Sosok Almarhum Djoko Santoso, Mantan Panglima TNI Gagah Berani: Sukses Redam Konflik Maluku

Djoko Santoso mengembuskan napas terakhir setelah sempat dirawat beberapa hari pasca-operasi karena pendarahan di otak.

(KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO)
Panglima TNI Djoko Santoso 

TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso meninggal dunia, Minggu (10/5/2020).

Djoko Santoso mengembuskan napas terakhir setelah sempat dirawat beberapa hari pasca-operasi karena pendarahan di otak.

“Wafat pagi ini setelah beberapa hari dirawat pascapendarahan,” kata Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Gerindra Habiburokhman.

Untuk menghormati jasa-jasa sang jenderal, seluruh satuan jajaran TNI/TNI Angkatan Darat mulai hari ini mengibarkan bendera setengah tiang.

Profil

Djoko merupakan Panglima TNI pada periode 2007-2010. Kemudian, dia terjun ke dunia politik dan menjabat sebagai anggota Dewan Pembina Partai Gerindra.

Ia pun pernah menjabat sebagai Ketua Badan Pemenangan Nasional untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019. 

Pria kelahiran Surakarta, Jawa Tengah, 8 September 1952 ini mengawali Karier militernya dimulai dengan menjabat sebagai Komandan Peleton 1 Kompi Senapan A Yonif 121/Macan Kumbang.

Setelah menyandang status sebagai perwira tinggi ia memulai kariernya dengan menjabat Waassospol Kaster TNI (1998), Kasdam IV/Diponegoro (2000), Pangdivif 2/Kostrad (2001).

Saat menjabat Panglima Kodam XVI/Pattimura dan Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan (Pangkoopslihkam) 2002-2003, nama Djoko Santosa menjadi terkenal.

Ia berhasil dengan gemilang meredam konflik di Maluku, diteruskan dengan jabatan berikutnya sebagai Panglima Kodam Jaya Maret 2003 – Oktober 2003.

Dari situ, karier Djoko Santoso terus melejit hingga menjadi Wakil Kepala Staf TNI-AD (Wakasad) tahun 2003, Kepala Staf TNI-AD (Kasad) pada tahun 2005, dan akhirnya Panglima TNI pada tahun 2007-2010.

Dikutip dari Wikipedia, Djoko Santoso menyelesaikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Surakarta.

Setelahnya, Djoko Santoso lalu masuk Akademi militer dan dinyatakan lulus pada tahun 1975.

Setelah lulus, pada tahun 1976 ia mengikuti Kursus Dasar Kecabangan Infanteri (Sussarcabif), Kursus Lanjutan Perwira Tempur (Suslapapur) tahun 1987, Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) tahun 1990 dan Lemhannas tahun 2005.

Santoso melanjutkan S1 Sarjana Ilmu Politik dan S2 Manajemen Politik di Universitas Terbuka, Jakarta.

Karier Militer

Seperti telah disebutkan di atas, almarhum Djoko Santoso memulai karier militernya sebagai Danton-I/A/121/II pada tahun 1976. 

Tahun 1978 ia diserahi jabatan ADC Pangdam I/Bukit Barisan. 

Tahun 1980, Djoko Santoso dipercayai menjabat ADC Pangkostrad. 

Di tahun yang sama ia diserahi tugas sebagai Danki-A Yonif Linud 502. 

Tiga tahun kemudian, ia diangkas sebagai Kasi-2/Ops Yonif Linud 502. 

Tahun 1987 ia menjabat Kasipam Dispamsanad.

Dan seterusnya sebagai Wakil Komandan Yonif Linud 328/Kostrad pada tahun 1988, Danyonif linud 330/Kostrad tahun 1990. 

Komandan Yonif Linud 330/Kostrad di tahun 1990, Assospoldam Jaya tahun 1995. 

Tahun 1997, almarhum ditunjuk sebagai Komandan Korem 072/Pamungkas. 

Pada tahun 1998 ditunjuk sebagai Waassospol Kassospol ABRI. 

Menjabat Kepala Staf Kodam IV/Diponegoro di tahun 2000, Panglima Divisi Infanteri 2/Kostrad tahun 2001. 

Panglima Kodam XVI/Pattimura di tahun 2002, Panglima Kodam Jaya pada tahun 2003. 

Di tahun yang sama, ia lalu dilantik sebaagai  Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat. 

Dan kemudian pada tahun 2007 ia diserahi amanah sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) hingga tahun 2010.

Penghargaan

Almarhum Djoko Santoso banyak mendapat penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri. 

Di dalam negeri ia mendapat penghargaan: Satyalancana Seroja, Satyalancana Kesetiaan XXIV Tahun, Bintang Yudha Dharma Pratama, Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, Bintang Yudha Dharma Nararya, Bintang Dharma, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, Bintang Bhayangkara Utama, Bintang Kartika Eka Paksi Utama, Bintang Mahaputra Adipradana

Di luar negeri, almarhum telah mendapatkan penghargaan: Pingat Jasa Gemilang (Singapura), The Knight Grand Cross of The Most Noble Order of The Crown of Thailand, Distinguished Service Order (Thailand), Darjah Paduka Keberanian Laila Terbilang Yang Amat Gemilang Darjah Pertama (Brunei)
Pahlawan Gagah Angkatan Tentera (Malaysia). (Kompas.com.com/Wikipedia/tribunmanado.co.id)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved