VIRUS CORONA DI CHINA
Tak Lagi Masuk 10 Negara dengan Kasus Terbanyak, Simak Perjalanan Infeksi Covid-19 di China
Kini, China tak lagi masuk ke dalam daftar 10 negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia. Berdasarkan Data Worldometers hingga Jumat (1/5/2020).
TRIBUNBATAM.id, BEIJING - Kebar baik terkait virus Corona ata Covid-19 datang dari China.
Kini, China tak lagi masuk ke dalam daftar 10 negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia.
Hal ini ditunjukkan dengan Data Worldometers hingga Jumat (1/5/2020) pagi.
Saat bulan-bulan awal dilaporkannya infeksi virus corona jenis baru, akhir 2019 hingga Maret 2020, China mencatatkan angka kasus dan kematian yang cukup tinggi dibandingkan negara-negara lain di dunia.
Merujuk data Worldometers yang dikutip pada Jumat pagi, berikut 10 negara dengan angka kasus tertinggi:
- Amerika Serikat: 1.094.277 kasus, 63.815 orang meninggal dunia, dan 151.784 orang sembuh
- Spanyol: 239.639 kasus, 24.543 orang meninggal dunia, dan 137.984 orang sembuh
- Italia: 205.463 kasus, 27.967 orang meninggal dunia, dan 75.945 orang sembuh
- Inggris: 171.253 kasus, 26.771 orang meninggal dunia
- Perancis: 167.178 kasus, 24.376 orang meninggal dunia, dan 49.476 orang sembuh
- Jerman: 163.009 kasus, 6.623 orang meninggal dunia, dan 123.500 orang sembuh.
- Turki: 120.204 kasus, 3.174 orang meninggal dunia, dan 48.886 orang sembuh
- Rusia: 106.498 kasus, 1.073 orang meninggal dunia, dan 11.619 orang sembuh
- Iran: 94.640 kasus, 6.028 orang meninggal dunia, dan 75.103 orang sembuh
- Brazil: 85.380 kasus, 5.901 orang meninggal dunia, dan 35.935 orang sembuh.
• Amerika Serikat Kembali Tuding China, Donald Trump Akui Punya Bukti Covid-19 Berasal dari Lab Wuhan
Sementara, hingga Jumat pagi, menurut data Worldometers, ada 82.862 kasus Covid-19 di China, dengan 4.633 orang meninggal dunia, dan 77.642 orang sembuh.
Perjalanan kasus Covid-19 di China
China pertama kali melaporkan temuan kasus penyakit pneumonia yang tak biasa di Wuhan, Provinsi Hubei, pada 31 Desember 2019.
Pada 7 Januari 2020, China kemudian melaporkan bahwa pneumonia tersebut disebabkan oleh virus corona jenis baru yang saat itu awalnya disebut WHO dengan 2019-nCoV.
Jumlah kasus di China terus memperlihatkan peningkatan. Untuk menghindari penyebaran meluas, negara ini menerapkan lockdown di Wuhan selama 10 minggu, terhitung sejak 23 Januari 2020.
Pada Selasa (7/4/2020), untuk pertama kalinya sejak virus corona mewabah, China melaporkan tidak adanya kasus kematian baru.
Lockdown pun dibuka pada Rabu (8/4/2020).
Meski demikian, melansir BBC, Jumat (17/4/2020), China sempat kembali melaporkan kematian dengan jumlah yang signifikan yakni 1.290 kematian akibat Covid-19 di Wuhan.
Para pejabat menjelaskan bahwa angka itu muncul dari data baru yang diterima dari berbagai sumber karena sebelumnya belum sempat tercatat akibat kurangnya pengujian saat awal infeksi menyebar.
Kini, sejumlah ilmuwan China turut terlibat dalam upaya menemukan vaksin virus corona jenis baru.