari.
• Imsakiyah Bulan Ramadhan 1441 H untuk 35 Kota di Indonesia, Ada Tanjungpinang, Padang, Pekanbaru
• Sinopsis Film Speed 2: Cruise Control Dibintangi Sandra Bullock, Tayang Pukul 23.00 WIB di GTV
Seandainya gejala masih menetap dan tidak membaik, barulah mencari tenaga medis untuk dilakukan pengecekan, apakah gejala yang dialami merupakan gejala asma atau Covid-19.
Apakah Penderita Asma Lebih Berisiko Terkena Virus Corona?
Penderita asma terbiasa mengalami pilek musiman dan flu, membuat kondisi mereka semakin buruk dan pada akhirnya menyebabkan mengi dan batuk.
Virus Corona yang saat ini sedang mewabah juga diketahui menyerang sistem pernapasan.
Ini menjadi pertanyaan, apakah penderita asma lebih rentan terhadap covid-19?
Asma adalah masalah pernapasan yang disebabkan oleh radang saluran pernapasan yang membawa udara dari dan menuju paru-paru.
Penderita asma tidak lebih mungkin terkena coronavirus daripada orang lain.
Tetapi Covid-19, seperti virus pernapasan lainnya, dapat membuat gejala asma yang mereka alami bertambah buruk dan bahkan berpotensi mengalami serangan asma yang mengancam nyawa.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mencantumkan asma, bersama dengan diabetes dan penyakit jantung, sebagai kondisi yang membuat seseorang "lebih rentan menjadi sakit parah akibat virus corona."
Kepala Saran Kesehatan di Asthma UK, Jessica Kirby mengatakan asma tidak membuat seseorang lebih rentan terinfeksi virus corona, tetapi sayangnya jika orang dengan kondisi paru-paru seperti asma terkena virus corona, kondisi mereka bisa lebih parah.
Ia menambahkan, orang-orang dengan masalah paru-paru lebih mungkin mengalami komplikasi dan membutuhkan perawatan di rumah sakit ketika terkena virus corona.
"Setiap infeksi pernapasan dapat menyebabkan masalah bagi penderita asma dan sejauh ini, bukti menunjukkan bahwa virus corona tidak berbeda," katanya, dikutip dari Kompas.com.
Apakah asma dianggap sebagai penyakit penyerta?
Apakah asma dianggap sebagai penyakit penyerta? Kebanyakan orang yang terkena virus corona hanya menderita efek ringan dan cenderung baik-baik saja di masa depan.
Tetapi bagi sebagian kecil masyarakat, penyakit ini bisa mematikan, termasuk bagi mereka yang sudah memiliki masalah kesehatan mendasar.
Pose ancaman terbesar virus corona adalah mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah dan penyakit kronis jangka panjang.
Meskipun asma tidak dianggap sebagai penyakit penyerta, tetapi penyakit ini masih merupakan kondisi yang harus diwaspadai selama wabah corona karena penderita asma sudah memiliki masalah pernapasan. Ini dapat memicu virus corona menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan.
Bahkan jika penderita asma tidak tertular virus korona, virus pernapasan seperti ini dapat memicu gejala yang dapat menyebabkan serangan asma.
Salah satu dokter top Inggris telah mendesak penderita asma untuk tinggal di rumah saja jika memungkinkan untuk melindungi diri mereka dari tertular Covid-19.
Wakil Kepala Pejabat Medis untuk Inggris, Jonathan Van-Tam mengatakan, orang dengan asma harus menghindari interaksi yang tidak perlu untuk mengurangi penyebaran virus yakni dengan menerapkan pembatasan sosial.
Asma UK menyarankan mereka yang memiliki penyakit penyerta untuk melakukan langkah-langkah berikut di tengah pandemi corona:
- Hindari interaksi yang tidak perlu dengan orang lain termasuk pertemuan besar, berjabat tangan dengan orang atau memeluk orang lain, serta menghindari perjalanan yang tidak perlu, terutama menggunakan transportasi umum.
- Hindari pergi ke tempat-tempat umum seperti bar, restoran, dan bioskop.
- Jika memungkinkan, bekerja dari rumah.
• Hernan Crespo Sebut AC Milan Era Pelatih Carlo Ancelotti Bermain Cantik dan Elegan
• Sinopsis Film Death Race 2 Dibintangi Luke Goss, Tayang Pukul 21.00 WIB di Big Movies GTV
- Tidak perlu mengisolasi diri sendiri, tetapi jaga kontak dengan orang lain seminimal mungkin.
- National Health Service mengatakan, Anda perlu mengisolasi diri jika memiliki gejala virus corona atau hidup dengan seseorang yang memiliki atau berada dalam kategori "risiko tinggi" terhadap virus corona.
"Hal terbaik yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko serangan asma yang dipicu oleh virus adalah memastikan asma terkelola sebaik mungkin, yang berarti menggunakan inhaler setiap hari seperti yang diresepkan, dan jaga inhaler Anda dalam jangkauan sehingga dapat menggunakannya jika gejala asma memburuk," kata Jessica Kirby.
Jika gejala asma memburuk tetapi Anda tidak melakukan perjalanan ke daerah berisiko dalam waktu dekat atau melakukan kontak dengan seseorang yang positif terinfeksi virus corona, cobalah membuat janji dengan dokter sesegera mungkin.
Jessica juga mengatakan siapa pun yang mengalami serangan asma harus mengikuti langkah-langkah penanganan asma dan siaga menelepon rumah sakit atau ambulan jika diperlukan.(TribunBatam.id/Widi Wahyuning Tyas) (TribunnewsWiki.com)