TRIBUN WIKI
Mengundurkan Diri Sebagai Staf Khusus Presiden Jokowi, Simak Profil & Perjalanan Karier Belva Devara
Adamas Belva Syah Devara resmi mengundurkan diri sebagai Staf Khusus Presiden Joko Widodo. Berikut profil dan perjalan kariernya.
TRIBUNBATAM.id - Adamas Belva Syah Devara resmi mengundurkan diri sebagai Staf Khusus Milenial Presiden Joko Widodo, Selasa (21/4/2020).
Pengunduran ini diumumkannya melalui postingan surat terbuka di akun Instagram pribadinya.
Belva Devara diperkenalkan sebagai salah satu dari 7 staf khusus kepresidenan pada 12 Desember November 2019 silam.
Dia merupakan alumni sejumlah kampus terbaik dunia.
Belva menempuh pendidikan di Amerika dengan duduk di tiga kampus bergengsi, yakni Stanford University, Harvard University dan Massachusetts Institute of Technology.
• Sejarah Tari Lenggang Nyai dari Betawi, Jadi Materi SMP Belajar Dari Rumah TVRI
Biografi:
Adamas Belva Syah Devara merupakan anak sulung dari tiga bersauduara.
Ia lahir di Jakarta, 30 Mei 1990 dari pasangan Tri Harsono dan Murni Hercahyani.
Kedua orang tua Belva Devara merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Belva menempuh pendidikan menengah pertama di SMP Islam Al Azhar 8, dan pendidikan menengah atas di SMA Presiden, sebuah sekolah semi-militer bertaraf internasional.
Belva Devara mulai dikenal publik sejak ia mendirikan start-up yang bergerak di bidang pendidikan, Ruang Guru.
Pendidikan
Dilansir oleh Tribunnews Wiki, Belva Devara menempuh pendidikan di SMA Presiden, Bekasi.
Selama SMA, ia selalu meraih peringkat satu dan berkat itu, ia tak mengeluarkan uang sepeserpun untuk biaya pendidikan.
Belva Devara mendapatkan beasiswa penuh selama mengenyam pendidikan di sana.
Belva juga aktif sebagai Ketua OSIS di SMA Presiden.
Kemudian Belva Devara melanjutkan pendidikannya ke Nanyang Technological University (NTU) Singapura.
Studinya ke Singapura dibiayai penuh oleh pemerintah Singapura.
Belva Devara mengambil gelar ganda di program studi Ilmu Komputer dan Manajemen Bisnis.
Kegemilangan Belva semakin menjadi. Ia meraih tiga penghargaan prestise di NTU.
Studi di Amerika
- Stanford University
Tahun 2013 ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke Amerika Serikat.
Belva Devara memilih untuk mendapatkan gelar MBA (Master of Business Administration) di Stanford University.
Di sini pun ia tak mengeluarkan biaya dengan mendapatkan beasiswa.
Ketika berkuliah di Stanford University, ia sempat menjabat sebagai Co-President Stanford GBA Asia Club.
Ia berhasil mendapatkan penghargaan manajemen publik dan inovasi sosial di tahun 2015.
Belva Devara mampu mendapatkan gelar MBA-nya dalam waktu singkat, hanya 1 tahun.
- Harvard University dan Massachusetts Institute of Technology
Pada tahun 2014, ia langsung mendaftar di Harvard University dengan mengambil jurusan Public Policy (kebijakan publik) dan lagi-lagi mendapatkan beasiswa penuh.
Tidak hanya mempelajari kebijakan publik, ia juga mengambil beberapa mata kuliah di fakultas lain seperti Harvard Law School, Harvard Graduate School of Education, dan Harvard Medical School.
Selain itu, ia juga sempat merasakan pengalaman belajar perencanaan tata kota di Massachusetts Institute of Technology (MIT).
Belva juga sempat terdaftar sebagai peneliti tamu di Ash Center for Democratic Governance and Innovation selama berkuliah di Harvard.
Karier
Usai menamatkan seluruh pendidikannya, Belva memilih bekerja sebagai konsultan untuk perusahaan ternama, McKinsey & Co.
Di sana, ia menangani beragam klien yang datang dari berbagai bidang usaha seperti minyak dan gas, pendidikan, kesehatan masyarakat, barang konsumsi sampai telekomunikasi.
Tercatat, Belva bekerja selama dua tahun di McKinsey & Co.
Hingga saat dirinya tengah menghadapi tes untuk meneruskan pendidikannya ke jenjang pascasarjana, Belva sempat kesulitan mencari mencari guru privat online yang sesuai dengan kebutuhannya.
Saat itu, ia juga bersama sahabatnya yang bernama Iman Usman.
Dari pengalaman itu, mereka berdua menyadari betapa sulitnya hal tersebut.
Dari sinilah, keduanya kemudian mendirikan RuangGuru, yang kemudian menjadi sebuah terobosan di Indonesia.
Khususnya di bidang belajar dan mengajar secara digital.
Ruang Guru
Pada tahun 2016 Belva kembali ke tanah air dan memutuskan untuk fokus pada perusahaan start-up nya, Ruang Guru.
Ia bersama Iman Usman mengembangkan Ruang Guru menjadi platform teknologi edukasi terbesar di Indonesia.
Saat ini yang sudah menjangkau lebih dari 15 juta siswa di seluruh Indonesia dan 300.000 guru.
Layanan yang disediakan Ruangguru tidak hanya sebatas bimbel untuk pelajar SD-SMP-SMA, namun juga persiapan SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dan seleksi STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara).
Pertumbuhan Ruangguru sendiri dibandingkan bimbel online sejenis Quipper atau Zenius juga sangat pesat karena pemanfaatan aplikasi smartphone untuk proses belajar mengajar siswa.
Selain itu, siswa juga disediakan layanan belajar offline dan online, mengombinasikan belajar secara tatap muka dengan guru privat dan online melalui aplikasi.
Tidak mengherankan jika ia pernah diundang oleh Presiden Joko Widodo dalam rapat kabinet terbatas di Istana Bogor, yang dihadiri 19 menteri untuk memberikan pandangan yang diperlukan dalam menghadapi perubahan teknologi yang sangat cepat di dunia pendidikan.
Lima tahun berjalan, Ruangguru sendiri sudah pernah mendapat kuncuran pendanaan seri B senilai US$7 miliar di tahun 2017 dari lembaga investasi Bank UOB dan pendanaan hibah dari program MIT Solve yang ditujukan untuk program Ruangguru Digital Bootcamp pada tahun 2018.
Juli lalu, Ruangguru merayakan ulang tahun yang ke-5 dengan puncak perayaan acara yang disiarkan serentak di 10 stasiun TV nasional.
Acara tersebut berhasil mengantarkan Ruangguru trending di media sosial dan masuk dalam daftar popular search Google.
Sejauh ini, aplikasi Ruangguru menjadi aplikasi belajar terpopuler 2018 berdasarkan Google Play User’s Choice Award 2018 dan memperoleh rating tertinggi untuk aplikasi belajar di Indonesia, dengan rating 4.7/5.
Belva sendiri bersama Iman Usman mendapatkan penghargaan sebagai pemuda di bawah usia 30 tahun tersukses dalam bidang consumer technology versi majalah Forbes Asia.
Staf Khusus Presiden
Presiden Joko Widodo memperkenalkan 7 orang yang menjadi staf khususnya.
Pengumuman itu dilakukan di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (12/11/2019).
Jokowi menyebut, tujuh staf khusus barunya ini berasal dari kalangan milenial.
Ia berharap bisa mendapat masukan-masukan segar dari para pembantu barunya ini.
Tujuh nama yang didapuk sebagai Staf Khusus Presiden tersebut didominasi oleh anak muda.
Selain Bleva, ada pula Putri Tanjung (CEO dan Founder Creativepreneur), Angkie Yudistia (Pendiri Thisable Enterprise), Billy Mambrasar (Pemuda asal Papua, dapet beasiswa kuliah di Oxford) juga Ayu Kartika Dewi (Perumus Gerakan Sabang Merauke).
Penghargaan dan Organisasi
- Prestige Magazine 40 under 40 The Vanguards 2018
- ASEAN 40 under 40 oleh ASEAN Advisory 2018
- Forbes 30 under 30 2017
- Atlassian Foundation MIT SOLVE Grantee 2017
- Australian DFAT MIT SOLVE Grantee 2017
- GSMA Innovation Fund Grantee 2017
- Wirausahawan Paling Menjanjikan di ASEAN 2016
- Social Enterprise of the Year 2016 (Wirausahawan Sosial 2016)
- Penghargaan Bubu Awards 2015
- Medali Emas Lee Kuan Yew 2011
- Medali Emas Accenture 2011
- Medali Emas Infocomm Development Authority of Singapore 2011
- Young Leader for Indonesia 2011
- Medali Bhagaskara Adi Tanggap 2007. (TRIBUNBATAM.id/WIDI WAHYUNINGTYAS)