Kisah Warga Miskin di Jember yang Tak Pernah Tersentuh Bansos: Makan Biji Kluwih Buat Sambung Hidup
Triyata terpaksa harus berhenti bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan kehilangan pendapatan.
Sarapan Biji Kluwih
Semenjak perekonomiannya semakin terpuruk, Triyata harus memutar otak untuk dapat menyambung hidup.
Dengan cara berbicara yang tersendat karena stroke, Triyata bercerita kalau beberapa hari terakhir harus sarapan biji kluwih yang oleh warga sekitar disebut kolor.
Biji kluwih tersebut ia rebus sebagai pengganti pengganti nasi.
"Dua hari sarapan isi kolor," ujarnya sambil menitihkan air mata.
Untuk membeli beras pun, Triyata sampai harus menjual isi perabotan rumahnya.
Seperti mangkok dan gelas yang ia jual seharga Rp 30 ribu kepada tetangganya.
• Malam Kedua Ramadhan 1441 H, Bacaan Doa Kamilin, Dibaca Setelah Sholat Tarawih Sebelum Witir
• Beri Kejutan Untuk Ulang Tahun Irish Bella, Ammar Zoni Siapkan Kado Piano Spesial
Triyata tak peduli walau nilainya tak seberapa, baginya yang terpenting ia dan ketiga anaknya bisa makan.
Ironi
Ini tentu merupakan sebuah ironi.
Pasalnya, di beberapa wilayah sendiri justru orang-orang kayalah yang mendapatkan bantuan sosial.
Seperti misalnya di Perumahan Sunter Indah RW 012 Kelurahan Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Sebanyak 10 dari 32 orang warga yang menerima bansos paket sembako tersebut dilaporkan memiliki ekonomi berkecukupan.
Bahkan, diterangkan pengurus RW setempat, salah satu warganya adalah pemilik rumah tiga lantai di Sunter Indah.
"Ya inilah yang kita bingung, kenapa warga kami yang ekonominya cukup mampu tapi kok mendapatkan bansos seperti ini," ucap Ketua RW 012 Sunter Jaya, Kurniawan, seperti yang dikutip dari TribunJakarta.com.