VIRUS CORONA
Ilmuwan China Temukan Virus Corona di Cairan Sperma, Bisa Menular Lewat Hubungan Seksual?
Selama ini, virus corona atau COVID-19 menyebar melalui tetesan pernapasan atau kontak, virus juga telah terdeteksi dalam tinja, air liur, dan urin
Penulis: Mairi Nandarson | Editor: Mairi Nandarson
TRIBUNBATAM.id, HENAN - Ilmuwan Cina mendeteksi adanya virus corona dalam air mani pria (sperma) yang terinfeksi covid-19.
Seperti dikutip dari channelnewsasia, penemuan ini oleh ilmuwan China di Rumah Sakit Kota Shangqiu, Provinsi Henan ini masih membutuhkan penelitian lanjutan.
Peneliti masih akan melakukan penelitian lanjutan, apakah virus yang ditemukan di sperma tersebut bisa menular lewat hubungan seksual.
• Kisah May Lim, Perjuangan Seorang Ibu Rumah Tangga Saat Suami Terinfeksi Virus Corona
• Bertambah 741 Total Kasus Corona di Singapura 20.939, Dua Petugas Kesehatan Positif Covid-19
• Profil Maria Antonieta Alva, Menteri Keuangan Peru yang Baru Berusia 35 Tahun, Diragukan dan Dipuji
Temuan ilmuwan China itu berdasarkan studi pasien coronavirus di rumah sakit Cina itu diterbitkan dalam jurnal medis JAMA Network Open, Kamis (7/5/2020).
Selama ini, virus corona atau COVID-19 menyebar melalui tetesan pernapasan atau kontak, virus juga telah terdeteksi dalam tinja, air liur, dan urin.
Para peneliti di Rumah Sakit Kota Shangqiu di Provinsi Henan Cina melakukan penelitian untuk menentukan apakah virus itu ada dalam air mani.
Mereka menguji air mani 38 pasien coronavirus berusia 15 hingga 50-an.
Bahan genetik dari coronavirus ditemukan dalam sperma enam pasien, empat di antaranya berada pada tahap infeksi akut dan dua di antaranya pulih.
Para peneliti mencatat penelitian ini dibatasi oleh ukuran sampel yang kecil dan penelitian lebih lanjut akan diperlukan untuk menentukan apakah virus dapat ditularkan melalui hubungan seksual.
"Jika dapat dibuktikan bahwa SARS-CoV-2 dapat ditularkan secara seksual dalam studi di masa depan, penularan seksual mungkin menjadi bagian penting dari pencegahan penularan," kata penelitian itu.
"Penggunaan kondom dapat dianggap sebagai sarana pencegahan untuk pasien ini," katanya. (cna/son)