Kemunculan Kim Pyong II Setelah 40 Tahun, Muncul Ditengah Isu yang Menimpa Kim Jong Un
Desas-desus terkait kondisi Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un masih belum jelas. Ada yang mengatakan dia koma, meninggal dunia, hingga baik-baik saja.
TRIBUNBATAM.id - Ditengah isu yang melanda pimpinan Korut, kini muncul sosok baru yang disinyalir akan menggantikan posisi Kim Jong Un.
Dia adalah Kim Pyong II yang disinyalir akan menggantikan posisi Kim Jong Un.
Desas-desus terkait kondisi Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un masih belum jelas.
Ada yang mengatakan dia koma, meninggal dunia, hingga baik-baik saja.
• Melawan Pandemi, Gugus Tugas Butuh Lebih Banyak Relawan Medis
• Dirawat di RS Khusus Infeksi Covid-19 Galang, 2 Anggota Polda Kepri Positif Corona Berpotensi Sembuh
• Satu Keluarga dengan Pasien Positif Corona di Bintan, Hasil Swab Lima ODP Negatif Covid-19
Tentu semua berharap kondisi sang diktator tidak apa-apa.
Namun jika Kim Jong Un meninggal dunia, siapakah penggantinya?
Nama Kim Yo Jong, adik perempuan Kim Jong Un, disebut kandidat terkuat sebagai penggantinya.
Tapi selain Kim Yo Jung, ada nama Kim Pyong Il yang disebut berada di urutan berikutnya untuk mengambil alih kepemimpinan Korea Utara.
Perlu Anda tahu, Kim Pyong Il merupakan paman Kim Jong Un dan saudara tiri Kim Jong Il.
Dilansir dar nypost.com, Rabu (29/4/2020), pria berusia 65 tahun itu diketahui muncul dalam peringatan ulang tahun ayahnya, mendiang Kim Il Sung, pada 15 April 2020.
Saat itu, Kim Jong Un tidak hadir dan memicu rumor tentang kondisinya.
Pada tahun 1970-an, Kim Pyong Il menjadi pejabat Korea Utara setelah disahkan oleh Kim Jong II, yang mengambil tampuk rezim pada tahun 1994 dan memerintah hingga 2011.
Kim Pyong Il diketahui menghabiskan sekitar 40 tahun sebagai diplomat di Hongaria, Bulgaria, Finlandia, Polandia dan Republik Ceko, sebelum ia kembali ke negaranya tahun lalu.
Kim Pyong Il merupakan paman Kim Jong Un.
Dengan kehadirannya, beberapa pengamat Korea Utara sekarang berpikir dia mungkin bisa mengalahkan popularitas Kim Yo Jong untuk mengambil alih rezim Korea Utara berikutnya.
Terutama karena jenis kelaminnya.