Dekat dengan Batam, Singapura Bertahap Buka Perbatasan, Bisa Transit di Bandara Changi Mulai 2 Juni

Pemerintah Singapura mulai merancang membuka perbatasan setelah pengetatan karena virus Corona.

straitstimes.com
Turis yang tiba di Bandara Changi Singapura (16/3/2020). 

TRIBUNBATAM.id, SINGAPURA - Pemerintah Singapura mulai merancang membuka perbatasan setelah pengetatan karena virus Corona.

Otoritas Penerbangan Sipil Singapura (CAAS) pada Rabu (20/5) mengumumkan, negeri Merlion secara bertahap akan mengizinkan para pelancong untuk transit melalui Bandara Changi mulai 2 Juni.

"Ini adalah bagian dari strategi Singapura untuk secara bertahap membuka kembali transportasi udara guna memenuhi kebutuhan ekonomi kita dan orang-orang kita, sambil memastikan perlindungan yang memadai untuk perjalanan yang aman," kata CAAS seperti dikutip Channelnewsasia.com.

Maskapai harus mengajukan proposal untuk jalur transit melalui Bandara Changi ke CAAS. Kemudian, otoritas akan mengevaluasi dengan mempertimbangkan keselamatan penerbangan, kesehatan masyarakat, serta kesehatan penumpang dan awak pesawat.

Saat ini, penumpang warga negara asing hanya boleh transit melalui Singapura jika berada di penerbangan pemulangan mereka ke tanah air alias repatriasi yang diatur oleh pemerintah mereka.

Minim Penumpang, Kapal Tujuan Singapura dari Pelabuhan Harbour Bay Batam Batal Berangkat

CAAS mengatakan, akan menerapkan "langkah-langkah ketat" untuk memastikan penumpang transit tetap di fasilitas yang mereka tunjuk di daerah transit dan tidak berbaur dengan penumpang lain di Bandara Changi.

Staf bandara juga harus mengenakan alat pelindung diri saat berinteraksi dengan penumpang transit. "Tindakan pencegahan, seperti jaga jarak aman, pengambilan suhu untuk penumpang dan staf, akan terus ditegakkan," ujar CAAS.

Buka Perbatasan

Singapura secara bertahap akan membuka kembali perbatasannya yang memungkinkan penduduknya melakukan kegiatan penting di luar negeri dan orang asing untuk masuk juga transit di negeri Merlion.

"Kami akan melakukannya dengan hati-hati, dengan tindakan pencegahan dan perlindungan yang diperlukan," kata Kementerian Kesehatan Singapura, Selasa (19/5), seperti dikutip Channelnewsasia.com.

Posisi Singapura berbatasan langsung dengan Batam.

Singapura akan keluar dari "pemutus sirkuit", kebijakan pembatasan untuk mengekang penyebaran virus corona baru, pada 1 Juni, dan membuka kembali kegiatan ekonomi secara bertahap.

Tetapi, pembukaan kembali perbatasan Singapura akan "dinilai dan dilaksanakan secara terpisah dari tiga fase pencabutan pemutus sirkuit yang luas" karena situasi global tetap "bergejolak".

"Singapura saat ini sedang menjajaki kemungkinan uji coba pengaturan jalur hijau dengan beberapa negara yang dinilai memiliki risiko yang setara atau lebih rendah dari penularan masyarakat seperti Singapura, di mana perjalanan penting dalam jumlah terbatas dan dengan perlindungan, bisa dilakukan dengan aman," ujar Kementerian Kesehatan Singapura.

Pembukaan kembali perbatasan juga akan mempertimbangkan untuk memperluas pengaturan tersebut secara bertahap seiring dengan membaiknya kondisi global.

Hingga Selasa (19/5), Singapura memiliki 28.794 kasus virus corona, tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Tapi, sebagian besar adalah pemegang izin kerja yang tinggal di asrama pekerja asing. 

Sementara jumlah kasus baru di masyarakat terus menurun, dari rata-rata enam kasus per hari di pekan sebelumnya, menjadi rata-rata tiga per hari dalam seminggu terakhir. Sampai Minggu (17/5), Singapura sudah melakukan lebih dari 290.000 tes virus corona, atau sekitar 5.100 per 100.000 orang.

Jumlah kasus Corona

Jumlah kasus virus corona baru di Singapura melampaui angka 29.000 pada Rabu (20/5), setelah ada tambahan 570 infeksi baru.

Melansir Channelnewsasia.com, Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan, sebagian besar kasus adalah pemegang izin kerja yang tinggal di asrama pekerja asing.

Dua kasus lagi adalah warga Singapura atau penduduk tetap. Ini membuat total kasus virus corona di negeri Merlion menjadi 29.364, tertinggi di kawasan ASEAN.

Sementara Filipina pada Rabu (20/5) mencatat 279 kasus baru, kenaikan harian tertinggi dalam sembilan hari terakhir, dan tambahan lima kematian.

Mengutip Reuters, Kementerian Kesehatan Filipina menyatakan, total kematian mencapai 842, sementara infeksi menembus angka 13.000, persisnya menjadi 13.221 kasus.

Menteri Kesehatan Francisco Duque menyebutkan dalam sebuah panel senat pada Rabu (20/5), Filipina menghadapi gelombang kedua infeksi, dengan yang pertama terjadi pada Januari ketika tiga orang China dari Wuhan positif Covid-19.

Sedang jumlah kasus virus corona di Malaysia melampaui angka 7.000 pada Rabu (20/5) ketika 31 kasus baru terkonfirmasi, menjadikan total infeksi menjadi 7.009.

Tidak ada kematian baru yang Malaysia catat, sehingga total korban meninggal tetap 114 orang, menurut Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Dr Noor Hisham Abdullah.

"Sepuluh dari pasien baru yang terkonfirmasi adalah kasus impor, sementara 21 adalah transmisi lokal," katanya pada konferensi pers harian seperti dilansir Channelnewsasia.com.

Noor Hisham mengatakan, 60 pasien keluar dari rumahsakit pada Rabu (20/5) setelah pulih dari Covid-19, menjadikan angka kumulatif untuk pemulihan menjadi 5.706 orang.(*)

Sumber: https://internasional.kontan.co.id/news/mulai-2-juni-singapura-izinkan-pelancong-transit-di-bandara-changi

Sumber: Kontan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved