VIRAL DI MEDIA SOSIAL
Tak Punya Uang Karena Terjebak Saat Pandemi Corona di Mataram, Turis Rusia Ini Ngamen Buat Makan
"Muslim di Lombok dan di Asia sangat baik dan respect dengan kami, sangat bersahabat, mereka Muslim yang hebat," katanya
Pasangan ini mengendarai motor ke kantor Imigrasi, sedangkan petugas mengikuti dengan menaiki mobil.
Pantauan Kompas.com, saat tiba di kantor Imigrasi Mataram, pasangan suami istri ini mengendarai sepeda motor yang telah dimodifikasi.
• Data Corona 34 Provinsi di Indonesia Jumat (1/5) Pagi, Total 10.118, Sembuh 1.522
• MotoGP Akan Digelar Tanpa Penonton, Valentino Rossi : Itu Memalukan, Kami Membalap untuk Penggemar
Tampak motor dipenuhi sayuran, kelapa muda, dan pakaian mereka.
Keduanya tak mengenakan alas kaki, memakai pakaian seadanya bersama balita berambut pirang yang tertidur di dalam gendongan.
Keduanya mengisi dokumen ke dalam Kantor Imigrasi tanpa mengenakan alas kaki.
Kepada Kompas.com, Mikhail mengatakan mereka tak bisa pulang karena semua pintu masuk menuju Rusia ditutup sehingga dia dan keluarga kecilnya tidak bisa meninggalkan Indonesia.
"Sebelumnya kami berada di Malaysia, kemudian kami terbang ke Indonesia. Rencananya kami hanya dua hari berada di Indonesia dan akan kembali ke Malaysia. Tetapi karena Malaysia juga lockdown, kami memutuskan ke Bali (lewat NTB)," ujar Mikhail dalam bahasa Inggris yang tidak begitu lancar.
Mikhail menjelaskan, dalam situasi tak menentu, sulit untuk pulang ke negaranya, sementara biaya hidup semakin menipis.
Akhirnya, Mikhail dan istri memutuskan untuk ngamen, menerima pemberian orang yang menikmati musiknya untuk membeli makan.
"Saya main musik di Bali, tapi polisi melarang kami, padahal itu untuk untuk membeli makanan dan biaya hidup. Kami punya uang hanya untuk satu bulan kami tinggal di Bali."
"Kemudian kami ke Lombok mencari peluang ngamen. tapi di sini juga sama pintu ditutup," katanya.
Dia juga khawatir jika harus berpindah-pindah karena situasi yng tidak aman bagi kesehatan dia, istri, dan anaknya.
Kata Mikhail, meski dilarang pemerintah mengamen dan mendapatkan uang untuk menyambung hidup, tetapi warga di Indonesia membuatnya nyaman.
"Muslim di Lombok dan di Asia sangat baik dan respect dengan kami, sangat bersahabat, mereka Muslim yang hebat," katanya sambil tersenyum lebar.
Jalani rapid test Menuju Bali tidaklah mudah karena penyeberangan ataupun penerbangan ditutup total dari Lombok atau menuju Lombok, kecuali untuk logistik dan keperluan mendesak.