Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un Dikababarkan Tengah Kritis
Kondisi kesehatan Kim Jong Un jadi perhatian setelah absen dalam perayaan ulang tahun mendiang kakeknya sekaligus pendiri Korut
TRIBUNBATAM.id - Beredar kabar yang menyebutkan, pemimpin tertinggi Korea utara Kim Jong Un tengah dalam kondisi kritis.
Kim Jong Un dikabarkan mengalami kritis setelah menjalani operasi kardiovaskular.
Kondisi kesehatan pemimpin Korea Utara itu menjadi perhatian setelah absen dalam perayaan ulang tahun mendiang kakeknya sekaligus pendiri Korut, Kim Il Sung, pada 15 April.
Dilansir dari Kompas.com dari CNN Monday (20/4/2020), sumber internal AS menuturkan kabar soal kondisi kesehatan Kim Joun Un cukup kredibel. Tetapi sejauh apa parahnya hingga kini belum diketahui pasti.
Daily NK, harian berbasis di Korea Selatan yang fokus kepada Korea Utara melaporkan, Kim menjalani prosedur operasi kardiovaskular pada 12 April.
Berdasarkan pemberitaan harian itu, Kim harus menjalani prosedur tersebut karena "obesitas, merokok, dan bekerja secara berlebihan".
Sang pemimpin tertinggi saat ini dilaporkan menjalani perawatan di sebuah vila yang berlokasi di kawasan Hyangsan County.
Setelah dinyatakan kritis, kondisi Kim disebut mulai membaik dengan sebagian dokter yang merawatnya pulang ke Pyongyang pada 19 April.
Hanya sebagian kecil tim medis yang masih ditempatkan di Hyangsan untuk memantau perkembangan kesehatan pemimpin yang berkuasa sejak 2011 itu.
Saat dikonfirmasi, baik Dewan Keamanan Nasional maupun Kantor DirekturIntelijen Nasional menolak untuk memberikan tanggapan.
Begitu juga dengan Badan intelijen Pusat (CIA), Kementerian Luar Negeri AS, maupun perwakilan dari pemerintah Korea Selatan.
Mengumpulkan informasi telik sandi dari negara komunis itu terbilang sulit, dan menjadi tantangan bagi Negeri "Uncle Sam".
Pyongyang secara ketat membatasi aliran informasi di lingkaran sang pemimpin, yang dianggap sebagai dewa di Korea Utara.
Absennya Kim Jong Un dari pemberitaan media resmi jelas bakal memunculkan rumor dan spekulasi mengenai kesehatan yang dialaminya.
Korut tidak punya kebebasan dalam pers, dengan seringnya terjadi jarak yang cukup besar jika menyangkut pemberitaan pemimpinnya.
Karena itu, para analis bergantung kepada setiap pemberitaan media lokal maupun video propaganda untuk mendapatkan petunjuk penting.