TRIBUN WIKI

Mengenal Maladaptive Day Dreaming, Melamun Secara Intensif, Teralihkan Dari Kehidupan Nyata

Maladaptive day dreaming merupakan kondisi di mana seseorang melamun secara intensif sehinggga teralihkan dari kehidupan nyata.

Editor: Eko Setiawan
Googleplus/ Jona Risto
kebanyak melamun 

TRIBUNBATAM.id - Melamun sering kali dilakukan tanpa sadar.

Aktivitas ini tak jarang dilakukan secara berlarut-larut hingga membuaang waktu.

Jika itu sering terjadi, kemungkinan besar Anda mengalami maladaptive daydreaming.

Kondisi kejiawaan ini pertama kali diidentifikasi oleh Profesor Eliezer Somer dari University of Haifa di Israel.

Meski bukan termasuk bagian dari gangguan kejiwaan secara resmi, para ahli setuju kondisi ini bisa menimbulkan gangguan dan efek nyata pada kehidupan sehari-hari penderitanya.

Maladaptive day dreaming merupakan kondisi di mana seseorang melamun secara intensif sehinggga teralihkan dari kehidupan nyata.

Ada banyak hal yang bisa menjadi pemicunya, antara lain sebagai berikut:

- Topik pembicaraan

- Rangsangan sensorik

- Pengalaman fisik.

Gejala

Melansir Kompas dari laman Healthline, seseorang yang mengalami maladaptive daydreaming bisa mengalami hal-hal berikut:

- Lamunan yang sangat jelas dengan karakter mereka sendiri, pengaturan, plot, dan detail lainnya, seperti fitur cerita

- Lamunan dipicu oleh peristiwa kehidupan nyata

- Kesulitan menyelesaikan tugas sehari-hari

- Sulit tidur di malam hari

- Keinginan luar biasa untuk terus melamun

- Melakukan gerakan berulang sambil melamun

- Membuat ekspresi wajah sambil melamun

- Berbisik dan berbicara sambil melamun

- Melamun untuk waktu yang lama (banyak menit hingga berjam-jam)

Para ahli masih tidak yakin apa yang menyebabkan lamunan maladaptif.

Banyak orang mengira penderita maladaptive daydreaming sama dengan skizofrenia.

Namun, penderita skizofrenia tidak dapat membedakan antara kenyataan dan fantasi.

Sedangkan penderita maladaptive daydreaming masih mengakui bahwa apa yang menjadi lamunan mereka bukan hal yang nyata.

Lalu, bisakah maladaptvive daydreaming menyebabkan gangguan psikologis lainnya?

Mereka yang mengalami maladaptive daydreaming juga berisiko mengalami hal berikut:

- Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD)

- Depresi obsesif-kompulsif (OCD).

Cara mengatasi

Tidak ada pengobatan resmi untuk mengatasi gangguan ini.

Namun, salah satu riset membuktikan pemberian fluvoxamine sangat efektif untuk membantu penderita maladaptive daydeaming mengendalikan lamunannya.

Jenis obat tersebut biasanya juga digunakan untuk mengatasi pasien obsesif-kompulsif.

Pengobatan juga bisa dilakukan dengan cara berikut:

- Mengurangi kelelahan

Hal ini bisa dilakukan melalui peningkatan jumlah atau kualitas tidur.

Pasien biasanya juga diminta untuk menggunakan stimulan seperti kafein untuk memerangi kelelahan di siang hari.

- Menyadari gejala

Memberi tahu orang lain tentang gejala tersebut dapat membantu kita untuk mengalihkan lamunan.

- Identifikasi dan hindari pemicu

Membuat catatan harian tentang kapan lamunan terjadi dapat membantu mengidentifikasi aktivitas atau rangsangan pemicu.

- Terapi

Metode ini dapat membantu mengidentifikasi pemicu dan penyebab mendasar dari melamun maladaptif.

Teknik terapi seperti terapi perilaku kognitif (CBT) dapat membantu mengungkap masalah yang mendasarinya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sering Melamun hingga Lupa Waktu, Waspadai "Maladaptive Daydreaming".

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved