Heboh Kabar Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un Meninggal, China Kirim Tim Medis ke Korea Utara
China sudah mengirimkan tim dokter dan pejabat medis ke Korea Utara pada Kamis, 23 April 2020 lalu
Penulis: Mairi Nandarson | Editor: Mairi Nandarson
TRIBUNBATAM.id, PYONGYANG - Saat media sosial heboh dengan kabar pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-un meninggal dunia, tidak begitu halnya dengan di Pyongyang Korea Utara.
Meski Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un yang terakhir kali terlihat di depan umum sejak Sabtu 11 April lalu itu, Pyongyang tetap menggelar acara Hari Tentara Revolusi Rakyat Korea (KPRA).
Kim Jong-un juga diperkirakan tidak menghadiri Hari Tentara Revolusi Rakyat Korea (KPRA) yang dirayakan Sabtu, 25 April kemarin.
• Saat yang Lain Potong Gaji, Supermarket di Jepang Siapkan Bonus Besar untuk Karyawannya
• 3 Skenario MotoGP 2020, Skenario Terbaik Dimulai Akhir Juli, Skenario Terburuk Tak Ada Balapan
• Tak Ada Nama Khabib NUrmagomedov untuk Pertarungan UFC 249 pada 9 Mei, Ini Kata Presiden UFC
Pyongyang tahun ini akan merayakan peringatan 88 tahun kelahiran Tentara Revolusi Rakyat Korea (KPRA).
Kantor Berita Pusat Resmi Korea merinci sejarah KPRA yang berasal dari pasukan gerilya rakyat anti-Jepang yang dibentuk Kim Il-sung, almarhum kakek dari pemimpin saat ini.
Korea berada di bawah pemerintahan kolonial Jepang yang brutal pada waktu itu.
Dalam sebuah tajuk rencana, Rodong Sinmun, organ partai yang berkuasa di Korea Utara, menekankan seruan Kim Jong-un untuk memperkuat kekuatan militer dan mendesak penguatan lebih lanjut dari seluruh dukungan tentara untuk kepemimpinannya.
Media Korea Selatan, Yonhap, melaporkan media negara tertutup itu sudah memulai perayaan 88 tahun berdirinya Tentara Revolusi Rakyat Korea (KPRA).
Perayaan HUT tentara Korea Utara pada Sabtu ini (25/4/2020) dilangsungkan tanpa kehadiran Kim Jong Un sebagai panglima tertinggi.
• Indra Sjafri Terkesan dengan Timnas Indonesia Saat Dilatih Luis Milla: Saya Melihat Prosesnya
• Dapat Dukungan, Dana White Gelar Pertarungan UFC 249 pada 9 Mei, Tony Ferguson vs Justin Gaethje
Hong Kong Satellite Television melaporkan Kim Jong Un meninggal, namun laporan tersebut belum terkonfirmasi oleh AS.
Kepada Newsweek, sumber dari Pentagon menerangkan bahwa militer Korut masih mempertahankan kesiapan mereka berdasarkan norma historis.
"Saat ini, belum terdapat bukti kuat bakal terjadinya perubahan signifikan dalam sektor pertahanan atau kepemimpinan nasional," ucap sumber itu.
Perayaan itu di tengah kabar China sebagai sekutu utama Pyongyang, mengirim tim berisikan dokter untuk memantau kondisi kesehatan Kim.
Terakhir kali Kim tampil di depan publik adalah saat memimpin rapat Dewan Politbiro Partai Buruh pada 11 April lalu.
Pejabat dari China, Rusia, maupun Presiden AS Donald Trump sama-sama membantah Kim mengalami kondisi kritis sejak operasi kardiovaskular pada 12 April.
Spekulasi mengenai kesehatan Kim muncul setelah dia absen pada perayaan Hari Matahari, yang notabene adalah kakekhya sekaligus pendiri Korut, Kim Il Sung, pada 15 April.
Setelah itu, Daily NK, media yang dikelola sebagian pembelot Korut, melaporkan bahwa Kim berada dalam kondisi kritis setelah menjalani operasi kardiovaskular.
Kim Jong Un yang dilaporkan beristirahat di sebuah vila menjalani pembedahan itu sebagai dampak dari obesitas, kelelahan bekerja, dan fakta dia adalah perokok berat.
Namun beberapa pekan kemudian, KCNA yang merupakan media resmi Pyongyang merilis kabar Kim menerima karangan bunga sebagai peringatan setahun dia mengunjungi Rusia.
Korea Herald memberitakan, pemimpin yang diyakini berusia 36 tahun itu masih hidup dan segera tampil di muka publik dalam waktu dekat.
Meski begitu, ini bukan pertama kalinya sang pemimpin tertinggi hilang dari sorot kamera.
Pada 2016, dia sempat menghilang selama enam pekan.
Dia kemudian tampil menyapa rakyatnya sambil mengenakan tongkat.
Berdasar intelijen Korsel, dia menjalani operasi pengangkatan kista dari pergelangan kakinya. (*)
China kirim tim medis
Terkait soal Kim Jong-un, pemerintah China, sekutu Korea Utara telah mengirim dokter dan tenaga medis ke Pyongyang.
Dikutip dari Korea Herald melansir yonhap, China dikabarkan sudah mengirimkan tim dokter dan pejabat medis ke Korea Utara.
Tenaga medis tersebut diperkirakan dikirim untuk membantu memeriksa kesehatan Kim Jong-un.
Mengutip informasi dari tiga orang yang tidak disebutkan namanya yang akrab dengan situasi tersebut.
Delegasi dari China itu, dipimpin anggota senior dari Departemen Penghubung Internasional Partai Komunis Tiongkok, sudah meninggalkan Beijing untuk berangkat ke Korea Utara Kamis (23/4/2020). (*)
\\
\\
\\