KISAH PASIEN CORONA SEMBUH
Kisah 4 Pasien Corona Sembuh di Batam, Kangen Nasi Padang hingga Dapat Sebutan Pak RT
Kisah empat pasien sembuh dari Corona di Batam, ada yang rindu nasi padang hingga ada yang dipanggil Pak RT
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Mereka yang menjalani perawatan akibat Covid-19, harus berjuang melawan Corona.
Begitu juga dengan tim medis yang tidak mengenal lelah berupaya keras mengobati pasien.
Hingga Selasa (28/4/2020) total ada empat pasien sembuh dari Corona di Batam.
Sedangkan total kasus Covid-19 di Batam sebanyak 30 kasus, 5 di antaranya meninggal.
Sehingga kini masih ada 21 warga yang terjangkit Covid-19 di Batam.
Selama menjalani isolasi, pasien harus berjuang melawan virus, rasa bosan, hingga memendam keinginan yang gampang dilakukan sewaktu sehat.
TRIBUNBATAM.id merangkum kisah empat pasien sembuh dari Corona di Batam.
1. Pasien 08 Kangen Nasi Padang

Nada suara Yusilfa Yeni (57) menjadi pasien pertama yang sembuh dari Covid-19 di Batam.
Ia diizinkan pulang dari RSBP Batam, Sabtu (19/4/2020).
Setelah beberapa hari dirawat karena terjangkit Covid-189, Yusilfa Yeni dinyatakan sembuh dan boleh pulang.
Meski usianya tak lagi muda, wanita yang akrab disapa Yeni itu tampak penuh semangat berjalan sambil menenteng tas kecilnya.
Banyak kisah yang dirasakan Yeni selama melawan penyakit mematikan itu yang kini telah menginfeksi 2,25 juta manusia di seluruh dunia hingga Sabtu (18/4/2020) tersebut.
“Jangan takut, masyarakat tidak perlu takut sama penyakit ini, yang penting kita hidup sehat,” kata Yeni.
Apalagi, awal mula saya sakit kemudian dirawat hingga hasil pemeriksaan keluar tiba-tiba sudah dinyatakan positif Covid-19.
"Waktu itu saya syok, tapi siapa yang mau saya salahkan. Tidak ada kan? keluarga juga syok mendengarnya, banyak sanak saudara sempat heboh mendengar kabar saya," kata Yeni.
Waktu berjalan saya pun mulai menjalani perawatan isolasi di RSBP.
Dirawat begitu intensif, diperiksa, tak kalah menarik dalam proses saya menjalani perawatan tak pernah kenal dengan tim medisnya.
“Gimana mau kenal, wajah kan tak terlihat. Karena semua tertutup pakai APD yang digunakan, namun kita tahu nama dan ngobrol-ngobrol lah,” kata Yeni.
Selama menjalani isolasi, Yeni pernah syok.
“Perdana kan dirawat seperti ini, dokter pakai pakaian kayak robot, tak dapat keluar. Intinya berbeda dengan kehidupan sehari-hari jika diluar,” ungkap Yeni.
Namun dengan penuh optimis, bahwa saya akan sembuh untuk dapat bertemu keluarga.
"Saya bertekad sembuh dan melawan ini penyakit," kata Yeni menceritakan pengalaman masa-masa ia diisolasi.
Satu hal yang paling penting saat menjalani isolasi, tegas Yeni, jangan pernah merasa lemah dan putus asa.
“Keep smile dan jangan strees. Itu saja gak banyak kok," pesannya.
Intinya jangan lupa berdoa kepada Tuhan, dan percaya akan sembuh serta ikuti aturan yang dianjurkan dokter.
Kalau ditanya bagaimana hari-hari berada dalam masa isolasi, Yeni mengatakan dia selalu diberikan makanan bergizi, diberi obat, dicek kondisi kesehatannya selama 24 jam dipantau.
"Pasien dan medis begitu akrab. Saya sangat ingat itu, tuh..si Rafli dia paling lucu. Dari beberapa perawat yang bertugas Rafli itu paling lucu, dia selalu buat tertawa dan memberikan semangat, walau saya belum lihat wajahnya namun ingat sekali namanya,” ungkap Yeni.
Selepas pulang nanti, Yeni mengaku akan langsung makan nasi Padang.
“Untuk teman-temanku yang masih dirawat kalian harus percaya akan sembuh, jangan stres dan tetap semangat,” katanya.
Begitu juga bagi warga Batam, dia berpesan untuk melawan Covid-19 tak boleh takut.
“Jangan pernah takut, dan tetap hidup sehat. Terimakasih kepada dokter, medis dan perawat yang telah merawat saya. Sekali lagi Terimakasih,” tutup Yeni memasuki mobil untuk pulang.
2. Pasien 023 Karantina Mandiiri
Pasien positif virus covid-19 dengan kasus nomor 023 di Batam akhirnya dinyatakan sembuh.
Yakni setelah menjalani swab test 2 kali dan hasilnya negatif covid-19.
Sebelumnya, pasien 023 menjalani tes cepat (rapid test) bersama 96 pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Batam.
Rapid test dilakukan karena yang bersangkutan memiliki gejala Covid-19 awal April 2020.
Dari 96 pegawai KKP Kelas I Batam yang menjalani rapid test, pasien nomor 023 dinyatakan reaktif.
Kemudian dilanjutkan dengan mengambil specimen usap nasofaring dan tenggorokan (swab) pada 3 April 2020 oleh BTKL-PP Kelas I Batam untuk selanjutnya diuji lab di Jakarta
"Hasil pemeriksaan kami terima pada 15 April 2020 dan menyatakan ia (pasien 023) positif Covid-19," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi, Rabu (22/4/2020).
Setelah dinyatakan positif Covid-19, pasien 023 menjalani karantina mandiri di rumah dinas dan mendapat pengawasan di bawah tim KKP Kelas I Batam.
Tanggal 13 April 2020, BTKL-PP Batam kembali dan mengambil swab pasien 023 untuk dilakukan pemeriksaan di BTKL-PP Kelas I Batam yang pada waktu itu sudah bisa melakukan uji swab.
"Pada tanggal 15 April pemeriksaan swab oleh BTKL-PP Kelas 1 Batam hasilnya negatif," ucap Didi.
Setelah Pemeriksaan yang dilakukan BTKL-PP kelas I Batam dan di dapatkan hasil negatif, maka untuk memastikan kesembuhan pasien 023 dilakukan uji swab sekali lagi oleh BTKL-PP Batam pada 16 April 2020.
Pada tanggal 22 April 2020 hasil pemeriksaan uji swab pasien 023 dinyatakan negatif.
"Untuk selanjutnya yang bersangkutan masih tetap menjalani karantina mandiri selama 2 Minggu," ujar Didi.
3. Pasien 02 Dijuluki Pak RT

Pasien 02 menjadi pasien ketiga yang sembuh dari Corona di Batam.
Pasien bernama Mona Parlinggoman Siregar dinyatakan sembuh dan boleh pulang dari RSBP Batam, Selasa (28/4/2020).
46 hari lamanya ia menjalani perawatan. Bahkan saking lamanya Mona mendapatkan julukan Pak RT.
Sebelum Mona dan Jusni keluar dari ruang penyakit infeksi emerging khusus Covid-19 di Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam, Selasa (28/4/2020), tim medis langsung menyambutnya dengan sorak dan tepuk tangan.
Banyak kisah, begitu juga dengan perjuangan bak pertarungan yang dilalui Mona selama menjalani perawatan isolasi.
Bahkan ia pernah frustasi dan putus asa, semangatnya naik turun.
Bukan tanpa alasan, penyakit yang kini mewabah diseluruh dunia itu telah menjadi momok ketakutan bagi masyarakat.
Kepada TRIBUNBATAM.id sesaat sebelum pulang, Selasa (28/04/2020), Mona menceritakan pengalaman yang dilaluinya hingga dinyatakan sembuh.
"Ditanya bosan pastilah. Bosan banget malah, bayangin 46 hari di ruangan isolasi. Itu rasanya seperti dipenjara," kata Mona dengan tersenyum.
Bahkan, kata dia saking lamanya dirinya di isolasi pasien lain dan petugas medis menyebutnya jadi "pak RT".
"Ngakak saja saya, dipanggil pak RT. Karena saya pasien paling lama," ucapnya.
Awalnya dia mengau sempat frustasi saat dinyatakan positif covid-19.
Bahkan keluarganya lebih panik.
"Apalagi saya merupakan pasien pertama saat wabah pendemi mulai merebak. Mendengar kabar saya positif, keluarga besar panik dan semua bertanya-tanya," katanya.
Tidak hanya keluarga, juga rekan bisnis.
Ditanya pengalaman selama menjalani isolasi, Mona mengaku begitu banyak pengalaman.
“Makan bergizi, diberi obat, dicek kondisi kesehatannya selama 24 jam dipantau, intinya pasien dan tim medis begitu akrab,” kata Mona.
Tapi walau demikian, dia mengaku sangat bersyukur. Akhirnya dapat sembuh dan segera bertemu keluarga.
Tak kalah menarik, Mona juga berpesan kepada masyarakat untuk melawan Covid-19, jangan pernah takut.
“Jangan putus asa, tetap semangat lawan Covid-19, intinya hidup sehat. Terimakasih kepada dokter, medis dan perawat yang telah merawat saya. Sekali lagi Terimakasih,” kata Mona.
4. Jusni terharu dapat bunga

Mata Jusni berkaca-kaca ketika mendapatkan bunga dari tim medis RSBP Batam, Selasa (28/4/2020).
Bersama tim dokter, Juna berjuang mengalahkan virus corona dan akhirnya dinyatakan sembuh.
Sekuntum bunga langsung diberikan oleh dokter Ns. Norma Elina Fanur kepada pasien.
"Tetap semangat ya, sudah sehat, sudah sembuh. Ini adalah kebahagiaan kita bersama, segenap tim medis mengucapkan terima kasih telah dinyatakan sembuh," ujar Norma.
Jusni terlihat hampir meneteskan air mata.
Ia bahkan tak berkata-kata, hanya ucapan terima kasih dan pesan singkat yang terdengar darinya.
Meski wajahnya tertutup masker, namun tatapan matanya menunjukkan kebahagiaan untuk segera bertemu keluarga di rumah. Istri Jusni bahkan sudah menunggu di depan pintu keluar.
Berikut uraian kronologis perjalanannya
- Yang bersangkutan dirawat di RSBP Batam sejak tanggal 28 Maret 2020 dan langsung dilakukan pemeriksaan swab tenggorokan dan pada tanggal 30 Maret 2020 serta dilakukan RDT dengan hasil Non Reaktif. Selama 5 hari perawatan kondisi yang bersangkutan semakin membaik dan akhirnya diperbolehkan pulang dengan edukasi harus self isolasi/karantina mandiri dirumah sampai dengan hasil swab keluar. Kemudian pada tanggal 04 April 2020 hasil swabnya keluar dengan kesimpulan terkonfirmasi positif dan dinyatakan sebagai kasus Covid-19 terkonfirmasi Positif “05” Kota Batam.
- Kemudian pada tanggal 07 April 2020 dilakukan pemeriksaan swab yang kedua beserta istri dan asisten rumah tangganya. Pada 09 April 2020 yang bersangkutan kembali dirawat di ruang isolasi RSBP Batam guna penanganan medis lanjut walaupuan tanpa keluhan yang berrati.
- Pada tanggal 15 April 2020 diperoleh hasil pemeriksaan swab kedua tersebut dengan kesimpulan semuanya “negatif’ termasuk istri dan asisten rumah tangganya. Pada keesokan harinya tanggal 16 April 2020 kembali dilakukan pemeriksaan swab ketiga dan hasilnya baru diterima pada hari ini 28 April 2020 dengan kesimpulan “Negatif”.
Perlu disampaikan selama dalam masa perawatan diruang isolasi RSBP Batam yang bersangkutan dalam kondisi kesehatan yang stabil tanpa adanya keluhan yang berarti.
Dengan demikian yang bersangkutan dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Saat ini kondisi yang bersangkutan dalam keadaan sehat dan stabil serta dalam persiapan untuk kembali ketempat tinggalnya guna melaksanakan self isolatian/karantina mandiri dirumahnya selama 14 hari.(*)