BELAJAR DARI RUMAH
Kondisi Masyarakat Banten sebelum Masuknya Islam dan Makna Tumpak Masjid Agung Banten, Soal di TVRI
Kondisi masyarakat Banten sebelum masuknya Islam, makna tumpak Masjid Agung Banten bentuk lagu serta akulturasi budaya dikupas di TVRI
Cek contoh pertanyaan atau soal dan Kunci Jawabannya.Materi belajar di rumah untuk siswa-siswi SMP/ MTs sederajat ini tayang di TVRI hari ini pukul 09.30 – 10.00 WIB.
Setiap harinya masjid ini ramai dikunjungi para peziarah yang datang tidak hanya dari Banten dan Jawa Barat, tetapi juga dari berbagai daerah di Pulau Jawa.
Masjid ini dikenali dari bentuk menaranya yang sangat mirip dengan bentuk sebuah bangunan mercusuar.
Masjid ini dibangun pertama kali pada 1556 oleh Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570), sultan pertama dari Kesultanan Banten. Ia adalah putra pertama dari Sunan Gunung Jati.
Materi belajar di rumah untuk siswa-siswi SMP/ MTs sederajat ini tayang di TVRI pada tanggal 27 April 2020 pukul 09.30 – 10.00 WIB yang membahas tentang Pesona Masjid Agung Banten.
Materi Belajar dari Rumah Senin 27 April 2020 untuk SMP sederajat.
Materi belajar di rumah untuk siswa-siswi SMP/ MTs sederajat ini tayang di TVRI pada tanggal 27 April 2020 pukul 09.30 – 10.00 WIB yang membahas tentang Pesona Masjid Agung Banten.
Pertanyaan :
1. Jelaskan kondisi masyarakat Banten sebelum masuknya Islam ke daerah tersebut!
2. Apakah makna dari tumpak tiang masjid Banten yang berbentuk labu?
3. Bagaimana bentuk akulturasi budaya yang terlihat dari bangunan Masjid Agung Banten?
Jawaban :
1. Sebelum Islam berkembang di Banten, masyarakat masih hidup dalam tata cara kehidupan tradisi prasejarah dan dalam adab permulaan masehi ketika agama Hindu berkembang di indonesia.
Hal ini dapat dilihat dari peninggalan purbakala dalam bentuk prasasti acara-acara yang bersifat Hinduistik dan bangunan keagamaan lainnya.
Sumber naskah kuno dari masa pra Islam menyebutkan tentang kehidupan masyarakat yang menganut agama Hindu.
2. Labu tersebut merupakan simbol dari pertanian. Sebab, Banten Lama terkenal makmur, gemah ripah loh jinawi.
Bahkan, pada masa kepemimpinan Maulana Yusuf, Banten terkenal dengan persawahannya yang luas hingga mencapai batas sungai Citarum.
