VIRUS CORONA DI BATAM
Tunggu Hasil Swab, 20 Orang yang Kontak dengan Marbot Masjid Positif Corona di Batam Dikarantina
20 orang yang pernah kontak dengan pasien nomor 34 corona di Batam menjalani karantina, sembari menunggu hasil swab keluar
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Sebanyak 19 orang dijemput petugas mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap untuk menjalani karantina di rumah susun (rusun) BP Batam di Tanjung Uncang, Kecamatan Batuaji, Batam, Rabu (6/5/2020).
Hal itu dilakukan karena belasan orang ini melakukan closed contact dengan pasien Covid-19 nomor 34 di Batam. Sebenarnya ada 20 orang yang kontak langsung. Namun seorang diantaranya merupakan tenaga kesehatan, dan melakukan karantina mandiri di rumahnya.
Proses penjemputan ke 19 warga tersebut di kawasan Batam Kota, sempat alot. Pasalnya ada warga yang sempat keberatan untuk dikarantina karena alasan ekonomi.
Tetapi setelah dilakukan negosiasi, akhirnya pria tersebut bersedia dikarantina.
Camat Batam Kota, Aditya Guntur yang hadir di lokasi penjemputan mengatakan, pihaknya akan memikirkan kebutuhan warga yang keluarganya ditinggalkan untuk menjalankan karantina di Rusun BP Batam.
• Sempat Keberatan Dikarantina, Pria di Batam Ini Akhirnya Luluh Setelah Ada Jaminan dari Pemerintah
• Ibu Menderita Luka Bacok Karena Coba Melerai Perkelahian Kedua Anaknya
Ke 19 orang tersebut sudah menjalani tes swab dan saat ini menunggu hasil pemeriksaan dari BTKL-PP Batam.
"Nanti kurang lebih mereka akan dikarantina selama satu Minggu sambil menunggu hasil pemeriksaan swabnya," ujarnya.
Seperti diketahui, pandemi Covid-19 saat ini sudah berefek ke segala sektor termasuk ke kehidupan sosial masyarakat.
Saat dikonfirmasi terkait antisipasi gejolak sosial yang timbul di tengah masyarakat usai anggota keluarganya dijemput untuk dikarantina, Aditya tidak mampu menjelaskan langkah kongkret itu.
"Kalaupun ada gejolak sosial paling hanya dari media-media sosial, kita harus sama-sama mengontrol bahwasanya ini bukan aib dan wajib menjadi perhatian kita bersama," ujarnya.
Aditya berharap kepada masyarakat agar membangkitkan kesadaran sosial sehingga meminimalisir kesenjangan akibat Covid-19.
"Kita berharap agar masyarakat semua dapat mengikuti anjuran Pemerintah terkait penanganan Covid-19 ini," tutupnya.
Salah seorang istri yang suaminya dikarantina di Rusun BP Batam, menyesalkan tidak adanya sosialisasi yang dilakukan pemerintah terhadap lingkungannya.
Dia khawatir selain efek ekonomi, efek sosial juga akan menimpa keluarganya yang ditinggal oleh suami untuk menjalankan karantina.
"Kita khawatirkan ini akan berefek kepada keluarga kami," ujarnya kecewa.