ANAMBAS TERKINI

Sempat Sulit Dicari, Cabai Merah saat Ini Sudah Tersedia di Anambas, 1 Ons Rp 10 Ribu

Sempat kosong, akhirnya cabai merah tersedia di pasar Anambas. Barang itu dibawa dari Tanjungpinang menggunakan kapal kayu

Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.ID/RAHMA TIKA
Suasana pembeli membeli barang kebutuhan jelang Ramadhan di Pasar Inpres, Jalan Hang Tuah, Anambas, Rabu (22/4/2020) 

Di tengah sulitnya mendapati cabai di pasar, pedagang menjual cabai per ons dengan harga Rp 15 ribu. Untuk kualitas cabai pun sudah kurang bagus, karena sedikit layu dan kering, dan sudah tidak segar.

Sementara itu di tempat yang berbeda, ada pedagang yang menjual cabai hijau dengan harga Rp 10 ribu per ons-nya, stoknya pun tidak banyak. Untuk harga cabai rawit ada yang menjual Rp 20 ribu per onsnya.

Terlebih dengan keadaan seperti ini, masyarakat tidak bisa memilih cabai yang segar atau tidak. Mereka tetap membeli cabai yang ada.

"Mau tidak mau tetap dibeli dek, ini aja sampai berebut tadi beli cabai, takut tidak kebagian," ucap Ana salah satu pembeli.

Cabai Merah

Stok cabai merah di Pasar Inpers dan Pasar Tarempa di Anambas kosong. Kosongnya stok cabai ini membuat masyarakat sementara waktu beralih ke cabai kering dan cabai hijau atau rawit.

Saat dikonfirmasi, Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkop Kepulauan Anambas Dahlia Harisa, membenarkan adanya kekosongan beberapa kebutuhan komoditi seperti cabai merah dan tomat.

"Karena kapal yang biasanya membawa kebutuhan pokok dan sayur dari Tanjungpinang sementara waktu tidak masuk. Makanya beberapa kebutuhan masyarakat jadi langka," kata Dahlia saat dihubungi melalui telepon, Jumat (17/4/2020).

Dahlia mengungkapkan, di Anambas sendiri ada beberapa petani yang menanam cabai namun tidak banyak. Ketika ditanya apa langkah yang akan diambil Disperindagkop terkait ketersediaan kebutuhan masyarakat selama kapal tidak masuk, Dahlia mengatakan dinas pertanian yang lebih tahu.

"Coba tanya orang pertanian kenapa tidak mau kasih masukan ke petani untuk lebih banyak nanam cabai merah panjang," ucapnya.

Terpisah, Kepala Dinas Perikanan Pertanian dan Pangan (DP3) Effi Sjuhairi mengatakan, untuk wilayah Siantan sendiri petani cabai sempat ada. Namun karena hasil panen yang kurang baik hingga kini tidak dilanjutkan penanamannya.
Hanya di Kecamatan Jemaja saja para petani cabai lancar menghasilkan cabai.

"Di sini tidak ada yang menanam cabai merah, yang ada itu di Jemaja, ada sekitar 2 hektare lahan yang digunakan masyarakat untuk menanam cabai, kalau memungkinkan Minggu depan mereka akan panen," ujar Effi.

Dari sebanyak 2 hektare lahan yang digunakan, lebih kurang cabai yang akan dipanen sekitar 40 sampai 45 kwintal.

"Nanti hasil cabai yang dipanen ini akan langsung kita distribusikan ke pasar-pasar yang ada, insya Allah minggu depan sudah ada," jelasnya.

Kapal Sembako Tak Masuk

Halaman
123
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved