VIRUS CORONA DI MALAYSIA
Longgarkan Lockdown, Malaysia Cabut Larangan Shalat Berjemaah Menjelang Idul Fitri
Malaysia melonggarkan lockdown. Menjelang Hari Raya Idul Fitri, pemerintah Malaysia umumkan akan mencabut larangan shalat berjemaah di masjid-masjid.
TRIBUNBATAM.id, KUALA LUMPUR - Malaysia merupakan salah satu negara di dunia yang memilih kebijakan lockdwon untuk memutus rantai penyebaran virus Corona atau Covid-19.
Menjelang Hari Raya Idul Fitri, pemerintah Malaysia mengumumkan akan mencabut larangan shalat berjemaah di masjid-masjid mulai Jumat dan menjelang.
Berita ini datang setelah sebelumnya pemerintah Malaysia mengumumkan membuka kembali kegiatan bisnis di negaranya.
Dilansir Bangkok Post, secara bertahap pemerintah Malaysia memang telah melonggarkan aturan batasan (lockdown) yang membantu menghalangi penyebaran virus Corona.
Hari yang dirayakan seluruh umat Islam di dunia itu akan berlangsung pada 24 Mei mendatang sekaligus menandakan berakhirnya bulan Ramadhan.
Sejauh ini diketahui Malaysia memiliki angka infeksi akibat Covid-19 sebanyak 6.819 dan 112 kematian.
• Ekonomi Malaysia Merosot Usai Berlakukan MCO, Catat Angka 0,7 Persen di Kuartal I 2020
Ibu kotanya, Kuala Lumpur, adalah salah satu wilayah federal Malaysia yang mengizinkan shalat berjemaah dengan batasan maksimal 30 orang atau kurang dari itu.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Agama Malaysia, Zulkifli Mohammad Al-Bakri.
"Meski pun ibadah di dalam Islam tak terbatas pada masjid dan surau, hal itu memiliki efek mendalam pada perkembangan spiritual umat Islam," ujar Al-Bakri pada wartawan pada Kamis.
Langkah pencabutan larangan shalat berjemaah itu tidak termasuk 12 negara bagian Malaysia lainnya yang punya Undang Undang mereka sendiri tentang urusan agama.
Namun, Zulkifli mengatakan mereka bebas untuk ambil tindakan serupa jika mereka menginginkannya.
Shalat berjemaah telah dilarang sejak pertengahan Maret lalu dalam lockdown parsial setelah lebih dari 2.300 terinfeksi dalam wabah besar di negara itu.
Terlebih, ketika pertemuan keagamaan di sebuah masjid yang dihadiri sekitar 16.000 orang.
Meski pun kasus infeksi harian baru terus menurun, sekolah dan perguruan tinggi akan tetap ditutup hingga 9 Juni.
Otoritas kesehatan telah mengidentifikasi enam klaster yang melibatkan sekolah agama Islam, dengan 635 siswa dan stafnya dinyatakan positif terjangkit virus Corona.
Ada pun empat klaster lainnya terkait dengan kegiatan unjuk rasa.
Malaysia Umumkan Perpanjang Pembatasan Wilayah hingga 9 Juni, Tekan Penyebaran Covid-19
Berbagai kebijakan dipilih pemerintah Malaysia demi memutuskan rantai penyebaran virus Corona atau Covid-19.
Yang terbaru, Malaysia telah mengumkan akan memperpanjang penguncian wilayahnya.
Kebijakan ini akan berlaku sampai 9 Juni 2020 mendatang.
Hal ini merupakan perpanjangan keempat sejak kebijakan pembatasan sosial dalam rangka pencegahan penularan Covid-19 diberlakukan pada 18 Maret 2020 lalu.
Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengatakan, meskipun pemerintah melihat banyak perkembangan positif dalam perjuangan melawan Covid-19, upaya tersebut belum sepenuhnya berhasil.
"Saya menyadari bahwa orang ingin pemerintah untuk terus mengambil langkah yang diperlukan untuk memerangi epidemi," kata Muhyiddin seperti dilansir dari channelnewsasia, 10 Mei 2020.
Atas saran dari Kementerian Kesehatan dan Keamanan Nasional, lanjut dia, aturan diperpanjang empat minggu lagi atau sampai 9 Juni 2020.
Penguncian sebagian wilayah ini, sebelumnya telah diperpanjang tiga kali, masing-masing selama dua minggu.
Di bawah penguncian sebagian, bisnis dan sekolah ditutup.
Tak hanya itu, perjalanan domestik dan internasional juga telah dilarang.
Terdapat tanda-tanda bahwa pembatasan telah berhasil menurunkan jumlah infeksi baru di Malaysia.
Kasus-kasus baru pun mengalami perlambatan, di mana kenaikan tiga digit menjadi dua digit mulai pertengahan April.
Sejauh ini, Negeri Jiran telah melaporkan 6.656 kasus, dengan hampir 75 persen atau 5.025 pasien dinyatakan sembuh.
Kasus kematian yang terjadi di negara ini sebanyak 108 kasus.
Sementara itu di seluruh negeri, 94,4 persen wilayahnya saat ini dikategorikan sebagai zona hijau atau daerah tanpa infeksi baru selama dua pekan.
Ekonomi
Sebagai langkah mengurai dampak ekonomi, pemerintah meluncurkan tiga paket stimulus ekonomi senilai RM 260 miliar atau setara 60 miliar US dollar.
Muhyiddin menyampaikan, total kerugian akibat pembatasan diperkirakan mencapai angka RM 63 miliar.
Pemerintah telah meringankan beberapa aturan pembatasan, dengan memungkinkan mayoritas sektor ekonomi melanjutkan operasi mereka di bawah syarat-syarat yang ada.
Pada Minggu (10/5/2020), diperkirakan terdapat 6,4 juta orang atau hampir setengah dari tenaga kerja di negara ini telah kembali bekerja.
Semua aturan dan prosedur operasi standar (SOP) yang dilakukan pemerintah tetap akan berlaku hingga 9 Juni 2020.
Jika terdapat perubahan pada SOP atau daftar sektor yang diizinkan untuk beroperasi, maka akan diumumkan dari waktu ke waktu.
Tempat ibadah
Kegiatan keagamaan dan majelis belum diizinkan untuk beroperasi.
Namun, saat ini Departemen Pengembangan Islam Malaysia tengah menyelesaikan SOP yang harus diikuti oleh jemaat.
Setelah siap, SOP akan disampaikan kepada raja dan pemerintah, kemudian akan mengumumkan izin untuk shalat di masjid.
Hal yang sama juga berlaku untuk gereja dan rumah ibadah lainnya.
Muhyiddin menegaskan, orang tidak akan diizinkan melintasi negara untuk merayakan sejumlah festival, termasuk Hari Raya Idul Fitri.
Sementara pertemuan hingga 20 orang diperbolehkan selama perayaan.
"Setiap keluarga harus mematuhi SOP, seperti menjaga jarak sosial, memakai masker, dan mempraktikkan kebersihan diri termasuk menggunakan pembersih tangan selama perayaan," ujar dia.
(*)
• VIDEO - Imbas Lockdown Malaysia, Kursi Bioskop di Mal Jamuran
• VIDEO - Viral Tas dan Sepatu di Mal Jamuran, Imbas Lockdown 2 Bulan di Malaysia
• Pusat Perbelanjaan Malaysia Tutup 2 Bulan, Viral Gambar Barang-barang Jualan Berjamur
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menjelang Idul Fitri, Malaysia Cabut Larangan Shalat Berjemaah".