VIRUS CORONA

Kronologi Pasien Covid-19 Memilih Berobat ke Dukun dan Menolak Jalani Isolasi di Rumah Sakit

Seoran wanita E (42) yang dinyatakan positif covid-19 menolak menjalani isolasi diri di Rumah Sakit Umum Daerah Cileungsi.

TRIBUN/ALFANDI SIMAMORA
Ilustrasi/ Petugas medis dari Tim Gugus Penanggulangan Covid-19 saat mendatangi rumah keluarga pasien positif covid-19 di Bintan untuk mengambil sampel swab 

TRIBUNBATAM.id, BOGOR - Seoran wanita E (42) yang dinyatakan positif covid-19 menolak menjalani isolasi diri di Rumah Sakit Umum Daerah Cileungsi.

Perempuan asal Desa Balekambang, Kecamatan Jonggol, Jawa Barat, ini memilih berobat ke dukun, karena menolak menjalani pengobatan di rumah sakit.

Padahal, dia sudah sempat menjalani perawatan di rumah sakit.

Sebab hasil pemeriksaan swab menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR), ia dinyatakan positif terinfeksi virus corona tipe baru penyebab Covid-19.

Sedianya ia dirawat di rumah sakit (RS).

3 Alasan OTG Positif Covid-19 di Batam Wajib Dibawa ke Rumah Sakit, Termasuk Hindari Persekusi

KISAH NYATA Peristiwa Lailatul Qadar di Sulsel, Warga Dihebohkan Cahaya Berkilauan Kegelapan Malam

Tim medis setempat telah memintanya agar wanita ini diisolasi di RS.

Dikutip dari Kompas.com, pasien berinisial E (42) itu ternyata ditemukan di rumah seorang dukun di Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Ibu rumah tangga ini akhirnya dijemput paksa tim Gugus Tugas Covid-19 Bogor untuk dibawa ke RS.

Ketua Tim Gugus Tugas Covid-19 Puskesmas Sukamakmur Teguh Yudiana mengatakan, awalnya pasien ini memiliki penyakit seperti tuberkulosis (TBC) dan telah menjalani perawatan di rumah sakit swasta.

"Awalnya dia ke rumah sakit untuk berobat karena sakit TBC. Karena selama dirawat tidak ada perbaikan yang signifikan, ditambah lagi ekonominya, akhirnya dia ke dukun," ucap Teguh ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (13/5/2020).

Menurut Teguh, tim medis menyadari bahwa pasien mengalami gejala virus corona seperti sesak napas dan demam.

Kemudian, pasien tersebut diperiksa dengan rapid test dan hasilnya reaktif.

Ia kemudian dibawa ke lab untuk dilakukan pemeriksaan swab menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR) di rumah sakit itu.

Namun pasien memilih pulang ke rumahnya di Jonggol, sambil menunggu hasil swab keluar.

"Dia memaksa pulang karena suami dan ketemu sama anaknya juga," ujar Teguh.

Beberapa hari kemudian, hasil swab yang keluar menyatakan pasien positif virus corona.

Petugas kesehatan lantas meminta pasien tersebut untuk segera diisolasi di RSUD Cileungsi.

Namun pihak keluarga menolak.

"Pihak RS dan puskesmas koordinasi untuk jemput lagi pasien ini. Ditelepon juga sudah, tapi dia menolak untuk dirawat atau isolasi kembali," ucap Teguh.

Teguh mengatakan, karena pasien berisiko menularkan virus, pihak rumah sakit berkoordinasi dengan puskesmas untuk melakukan penjemputan paksa.

Namun saat didatangi petugas, ibu tersebut dan keluarganya sudah tidak ada di rumahnya di Kecamatan Jonggol.

"Jumat sore sudah tidak ada di rumahnya saat mau dijemput. Akhirnya kita cari mulai Jumat sore sampai Minggu itu enggak ketemu, kan bahaya dia positif," kata Teguh.

Setelah dilacak, tim mendapat informasi bahwa pasien tersebut sedang mencari dukun untuk berobat.

Pihak rumah sakit sempat dibuat pusing karena selama tiga hari pencarian, pasien tersebut tak kunjung ditemukan.

Nah pas hari Senin itu jam 12.00 dapat kabar bahwa pasien ini berobat ke dukun.

Memang di Sukamakmur ada dukun yang tenar bisa mengobati segala macam penyakit katanya.

"Kecurigaan kita benar, ternyata pasien ada di sana setelah kita cek nama dia," kata Teguh.

Menurut Teguh, tim akhirnya berhasil menemukan pasien yang sedang bersama suami dan anaknya di rumah seorang dukun.

Sebanyak delapan petugas medis mengenakan pakaian alat pelindung diri (APD) langsung menjemput pasien di rumah dukun tersebut.

Pasien bersama suami dan anaknya kemudian dibawa dengan menggunakan mobil ambulans ke RSUD Cileungsi.

Keluarga dan dukun menjadi ODP Tim Gugus Tugas juga memeriksa kondisi para pasien yang berobat ke dukun.

Begitu juga dengan lingkungan sekitar dan ruang pemeriksaan kamar pasien.

"Pas kita ke sana, ternyata mereka kaget dan pengakuannya sudah 2 hari di sana, berbaur dengan warga yang sedang berobat ke dukun, ada sekitar 10 orang. Jadi dukun ini juga menerima rawat inap di sana," kata Teguh.

Sejauh ini, ada 11 orang yang berstatus orang dalam pemantauan (ODP) setelah melakukan kontak dengan pasien.

"Kita sudah tracing pendataan disinfektan, pembagian masker. Nanti rencana kita mau tes kepada 10 orang termasuk dukun itu, kemudian isolasi mandiri itu yang penting," kata Teguh. (*)

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Menghilang 3 Hari, Pasien Corona Ini Ternyata Berobat ke Dukun, Ini Akibatnya

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved