Ronda Malam Berujung Maut, Pria Berkebutuhan Khusus Tewas Dijegal: Saya Tak Niat Membunuh
Sarto, seorang warga yang memiliki keterbelakangan mental tewas setelah kepalanya terbentur aspal karena dijegal oleh AP alias Gaguk saat ronda malam.
TRIBUNBATAM.id, TULUNGAGUNG- Sungguh malang nasib pria keterbelakangan mental ini.
Nyawanya melayang lantaran dijegal petugas ronda malam.
Berikut ini kronologi lengkap ronda malam berujung maut, yang menyebabkan seorang warga berketerbelakangan mental tewas dijegal.
Sarto, seorang warga yang memiliki keterbelakangan mental tewas setelah kepalanya terbentur aspal karena dijegal oleh AP alias Gaguk saat ronda malam.
Gerak-gerik Sarto yang datang ke kawasan Desa Demuk menuai kecurigaan dan justru membuatnya meregang nyawa.
Ronda malam yang dilakukan warga Desa Demuk, Kecamatan Pucanglaban, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, berujung maut.
• Hati-hati Dengan Gangguan Kecemasan, Itu Merupakan Kesehatan Mental Bagi Manusia
• Kisah Kakak Adik 2 Hari Tak Makan, Tanya Nasi Saat Petugas ke Rumah, Ternyata Keterbelakangan Mental

Ronda malam itu dilakukan untuk mencegah orang asing masuk ke Desa Demuk. Nahas, salah satu peserta ronda tak sengaja membuat orang asing yang melintasi wilayah desa itu meninggal.
Peristiwa peserta ronda menghalau orang asing itu terekam dalam sebuah video dan viral di media sosial.
Orang asing itu meninggal setelah diserang salah satu warga yang ikut meronda berinisial AP alias Gaguk. Insiden itu terjadi pada Rabu (13/5/2020).
Awalnya, warga yang meronda melihat orang asing masuk ke wilayah Desa Demuk sembari membawa pisau.
Warga pun khawatir dengan gerak gerik orang asing itu. Sejumlah warga terlihat mengepung orang asing itu untuk mengambil pisau yang ada di tangannya.
AP alias Gaguk merupakan salah satu warga yang mengepung. Saat warga lain mengalihkan perhatian, AP alias Gaguk menjegal kaki dan menjatuhkan orang asing itu ke aspal.
• Diungkap Raffi Ahmad, Luna Maya Ditaksir Pria Asal Korea Selatan, Ini Bikin Gokil Semua Orang
• Ramalan Zodiak 16 Mei 2020 :Cancer Akan Rasakan Kesedihan, Namun Kemudian Indah Pada Waktunya
Terdengar bunyi benturan saat kepala bagian kanan orang asing itu membentur aspal. Laki-laki yang diketahui bernama Sarto itu tak sadarkan diri akibat benturan itu.
Karena kondisinya memburuk, Sarto dilarikan ke RSUD dr Iskak Tulungagung. Tapi, nyawa Sarto tak tertolong.
Belakangan diketahui, Sarto merupakan warga Dusun Jati, Desa Maron, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar.
"Malam itu korban berjalan kaki dari rumahnya sampai masuk wilayah Desa Demuk," kata Kapolres Tulungagung, AKBP Eva Guna Pandia seperti dikutip dari Surya.co.id, Jumat (15/5/2020).
Setelah kejadian itu, polisi menangkap AP alias Gaguk. AP diduga melakukan penganiayaan kepada korban.
"AP kemudian kami amankan karena telah melakukan penganiayaan hingga mengakibatkan korban meninggal dunia," kata EG Pandia.
Pelaku mengaku tak sengaja
AP tak banyak bicara terkait insiden itu. Kepada polisi, ia mengaku tak sengaja membuat Sarto meninggal.
Menurutnya, ronda malam memang rutin digelar warga Desa Demuk selama pandemi virus corona baru atau Covid-19.
"Selama pandemi corona kan jaga supaya tidak ada orang asing yang masuk ke desa," ujar AP.
Warga, kata AP, khawatir saat melihat Sarto menenteng pisau. Ia pun berinisiatif melumpuhkan Sarto dari belakang untuk mengambil pisau tersebut.
Tapi, ia tak menyangka ternyata serangan itu berakibat fatal.
"Saya tidak berniat membunuhnya," tegas AP.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari warga, Sarto mengidap keterbelakangan mental. Sarto mengumpulkan kayu bakar di hutan untuk melengkapi kebutuhan sehari-hari.
• Nasib Rumah Mewah Milik Gitaris Led Zeppelin & Vincente Minnelli Tak Terurus Hingga Buat Ritual
• Jawaban Menohok Shandy Aulia Saat Bayinya Disebut Kurang Gizi oleh Warganet di Instagram
Sejak Corona Kampung Dijaga Ketat
Sejak corona merebak, banyak warga desa yang mandiri melakukan isolasi dan menjaga ketat kampungnya.
Namun, tak sedikit yang maish ngeyel bahkan melakukan aksi tak pantas saat diperingatkan.
Sebuah video viral menunjukkan aksi seorang pria yang mengaku anggota Mabes Polri ngamuk saat diingatkan untuk memakai masker.
Pria bertubuh kekar itu terlihat memasuki kawasan komplek Perumahan Taman Rezeki, Jalan Mayor Oking, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor.
Petugas keamanan yang menyaksikannya tidak memakai masker berusaha menegurnya.
Pasalnya, di depan kompleks perumahan jelas tertera imbauan untuk memakai masker sebelum memasuki kawasan perumahan.
Namun, pemuda yang tampak memakai kaos ketat dan celana pendek itu justru murka dan mengamuk.
Dalam video yang dibagikan oleh akun Instagram @bogor24update ini, pemuda itu terlihat menantang seorang pria paruh baya memakai baju putih.
Sesekali ia menunjukkan gerakan kuda-kuda untuk siap melayangkan tendangan.

Terlihat beberapa kali ia mencoba melayangkan tendangan dan pukulan pada pria paruh baya itu.
Namun, beruntung petugas keamanan dan beberapa pria lainnya melerai insiden itu.
Saksi pun menceritakan kronologi lengkap peristiwa itu.
Dikutip TribunMataram.com dari TribunBogor.com, diakui oleh petugas keamanan komplek, Ibnu (20), yang juga turut melerai perkelahian yang nyaris terjadi tersebut.
"Iya betul, kejadiannya di sini. Sekitar jam 10.00 WIB hari Minggu (12/4/2020)," kata Ibnu, Selasa (14/4/2020).
Video pria yang mengamuk karena tak terima ditegur ini juga beredar di media sosial.
Ibnu mengatakan bahwa kejadian itu direkam oleh salah satu penghuni komplek yang kebetulan baru pulang sehabis belanja.
Pria tersebut, kata Ibnu, nyaris baku hantam dengan ketua pengurus komplek yang kebetulan berada di sekitar lokasi kejadian.
"Dia abis olahraga mungkin ya.
Dia bukan warga perumahan ini.
Masuk komplek ini mau ke ATM.
Dia bawa masker tapi cuma dipegang.
Saya tegur tiga kali untuk dipakai maskernya, dia sepelein.
Ditegur keempat kalinya sama pengurus komplek sini," kata Ibnu.
Setelah itu, kata dia, malah terjadi cekcok antara keduanya dan Ibnu pun berusaha melerai.
Beruntung, kata Ibnu, perkelahian itu berhasil dia cegah.
"Gak ada yang kena, gak ada yang sampai kena pukul, keburu dilerai. Kejadiannya 10 menitan. Orang itu terus langsung pergi," kata Ibnu.
Mengaku aparat
Pria yang tak terima ditegur karena tak pakai masker itu diakui Ibnu sempat mengaku sebagai anggota aparat sebuah instansi.
"Dia ngakunya dari mabes, dia bilang kerja di mabes," kata Ibnu.
Bahkan setelah informasi tersebut menyebar, TNI dan Polri berdatangan ke lokasi memeriksa tentang apa yang sebenarnya terjadi.
"Gak tahu dia orang mana, tapi udah ditanganin sih, Propam udah dateng, PM udah dateng, Polsek sini juga udah dateng.
Masih dicari, dia bener anggota apa bukan," ungkap Ibnu.
Dia juga menyayangkan bahwa pria itu tidak memperhatikan spanduk yang dipasang di pintu portal komplek yang mana siapapun yang masuk komplek wajib pakai masker.
"Siapapun yang masuk Komplek Taman Rezeki wajib pakai masker, ini aturan perumahan yang juga udah ngikutin peraturan pemerintah. Kita udah pasang banner. Waktu kejadian itu, banner ini udah ada, malah udah semingguan dipasang," ungkap Ibnu.
(Kompas.com/*) (TribunMataram.com/ Salma Fenty)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kronologi Ronda Malam Berujung Maut, Pelaku: Saya Tidak Berniat Membunuhnya".
BACA JUGA Tribunnews.com dengan judul Ronda Malam Berakhir Maut, Pria Keterbelakangan Mental Tewas Dijegal 'Saya Tak Niat Membunuh'.