VIRUS CORONA DI KARIMUN
Tidak Hanya Feri, Pelayaran Antar Pulau Dalam Kabupaten di Karimun Ikut Sepi Akibat Virus Corona
Kondisi berubah sejak pandemi Covid-19. Sejumlah operator speedboat antar pulau dalam kabupaten meniadakan keberangkatan karena sepinya penumpang.
TRIBUNBATAM.id, KARIMUN - Pandemi Covid-19 bukan hanya berdampak pada pelayaran feri internasional dan domestik di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri.
Kondisi yang sama juga dirasakan hingga ke pelayaran speedboat penumpang antar pulau dalam kabupaten.
Seperti yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Berlian, Kecamatan Kundur Utara, Kabupaten Karimun.
Biasanya speedboat penumpang yang berangkat dari Pelabuhan Tanjung Berlian sekitar 10 trip, bahkan lebih per harinya.
Dimana satu speedboat berangkat setiap 45 menit sekali.
Padahal salah satu pelabuhan utama di Pulau Kundur itu hanya melayani rute pelayaran Tanjung Berlian-Tanjungbalai Karimun saja untuk speedboat dalam Kabupaten.
Namun sejak pandemi Covid-19, kondisinya berubah. Sejumlah operator speedboat meniadakan keberangkatan karena sepinya penumpang.
Seorang agen speedboat di Pelabuhan Tanjung Berlian, Eli mengatakan untuk saat ini jumlah pelayaran ke Tanjungbalai Karimun hanya sebanyak empat trip saja.
"Sekarang empat kali saja. Jam 06.40 WIB, 07.30 WIB, 11.40 WIB sama 15.50 WIB," katanya, Kamis (7/5/2020).
Meskipun jumlah trip sedikit, jumlah penumpang yang dibawa speedboat juga tidak banyak.
"Tak sampai 20 sekali berangkat. Sepi sekali sekarang," ungkap Eli.
Kondisi yang sama juga terlihat di Pelabuhan Sri Tanjung Gelam (KPK) Tanjungbalai Karimun.
Pantauan TribunBatam.id, pelabuhan speedboat antar pulau dalam kabupaten tersebut tampak lengang.
• VIDEO - Viral, Pria Ini Kendarai Porsche dan Bagikan Kardus Berisi Sembako dan Uang ke Warga
• Jangan Khawatir, Ini Pesan Bupati Bintan Bagi Warga yang Tak Dapat Bantuan, Masih ada 3 Kriteria
Hanya beberapa penumpang saja yang tampak berlalu lalang. "Sepi sekarang. Tak kayak bulan-bulan puasa sebelumnya. Kalau dulu macam sekarang ini sudah mulai ramai orang balik kampung," kata seorang agen speedboat di Pelabuhan KPK.
Fokus Arus Lalu Lintas Penumpang
Arus lalu lintas penumpang di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri akan difokuskan ke Pelabuhan domestik dan Internasional Tanjungbalai.
Ini dilakukan Pemerintah Kabupaten Karimun untuk lebih mudah dalam mengawasi sekaligus mencegah penyebaran virus Corona di Kabupaten Karimun.
"Orang atau penumpang di Taman Bunga (sebutan lain pelabuhan Tanjungbalai Karimun) saja," ujar Bupati Karimun, Aunur Rafiq.
Pemerintah Kabupaten Karimun meminta pengelola roro membatasi dalam mengangkut penumpang.
Rafiq mengatakan mulai tanggal 30 April 2020, kapal roro dari Kota Batam dan Tanjungpinang hanya untuk membawa barang saja.
"Saya sudah minta kepada ASDP agar roro dari Batam dan Tanjungpinang meniadakan membawa penumpang. Tapi hanya untuk membawa barang saja," kata Rafiq dalam sambutannya saat penyerahan bantuan berupa 33 ribu paket bahan pokok bagi masyarakat di Gedung Nasional, Tanjungbalai.
Sekda Kabupaten Karimun, Muhammad Firmansyah yang diwawancarai mengatakan, langkah tersebut diambil untuk meningkatkan pemantauan terkait Covid-19.
"Agar bisa lebih dipantau. Kemarin roro masuk jam 12 malam. Kami pernah evaluasi ternyata penumpang roro cukup ramai," kata pria yang juga bertugas sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Karimun itu.
Sementara untuk kapal roro rute Pulau Karimun dan Pulau Kundur, menurut Firman kemungkinan masih akan membawa penumpang.
"Kalau ke Selat Beliah (pelabuhan roro di Pulau Kundur) kan masih dalam Karimun," ujarnya.
Batasi Masuknya Feri dari Luar Negeri
Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri membatasi masuknya kapal Internasional dari Malaysia.
Langkah tersebut diambil dalam rapat yang dilaksanakan Gugus Satgas Penanggulangan Covid-19 di Ruang Cempaka Putih, Kantor Bupati Karimun, Senin (23/3/2020).
Dalam kebijakan tersebut disepakati, batas waktu masuknya seluruh kapal yang berasal dari Malaysia adalah pukul 12.00 WIB.
"Jam masuknya kami batasi," kata Bupati Karimun, Aunur Rafiq yang memimpin rapat.
Kebijakan tersebut telah disampaikan dan akan dijalankan oleh Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Tanjungbalai Karimun.
Dengan kebijakan tersebut, maka jumlah pelayaran dari dua pelabuhan di Malaysia juga dibatasi.
Dimana untuk pelayaran dari Kukup hanya sebanyak tiga kali dan dua kali dari Putri Harbour.
Rafiq menyampaikan kebijakan pembatasan pelayaran itu bertujuan untuk mencegah terjadinya penumpukan di Pelabuhan Tanjungbalai Karimun.
Dengan begitu maka penumpang yang tiba dari Malaysia dapat berangkat langsung ke daerah tinggalnya masing-masing.
"Kalau sudah melewati jam itu, mereka harus menginap dan itu berisiko," ungkap Rafiq.
Diketahui sebelumnya, diberlakukannya lockdown oleh Pemerintah Malaysia pada tanggal 18 Maret 2020, membuat Warga Negara Indonesia (WNI) yang umumnya adalah TKI berbondong-bondong pulang melalui Karimun.
Bahkan operator kapal Internasional memberlakukan penambahan pelayaran karena banyaknya WNI yang ingin kembali.
Pada Minggu (22/2/2020), dua kapal tiba di Pelabuhan Internasional Tanjungbalai Karimun pada petang dan malam hari.
Pemerintah Daerah terpaksa menginapkan ratusan penumpang yang berasal dari luar Karimun di GOR Badang Perkasa untuk mengurangi resiko.
Namun pada Senin (23/3/2020) pagi, mereka kembali diantar ke pelabuhan untuk melanjutkan perjalanan ke daerah asal masing-masing.
Tinjau Larangan Salat Berjemaah Selama Pandemi Corona
Sejumlah kebijakan terkait upaya percepatan penanggulangan Covid-19 di Kabupaten Karimun akan kembali ditinjau.
Adapun kebijakan yang akan dievaluasi itu di antaranya mengenai surat edaran terkait imbauan untuk tidak melaksanakan ibadah salat berjamaah sementara waktu.
Peninjauan tersebut akan dilaksanakan di dalam rapat koordinasi (rakor) antar intansi yang tergabung ke dalam Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri.
Hal tersebut disampaikan Bupati Karimun, yang juga Ketua Umum Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Karimun, Aunur Rafiq di Gedung Nasional.
"Kami akan lakukan rakor evaluasi. Di antaranya edaran ibadah salat berjamaah, tarawih hingga Idul Fitri akan kami tinjau kembali. Bagaimana unsur keselamatan dan unsur lainnya," kata Rafiq.
Disampaikan Rafiq, penyebaran Covid-19 di Kabupaten Karimun cukup terkendali. Namun ia menegaskan, kondisi tersebut jangan sampai membuat lengah.
"Kondisi seperti ini tidak membuat lengah. Secara nasional belum aman dan internaisonal juga belum aman," ungkapnya.
Oleh karena itu Ia tetap berharap kepada Gugus Tugas, relawan dan FKPD untuk tetap menjaga kondisi Karimun agar tetap konduaif.
"Mari bersama-sama kita bergandengan tangan menjaga situasi dan kondisi Karimun," ajaknya.(TribunBatam.id/Elhadif Putra)